28. Mimpi

232 62 18
                                    

Tempatnya tidak terasa asing untuk Seokjin, jadi dia melangkah saja masuk ke dalam sebuah pekarangan rumah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempatnya tidak terasa asing untuk Seokjin, jadi dia melangkah saja masuk ke dalam sebuah pekarangan rumah tersebut. Bangunan besar muncul di depannya tepat saat kabut putih memudar di hadapan Seokjin. Seseorang berdiri memunggunginya.

"Kakekkk!!!!!" Seokjin berlari tanpa berfikir.

Seokjin mnengal sosok itu. Pria dengan tubuh tinggi dan berwajah tampan itu berbalik. Wajahnya sama dengan dirinya saat muda.

Tanpa ragu, Seokjin memeluk pria itu.

"Kakek aku kangen!" ucapnya hampir menangis,

Pria berwajah lembut itu tersenyum.

"Kakek juga Jinnie sayang," suaranya masih sama, Seokjin yakin tidak salah mengenalinya.

Sudah tujuh tahun ini mereka berpisah dan Seokjin mulai kehilangan ingatan mengenai sang kakek, pun suaranya yang lembut.

Seokjin melepas pelukannya dan menatap sang kakek. Wajahnya cemberut tapi juga sedih.

"Kenapa kakek jadi muda lagi?" Seokjin bertanya,

Kakek Kim tersenyum, dan itu senyuman paling cerah yang dilihat Seokjin dari seseorang. Senyuman kakek Kim selalu tulus sampai karena selalu sampai pada matanya.

Kakek Kim tertawa,

Suaranya dalam dan menenangkan. Favorite Seokjin.

"Aku akan menjemput seseorang, jadi aku datang," bisiknya,

Hati Seokjin berdebar,

"Apakah aku?" Seokjin bertanya dengan bersemangat.

Kakek Kim hanya tersenyum.

"Bukankah kamu sudah bahagia sekarang? Kookie melakukan apa yang kuperintahkan kan?" tanya sang kakek,

Seokjin memiringkan kepalanya karena dia tidak mengerti maksud kakeknya dan kakek Kim tertawa.

"Perjanjian rahasia antar laki-laki," kata kakek Kim kemudian,

"Tentang aku? Iya kan? Kenapa Jungkook tidak mengatakan apapun?" ucap Seokjin tak sabar.

"Yeah dia orang yang menepati janji, jadi kamu tidak di kasih tahu?"

"Kakek!"

"Ya sayang?"

Seokjin cemberut tapi kemudian tersenyum.

"Aku merindukanmu," ujar Seokjin,

Dia lalu memeluk sang kakek.

Untuk Seokjin, kakek Kim adalah orang yang paling di cintainya. Semasa kecil, Seokjin selalu kesepian karena kedua orang tuanya bekerja. Sebelum ada Jungkook, kakek Kimlah yang selalu menemaninya kemana Seokjin ingin pergi.

Seokjin senang saat pergi dengan sang kakek dan orang-orang akan memuji mereka seperti ayah dan anak yang dengan wajah yang mirip. Kebetulan, Seokjin sama sekali tidak mirip dengan kedua orang tuanya, dia lebih mendekati fisik sang kakek. Wajahnya yang kecil, kulitnya yang putih bersih, bibir plumpynya, dan tentu saja kecantikan itu hampir menurun 90 persen dari sang kakek. Bedanya, Seokjin lahir sebagai anak perempuan dari rahim mamanya.

Lullaby ( KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang