bab 11

20 12 0
                                    




Rembulan sudah menggantikan tugas baskara. Bintang bintang bertaburan disemesta ini. Langit sudah gelap. Sekarang tepat pukul 23.00.

Aku masih belum merasa mengantuk, saat aku sedang menatap plafon rumah ku yang berwarna biru. Aku jadi teringat gelang pemberian zein. Gelang dengan manik biru dan ada inisial Z dan A.

Aku tersenyum saat mengingat bagaimana dia memasangkan gelang itu dengan senyuman manisnya. Aku penasaran dengan orang itu.

Aku memutuskan mencari tahu tentang dia. Tapi hasil nya nihil seperti ada yang sengaja menutupinya dari aku.

Oh ya aku hampir lupa tahun lalu saat mas Bentala kelas 12 ada suatu kasus yang sempat heboh. Aku tak tau kasus apa itu, karena aku tidak peduli dan saat itu aku sedang menyiapkan untuk kelulusan.

Aku mencoba mensearch digoogle tentang SMA ku dan hasil sangat mencengangkan. Ada beberapa kasus yang membuatku merasa janggal. Kasus pertama segerombolan murid senior dari SMA DISOLO membully murid junior. Saat aku ingin memencet artikel itu aku dikejutkan oleh suara pintu dibuka. Saat aku melihat siapa yang membuka pintu ternyata dia adalah ibuku.

"Permisi ibu masuk yaa."

"Iya bu. Ada apa?."

"Kakak belum tidur." Ucap ibuku dengan lemah lembut.

"Ren belum ngantuk buk."

"Besok klo kesiangan gimana. Sekarang kakak tidur yaa. Dilanjutin besok aja tugasnya."

"Baik bu." Ujar ku sambail berjalan kearah tempat tidur dan membaringkan badan ku.

"Selamat malam kakak."

"Malam bu."

Dan aku tertidur melupakan tentang kasus tadi.

Suara riuh pikuk memenuhi gendang telinga ku. Sekarang aku sedang berdesak desak mengantri untuk membeli makanan dikantin. Aku harus berjuang menahan bau ketiak semua murid untuk membeli makanan. Hingga tanpa sadar aku tersenggol sesorang yang bertubuh tinggi dan besar aku terjatuh diantara kerumuanan itu, tak ada yang memperdulikan aku hingga seseorang datang dan menyeretku keparkiran.

"Kamu ga apa apa kan. Ada yang sakit?"

"Enggak. Cuma tadi aku kaget aja."

"Kenapa kamu bawa aku kesini?." Lanjutku.

"Aku sudah masakin kamu lagi. Jadi kamu ga usah repot repot kekantin aku juga bawa 2 bekal ayo makan bareng." Ucapnya panjang lebar. Aku baru pertama kali dengar dia berbicara panjang lebar kepada ku.

"Okeyy makasih."

Kita pun memakan dengan khitmad. Sungguh masakannya sangat enak membuatku ingin nambah dan nambah. Dia memasakan aku ayam asam manis, dia tau apa yang kusuka.

Dia sudah menghabiskan duluan tinggal aku yang tinggal dikit lagi.

Aku melihat dia tersenyum tulus ke arah ku. Seketika aku ingin terbang karena senyumannya.

Aku sudah memyelesaikan makanan ku.

"Zein kamu menganggap aku apa. Kita belum saling kenal tapi kau memberi semua perhatianmu kepadaku."

"Sekaranga aku mengaggamu adalah adekku. Mungkin besok kau temanku. Teman hidupku."

Entah kenapa aku merasakan wajah ku memerah. Aku tersipu karena perkataan nya.






Terimakasih sudah membaca

Jangan lupa vote dan komen

Maaf kalo typo



Zein BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang