📼
Tubuh Shella terasa linu pagi ini. Matanya mengerjap pelan berusaha memperjelas pandangannya. Wajah damai Dean adalah hal pertama yang dia lihat. Tatapannya menyusuri wajah tidur pria itu. Kalau sedang tidur begini, Dean terlihat lucu menurutnya.
Beda cerita kalau sudah bangun. Masih betah memandangi pria itu, matanya tiba-tiba terpaku pada sebuah tanda merah di leher atas dekat telinga pria itu. Seketika itu sekelebat bayangan kejadian semalam terekam kembali di otaknya. Pipinya bersemu mengingat perlakuannya semalam.
Sepulang dari bar, baik Shella maupun Dean tidak mau mengakui siapa yang kalah dalam tantangan. Marcel dan Hanson yang semula ragu meninggalkan mereka berdua, akhirnya menyerah dan memilih pergi membiarkan keduanya mengatasi sendiri.
Untungnya mereka berada di rumah Shella yang jaraknya dengan rumah tetangga cukup jauh karena pekarangan setiap rumah yang luas. Berbeda dengan apartemen Dean yang bisa saja mereka akan kena teguran tetangga karena suara pertengkaran mereka yang mengganggu.
Tidak ada yang mau mengalah hingga akhirnya Dean yang sudah dalam kondisi mabuk langsung menyerang bibir Shella dan berakhir keduanya saling berciuman dan membuat karya di tubuh masing-masing.
"Jadi, siapa yang kalah?"
Shella terperanjat kaget melihat Dean tiba-tiba membuka matanya dan menanyakan pertanyaan kepadanya. Tubuhnya langsung berbalik memunggungi Dean guna menyembunyikan wajahnya yang memerah malu.
Mendapat reaksi seperti itu, Dean tersenyum. Pria itu bergerak mendekatkan tubuhnya dengan punggung Shella. Memeluk nyaman pinggang wanita itu sembari mengendus leher jenjangnya.
"Aku bertanya, Mommy~"
Sial! Shella semakin memerah mendengar panggilan di sertai nada rengekan itu. Bahkan ciuman basah di lehernya tidak dia hiraukan sebab kepalang gugup.
"Kenapa hanya diam? Jangan mengacuhkan ku, Mom~"
Ingin rasanya Shella membekap mulut Dean menggunakan guling. Tapi kalau dia berbalik, pria itu mungkin saja akan meledeknya. Menarik nafas sebentar, Shella berusaha menenangkan diri agar suaranya tidak terdengar gugup.
"Kamu yang kalah," jawab Shella singkat.
Dean terkekeh kecil di balik pundak polos Shella. "Apa karena aku mencium Mommy lebih dulu? Karena itu Mom menganggapnya sebagai kibaran bendera putih?" sahutnya.
"Iya. Kalau saja kamu tidak menciumku lebih dulu, mungkin kamu akan menang."
"Aku mabuk! Itu tidak dapat di hitung karena aku tidak sadar!"
Decakan sebal keluar dari mulut Shella. Wajahnya yang tadinya menahan salting kini berubah kesal mendengar ucapan menyebalkan sosok di belakangnya.
"Kamu tidak terlalu mabuk! Jangan mencari alasan bocah! Aku bisa membedakan bagaimana orang yang hanya mabuk dan mabuk berat! Dasar bocah keras kepala," seru Shella sebal.
"Kok bocah panggilnya? Semalem gak gitu lho manggilnya," ucap Dean merenggut.
"Emang aku manggil apa semalam?"
"Baby panda."
Siapapun bantu Shella membungkam mulut Dean untuk tidak mengungkit kejadian semalam. Suasana hatinya benar-benar di uji pagi ini. Tidak ingin merusak suasana hati karena ada jadwal rapat lima jam lagi, Shella beranjak menuju kamar mandi usai berhasil melepaskan pelukan Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong? [RORASA]
Fanfiction(spin off "Married?!" Dean-Shella version) Dean berulang kali mendekati banyak gadis untuk di jadikan pasangan demi membatalkan perjodohan yang sudah di rencanakan. Namun, tidak ada satupun yang cocok dengan seleranya. Sampai akhirnya malam itu, seo...