1

1 1 0
                                    

"Oi mbah Lea! Endi sepatuku?!" Teriak sesosok makhluk rimba memanggilku. Namanya Vano. Kami biasa memanggil dia Yanto/ mbah Nova.
"Opi? Ra reti! Ojo takon aku!" Jawabku sambil menahan tawa.
Satu hal yang dapat merubah moodku dengan cepat adalah menjahilu Vano. Cowok itu sering kupanggil dengan sebutan 'nona Nova'. Dia sendiri sering memanggilku 'mbah Lea penjual bakso'. Vano mencari cari sepatunya. Hingga akhirnya ia menemukan sepatunya di selipan rak kelas kami.
'Padahal tadi dia nyari disitu' batinku
"Matamu picek po? Padahal dari tadi itu sepatu disitu. Terus tadi kamu sempet liat ke situ" tanyaku sambil tertawa terbahak bahak





Hari ini hari Jumat. Hari dimana 2 ekskul dilaksanakan, yaitu menggambar dan taekondow. Murid kami sekarang tinggal tersisa 9 orang. Ada Fadhil, Lauren, El, Vano, Rey, aku, Reiga, Rio dan Kenzo. Kami berenam sedang berada di lantai 2, depan kelas kami. Tiga orang lain entah sedang kemana.
'Ujan' batinku sambil melihat ke bawah.
Aku yang gabut pun memutuskan untuk menampung air hujan ditanganku lalu menjatuhkannya kebawah. Vano yang tidak ada kerjaan pun ikut bermain air hujan. Tiba tiba sebuah ide jahil terlintas dikepalaku. Aku tersenyum jahil kemudian menampung air lebih banyak ditanganku dan dengan sengaja melemparkannya ke Vano. Hal itu terus aku ulang sampai dia membalasku. Kegiatan kami berlanjut hingga dehaman dari 2 makhluk dengan muka sus- gak canda. Maksudnya 2 orang yang ada dibelakang kami menjeda kegiatanku merusuhi Vano. Aku menoleh dan mendapati Rey dan El sedang makan dibelakangku.
"Opo? Gelem tak gebuk po?" Tanyaku kasar
|apa? Mau ku gebuk kah?
"Nggak kok aku cuma batuk" jawab Rey dengan muka penuh me- maksudnya muka mencurigakan.
Aku memutar mataku malas kemudian melanjutkann kegiatanku
"Hahahaha.... jahilun Vano adalah jalan ninjaku" ucapku sambil tertawa jahat.
Entah ada masalah apa dengan telinga El hingga dia mendengan kata yang kuucapkan adalah 'Vano adalah jalan ninjaku'. Kami pun adu mulut dan berakhir kejar kejaran.
13.00 WIB, Jam extra menggambat
"Jare Lenthot Vano adalah jalan ninjaku" cerita El pada Reiga dan Rio.
Mereka pun mulai menggosipi hubungan yang kujalani dengan Vano. Hingga satu kalimat yang tidak pernah aku duga meluncur dengan cepat dari mulut orang yang ku suka dari Agustus kemarin
"Kowe demen karo Vano po Le?" Tanyanya
|kamu suka sama Vano kah Le?
"Motomu! Yo ora lah!" Jawabku cepat.
|matamu! Ya enggak lah!
Aku tersenyun sendu sambil memandang karya dari tanganku. Tentu tidak ada yang menyadarinya karena rambut panjangku yang sengaja digerai menutupinya. Senyumku pudar, berganti dengan wajah datar dan tatapan kosong. Aku kehilangan minat gambarku. Dengan cepat aku menyelesaikan gambaranku dan mengumpulkannya
FLASBACK OFF
'Kenapa masih gw inget² sih?' Batinku.
Aku menggoreskan tinta pulpenku diatas kertas. Tidak. Aku tidak menggambar maupun menulis. Hanya ada goresan asal yang tak berbentuk diatas kertas yang kujadikan bahan pelampiasan. Tatapanku beralih memandang 'dia' yang tempat duduknya bersebrangan denganku. Lagu yang kuputar semalam kembali ternguang dikepalaku. Tiab tiba suara guru yang memanggil naba El menyadarkanku dari lamunaku. Aku menoleh ke arahanya dan memilih untuk memperhatikan sejenak. Tiba tiba Rey, Vano, Styven dan Faisal -pura pura- batuk bersamaan dan meminta izin yntyk minum.
'Mejik✨️. Bisa batuk barengan' batinku
Tiba tiba aky terungay akan sesuraru
'Temen anjeng! Jabingan! Aku baru inget aku salah satu kapal yang baru berlayar!' Batinku.
Aku memutuskan untuk melanjutkan mencoret coret kertas.
"Tepuk rangan buat El!" Ucap guruku
Aku meletakan pulpenku dan bertepuk tangan.
'Wkwkwkwkwkwk... HTS, mana sebelah doang njir. Tiap malem aja galau mulu gw' batinku pasrah











































Tamat















A/N:
Wkwkwkwkwkwkw guysss!!!!! Kesampean juga akhirnya buat bikin ini cerpen! Maaf ya kalau ada typo dan segala kesalan disini! Btw ini kisahku and my crush yang depannya N in real life loh! Walaupun dia tahu aku suka dia sekarang dan katanya dia juga suka sama aku. Tapi nggak papa lah. Yang penting nih cerpen udah jadi! Oh ya jangan lupa nantikan cerpen selajutnya.
Cerpen selanjutnta beda kisah ya guys! Tapi tokoh utamanya sama, yaitu Lea! Di cerpen selanjutnya berkisah tentang persaudaraan!
See you next time in my new story!!!

AndaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang