00. His Loyalty

3 0 0
                                    

DRAFT

Deryl memasuki cafe dengan tulisan "closed" suara kerincing bel yang berada di atas pintu berbunyi dan menyita atensi beberapa orang yang sibuk membersihkan cafe tersebut.

"Pak Deryl, Kak Riang udah nunggu di atas" ucap salah satu karyawati, Deryl mengangguk dan berterima kasih.

Memasuki salah satu ruangan yang berada di lantai atas, Deryl menemukan bahwa Riang sedang tidur dengan suara handphone yang sedang memutar video youtube. Semakin dekat dengan Riang Deryl hanya terkekeh geli akan pacar nya itu.

Mencium pipi dan mematikan aplikasi dengan hati-hati, nyata nya itu membuat Riang terganggu dan membuka mata nya.

"Maaf aku ganggu kamu, lanjut tidur aja ya" ucap Deryl sambil mengelus rambut panjang Riang.

"Kamu udah lama disini? aku ketiduran nungguin kamu" Bukan nya melanjutkan tidur Riang malah duduk dengan tegap dan mendekati Deryl untuk memberikan pelukan.

"Baru aja dateng, pulang sekarang ya? biar kamu bisa lanjut tidur lagi" sudah menjadi kebiasaan Deryl untuk memberikan semua perhatiannya kepada Riang. Itu membuat Riang greget padahal yang harus di perhatiakn lebih itu Deryl sendiri, melihat lelaki itu datang dengan lengan kemeja putih nya yang sudah digulung hingga siku, dasi yang miring serta rambut yang acak-acakan dan jangan lupa juga dengan kantung mata hitam di balik kacamata minus nya.

"Iya, pulang sekarang aja. Aku juga udah masakin makan malam tadi di kitchen cafe" Riang merapihkan tatanan rambut Deryl dan tersenyum.

Seakan waktu terhenti keduanya malah saling tatap dan tersenyum, hingga ketukan pintu mengintrupsikan keduanya.

"Kak Riang, kita semua udah beresin cafe. Izin pulang sekarang ya" dari suara itu ialah Yasmin kepala kitchen sekaligus sekretasis cafe.

Riang menjauh dari Deryl dan membukakan pintu, "Iya Yas, makasih ya. Buat besok jangan lupa cek stock buah-buahan buat menu parfait"

Deryl tersenyum melihat Riang dari belakang, itu sudah menjadi kebiasanya dari dulu bahkan hanya dengan mendengar nama Riang saja Deryl akan terus tersenyum karena membayangkan tatapan lembut yang selalu Riang berikan kepada semua orang.

"Yuk! kok malah bengong sih Ryl?"
Tak terasa selama itu Deryl membayangkan Riang.

Mereka turun dari lantai atas dan melewati Kitchen yang sudah gelap, tak lupa Riang mengunci pintu dan mengecek keadaan cafe lagi dari luar.

Memasuki bulan November Bandung memang sedang musim hujan, sehingga malam ini suhu menjadi lebih dingin dari pada biasanya.

"Malam ini kamu nginep aja ya?" Tanya Deryl terdengar seperti perintah lembut bagi Riang, dan Riang hanya bisa mengangguk tak bisa untuk menolak permintaan lelaki itu.

Di mobil tak banyak yang di ucap karena masing-masing dari mereka lebih nyaman untuk menikmati jalanan situasi kota.

Tak terasa juga mereka telah sampai di rumah minimalis milik Deryl.

Setelah memasuki rumah, Riang pergi ke dapur untuk menghangatkan makanan yang telah di bikin nya tadi.

"Aku bisa angetin sendiri kok yang, kamu istirahat aja udah" Ucap Deryl mencoba untuk memberhentikan kegiatan Riang di dapur.

Riang membalikan badan dan tersenyum "Iya, aku cuman keluarin makanan nya aja kok"

Deryl mengahampiri Riang dan memeluknya, membisikan terima kasih untuk makanan yang telah dibuatnya serta memerintahkan Riang untuk bersiap beristirahat.

"Nanti kalo aku tidur, kamu makan sendiri dong? Aku juga bawa cheese cake buat kamu"

"Ya gak masalah aku makan sendiri, masa iya aku makan kamu nungguin aku. Kamu juga pasti capek di cafe seharian" Deryl mencoba membujuk Riang agar istirahat terlebih dahulu.

-

"Makasih ya" balas Deryl setelah menerima piring dari Riang "Seperti biasa, ini enak. Loh? kamu gak makan?"

"Makan kok, tapi aku cuman mau makan salad nya aja" Riang balas dengan tersenyum kecil.

"Cheese cake nya mau di makan sekarang?" tanya Riang setelah Deryl menghabiskan makanannya.

"Kalo besok di bawa ke kantor masih enak kan? Sekarang aku udah kenyang takut begah dan gak enak tidur" Ucap Deryl sambil membawa piring-piring kotor ke wastafel untuk di cuci.

Sudah jadi kebiasaan yang mereka terapkan, apabila Riang memasak maka Deryl akan mencuci piring atau pun sebaliknya walaupun kebanyakan selalu Riang yang memasak.

"Masih enak kok kalo mau di makan besok, mau aku bikinin bekal ke kantor juga?" Riang menghampiri Deryl dan memberikan pelukan di punggung.

"Besok siang kamu free?" bukannya menjawab pertanyaan Riang, Deryl malah balik bertanyaan.

"Besok paling aku belanja buah bareng Yasmin sisanya stay di cafe" Jawab Riang.

"Belanja buahnya setelah jam makan siang gimana? aku mau makan siang bareng kamu" Deryl membalikan badan nya dan membalas pelukan dari Riang.

"Boleh, aku lagi pengen makan nasi padang"

"Besok aku jemput di cafe ya, kita makan nasi padang yang kamu mau itu" Jawab Deryl sambil menggoyangkan badan keduanya.

Walaupun jam menunjukan hampir tengah malam tiba tetapi mereka akhirnya memilih untuk melanjutkan obrolan santai di ruang keluarga sambil menunggu rasa kantuk.

His Priority ( Deryl-Riang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang