Chloe memakai gaun putih yang menutup sampai ke mata kakinya, tapi gaun itu memiliki belahan paha yang cukup tinggi. Dengan bagian atasnya memperlihatkan kedua bahu lembutnya. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan aksesoris bulu di sisi kanan rambut. Membuat dia tampil seperti perempuan murni yang indah. Tidak terjangkau hanya dapat dilihat dengan mata yang kagum.
Semua mata menatap padanya, sang putri yang terbuang kini sudah kembali. Gadis yang dengan bodoh mengakui perasaan lewat sosial media dan ditertawakan banyak pihak. Dia tampil elegan tapi semua yang tahu kisahnya, hanya dapat menemukannya sebagai gadis yang menyedihkan.
Masalahnya mereka yang berasal dari keluarga kaya itu, tidak memiliki empati sama sekali. Mereka mengolok dan membicarakannya di depan maupun belakang tubuhnya. Seolah dia pantas dan layak mendapatkan ucapan-ucapan mengerikan tersebut.
Chloe berada pada lingkaran keluarga kaya itu. Dulu dia tertekan dan terluka, merasa diri berdosa dan hina. Padahal siapa yang mau menaruh hati pada orang yang salah. Kalau dapat mengubahnya, Chloe juga akan memilih menjatuhkan hati pada dia yang tidak perlu mempertanyakan statusnya. Dia lebih suka mencintai sosok yang tidak perlu membuat dirinya sendiri berada dalam kesalahan.
Tapi sejak dulu, cinta tidak bisa diarahkan. Hanya bisa dirasakan dan tidak dapat dihentikan. Sesak pada dadanya saat dia tidak dapat mengatakannya pada siapapun membuat dia menuangkannya ke dalam tulisan. Siapa sangka begitu mudah bagi mereka menemukan penulisnya. Dan bahkan ibu angkatnya sampai tahu kisah itu.
Saat itu, Dean sama sekali tidak bicara. Dia menjauh dari Chloe dan hanya mengatakan kalau dia akan mengurusnya. Dean memang melakukan apa yang dia katakan, hanya sekitar dua hari setelah mengatakannya, seluruh tulisan itu tidak lagi ada. Segalanya dimusnahkan. Hanya saja tidak dapat dihilangkan dari kepala mereka yang sudah membacanya.
Kini kisah itu menjadi bagian hidup Chloe. Dia tidak dapat membersihkan namanya bagaimana pun dia mencoba membuatnya berbeda. Segalanya sudah terlanjur. Dia hanya mampu beradaptasi dengan itu semua.
Chloe menatap kakaknya yang menunggu di dekat tangga. Tangan terulur ke arahnya yang membuat dia meraihnya dengan sepenuh hati. Tersenyum pada Dean secerah matahari di pagi hari.
"Kakak," sebutnya dengan manja seperti biasa. Mengabaikan mata-mata yang coba membuat dia tidak nyaman.
"Kau sangat cantik, Chloe."
Chloe terkekeh. "Ibu memilih gaunnya."
"Ibu tahu yang terbaik untukmu."
Chloe mengangguk. Seperti saat wanita itu mengirimnya pergi. Itu demi kebaikannya.
Mereka melangkah ke arah tengah ruangah. Di sana berdiri seorang perempuan dan beberapa temannya yang sedang menikmati wine mereka. Chloe menatap perempuan asing yang baru pertema dia lihat. Perempuan dengan gaun merah muda itu tampak elegan dan cantik. Wajahnya lembut dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putih rapi.
"Wanda?" Dean memanggil.
Chloe yang mendengar nama itu segera menarik tangannya dari pegangan Dean. Dia menatap kakaknya dengan agak kaku. Kakaknya tidak mengatakan kalau dia akan dikenalkan secepat ini dan kenapa dia juga tidak mendugnya? Bukankah ini normal?
Perempuan yang masih sibuk dengan temannya berbalik akhirnya, menatap pada Dean dengan tatapan yang memancarkan kebahagiaan. Cinta seolah tumbuh dari matanya, membuat segalanya terlihat begitu nyata. Perempuan di depannya jelas tidak terpaksa menikahi Dean. Ini bukan pernikahan bisnis seperti yang didugakan Chloe di awalnya. Melainkan pernikahan yang dipenuhi dengan cinta.
Chloe kecewa? Tampaknya begitu. Meski dia tentu saja tidak menunjukkannya. Malah tersenyum seperti orang bodoh saat melihat pria yang dicintainya memeluk perempuan lain.
Wanda memeluk Dean dengan penuh perasaan. "Oh, aku merindukanmu dua hari ini."
Dean membalasnya dengan sama lembutnya. Tangan Chloe masih berada dalam genggaman pria itu tapi pelukannya untuk perempuan lain. Sungguh menyakitkan.
Sentuhan di pinggangnya, membawa Chloe terkejut. Dia menarik tangannya dari pegangan Dean dengan terkejut. Membawa Dean yang sedang memeluk Wanda juga melepaskan segera pelukan itu.
"Ada apa?" tanya Dean pada adiknya.
Chloe yang mendapatkan pertanyaan itu segera melirik ke arah pria yang baru saja mengejutkannya. Dia menemukan Yohan di sana berdiri tanpa dosa. "Bukan apa-apa."
Yohan tersenyum miring.
Bibir Chloe berkedut tidak senang. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Dia tidak mau menimbulkan kecurigaan tentang sentuhan Yohan yang cukup intim beberapa waktu yang lalu.
"Hm, Chloe, ini tunanganku, Wanda. Dan Wanda, dia adikku. Chloe."
Wanda yang sejak tadi fokus ke arah Dean sekarang mulai memperhatikan sekitarnya. Dia menatap ke arah Chloe dengan antusias. "Hai, Chloe. Dean banyak bercerita tentangmu."
Chloe menjabat tangan Wanda yang terulur. "Benarkah?" Chloe penasaran apa saja yang dikatakan Dean tentang adiknya ini. Dan apakah Wanda sudah mengetahui soal kebenaran perasaannya pada kakaknya yang sudah menjadi rahasia umum?
"Aku senang bisa bertemu denganmu," ucap Wanda yang menarik Chloe mendekat dan memeluknya. "Kita akan menjadi keluarga," ucap Wanda benar-benar terdengar tulus.
Chloe yang mendengarnya juga merasa hangat. "Terima kasih, Wanda."
Wanda melepaskan pelukan. Dia menatap tidak yakin. "Terima kasih?"
"Kau sudah mau bersama kakakku. Dia agak susah mendapatkan pasangan. Jadi saat tahu dia akan menikah, aku cukup terkejut. Dan saat melihatmu, aku tahu kau akan menjadi pasangan yang terbaik untukmu."
Wanda terkekeh. Dia menatap Dean dengan hangat. "Adikmu sangat pandai bicara."
"Bukankah aku sudah mengatakan, dia akan menyambutmu. Kau malah khawatir."
Wanda mengibaskan tangan. "Tidak mudah bagiku bergaul dengan orang lain. Jadi aku sedikit canggung." Wanda kemudian menatap Chloe. "Aku benar-benar senang kau menjadi adik Dean."
Chloe hanya tersenyum tipis.
Tidak lama kemudian kue datang dengan penampilan yang luar biasa. Kue itu cukup tinggi dan tampak mahal. Tapi beberapa segera menepis pemikiran Chloe. Kue itu dibuat sendiri oleh Wanda. Dan Wanda sepertinya membuka toko kuenya sendiri di kota ini.
Chloe menyingkir saat beberapa orang sudah mulai menyibak mendekat. Dia mundur dan terus mundur sampai tubuhnya menabrak tubuh lain yang membuatnya terkejut.
"Maaf," ucapnya berbalik dan segera menatap sosok menjulang di depannya. Wajahnya yang tadi penuh penyesalan, berubah menjadi masam tidak menyenangkan. "Yohan?"
"Tidak berterima kasih tapi malah menatap dengan jengkel? Wah, kau hebat dalam interaksi."
Chloe menatap Yohan memang menahannya agar tidak jatuh. Itu membuat dia menipiskan bibir akhirnya. "Terima kasih," cicitnya kecil.
"Apa?" Yohan mendekat membungkukkan sedikit tubuhnya.
"Terima kasih," ucapnya lagi dengan agak keras. Kali ini Yohan harusnya mendengarnya.
"Kau sepertinya kurang makan, suaramu benar-benar lemah. Aku bahkan tidak mendengar satu hurup pun."
"TERIMA KASIH!" seru gadis itu mengabaikan sekitar. Lebih seperti tidak sadar.
Semua mata menatap padanya. Mereka memberikan pandangan tidak yakin mereka. Wajah Chloe memerah dan dia ingin melarikan diri. Tapi ulang tahun kakaknya bukan tempat dia bisa meninggalkan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Baby (MIN)
RomanceChloe Roach dikirim keluar negeri karena ketahuan jatuh cinta pada kakak angkatnya sendiri, tapi setelah lima tahun di sana gadis itu memutuskan kembali. Dia ingin membangun karirnya di negaranya sendiri. Kabar pernikahan kakaknya menjadi hal pertam...