Chapter 1 : Just For Once

2 1 0
                                    

Semua orang pasti pernah mengalami sebuah mimpi saat mereka tidur.

Entah itu mimpi yang indah, atau yang buruk.

Mimpi yang bisa diingat dan bahkan yang tidak bisa diingat.

Mimpi yang terasa nyata namun juga tidak nyata.

Hanya mereka yang bermimpi saja yang mengetahuinya.



Tetapi aku tidak pernah bermimpi sekalipun.


Entah aku sudah pernah mengalaminya tetapi tidak mengingatnya, aku juga tidak tahu.


Hanya saja, setidaknya untuk sekali saja. Aku ingin merasakan mimpi dalam tidurku.




Umur ku saat ini adalah 15 tahun. Aku duduk di bangku kelas 3 menengah awal.

Kehidupan sekolah ku baik-baik saja. Dari dulu aku cukup pendiam. Bukan karena aku tidak ingin bergaul, tapi aku lebih nyaman sendiri.

Meski begitu, aku punya beberapa teman meski tidak banyak. Aku lebih suka mendengarkan mereka berbicara daripada aku yang berbicara.

Temanku terkadang menyebutku aneh. Tapi aku tidak mempermasalahkannya karena memang beginilah diriku.

Tidak ada hobi khusus, kesukaan dan lainnya. Hanya mengikuti alur hidup sehari-hari yang biasa aku jalani.

Hari itu hari yang biasa. Pagi yang selalu kujalani setiap hari. Aku bangun dari tidur, dan bersiap berangkat sekolah.

Tidak ada sarapan yang disiapkan. Hanya ada uang di atas meja.

Aku selalu membeli sarapan ku sendiri, dan memakannya sendirian.

Kegiatan di sekolah hari ini pun juga sama seperti biasanya. Hanya masuk kelas dan belajar, istirahat sejenak untuk makan dan lalu belajar lagi hingga selesai.

Lalu pulang ke rumah.

Rumah dimana tidak ada yang menungguku untuk pulang.




Ditengah perjalanan pulang, awan menjadi gelap dan hujan pun mulai turun. Orang-orang yang sedang berjalan mulai berlarian mencari tempat untuk berteduh.

Aku mengeluarkan payung dari tas ku dan melanjutkan perjalananku.

Hujan yang turun cukup deras, udara pun menjadi lebih dingin. Aroma tanaman dan jalanan yang dibasahi hujan itu cukup unik. Dan aku menyukainya.

Lalu aku telah sampai dirumah.

'pyarrrr' terdengar suara yang cukup keras dari dalam rumah.

Seperti suara benda yang pecah.

"Kenapa!! Kau ini kenapa lagi hah!!!"

"Sudah kukatakan ........ ......... "

".......... karena kau .......... "

"............ ..........."

"Aaaaaahhhhhh, kau ini memang......"

"Si**** ......... ............"


Suara keributan itu berlanjut.

Terdengar dua orang sedang saling meributkan hal yang mereka ributkan.

Aku menghentikan tangan ku untuk membuka pintu.

Aku berdiri di depan pintu. Mendengar keributan itu.

Kepala ku mulai sakit.

Dadaku terasa sesak.

Aku tidak tahan.

The Story Of A Dream That I See Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang