01

90 12 3
                                    

Khaotung thanawat adalah laki laki yang baik, suka menolong, manja, banyak yang mengenal khaotung di kampusnya, dia seperti malaikat saking baiknya, dia sedikit nakal tapi dia tau batasan nakalnya.

Kini dia sedang duduk di kantin bersama teman temannya, semua meja sudah penuh karna mahasiswa dan mahasiswi sedang makan siang.

Sedang menikmati makanannya, tiba tiba ada sebuah geng yang di kenal dengan nama 'one punch' mereka sangat terkenal dan di takuti di kampus, jika ada yang macam macam sama mereka dengan tanpa belas kasian mereka memukul sampai babak belur, anggota one punch ada di mana mana, gak hanya di kampus khaotung saja ada juga di universitas lain.

Ketua geng mereka bernama first kanaphan, dia yang membangun geng ini bersama ke4 temannya, dengan tatapannya yang tajam membuat orang bungkam, semua orang takut dan tunduk padanya, orang tuanya tidak tau kalau first kanaphan segitu berandalannya di luar rumah, yang mereka tau hanya first yang baik dan sopan, karna mereka tidak terlalu memperhatikan first mereka sibuk dengan pekerjaannya masing masing, bahkan mereka jarang di rumah.

Khaotung ikut melihat ke arah first yang sedang berdiri bersama ke4 temannya, khaotung melihatnya dengan tatapan biasa berbeda dengan ke3 temannya, mereka bahkan bergetar dan jantungnya berdebar karna ketakutan.

"Ada apa ya?" Tanya khaotung berusaha sopan, apakah khaotung tidak tau dengan one punch? Salah, khaotung tau, khaotung sangat tidak suka dengan geng itu, menurutnya itu sudah ketinggalan jaman dan kekanak-kanakan, khaotung bahkan tidak takut pada mereka.

"Gue mau duduk disini" Ujar first dengan wajah datarnya.

"Kan duluan kita yang duduk disini, kalian cari tempat lain lah" Ucap khaotung dan langsung di pukul lengannya sama book, teman khaotung.

"Kenapa book" Ujar khaotung melihat ke arah book.

"Mending kita pergi saja ayok, lo mau berurusan sama mereka" Bisik book.

"Tapi duluan kita yang duduk disini book" Ujar khaotung tidak mau kalah.

First melihat tajam ke arah khaotung, apakah khaotung takut? Tentu tidak, khaotung malah melihat balik ke arah first dengan tatapan tajamnya.

Book menarik tangan khaotung pergi dari kantin, dengan teman temannya yang ngikut di belakang.

"Ihhh book, lo apa apaan sih, sakit tauu" Ujar khaotung memegang pahanya yang tadi tidak sengaja terbentur dengan meja karna reflek berdiri

"Khaotung, lo gak takut apa sama mereka? Lo tadi udah bikin mereka marah" Ujar mix.

"Iya tuh, emang lo mau di gebukin sama mereka?" Sambung book

"Buat apa gue takut? Gue gak salah, yang salah tu mereka" Ujar khaotung, karna teman temannya tidak ingin berdebat lagi jadi book ngajak mereka ke kelas saja karna sebentar lagi kelas akan di mulai.

Disisi first

First sedang kesal sama anak laki laki barusan, siapa lagi kalau bukan khaotung, first bahkan memegang keras sendok yang di pegangnya.

Teman temannya melihat first yang sedang kesal, mereka tau itu.

"Siapa anak itu? Beraninya dia sama gue" Ujar first.

"Namanya khaotung, dia baru semester 6, umurnya 21 tahun kalau gak salah" Ujar gawin.

First bingung dengan jawaban dari temannya.

"Kenapa lo bisa tau tentang anak itu" Tanyanya.

"Oh ayolah first, dia sangat terkenal di kampus, dia di juluki dengan baby angel, gak salah sih, mukanya lucu kayak bayi, dan dia baik seperti malaikat, semua orang setuju akan hal itu" Ujar neo.

First tidak peduli dengan apa yang di katakan neo, sekarang dia sangat kesal sama khaotung.

Kelas khaotung sudah berakhir, sekarang dia sedang bersiap pulang.

"Ayok tang" Ucap phuwin pada khaotung, book dan mix sudah pulang lebih dulu.

"Hmm ayok" Khaotung dan phuwin berjalan bersama, hingga sampai di halte.

"Lo pulang sama siapa tang?" Tanya phuwin.

"Gue di jemput kakak gue, lo sendiri?" Tanyanya balik.

"Gue di jemput sama papa" Khaotung mengangguk lalu mereka berdua duduk di kursi halte

Beberapa menit kemudian phuwin sudah di jemput sama papanya, sekarang hanya tersisa khaotung sendiri.

Suara motor yang sangat berisik terdengar oleh khaotung, first dan teman temannya baru keluar dari area kampus, khaotung melihat mereka dengan tatapan tidak suka.

Sedang fokus melihat kepergian first khaotung di kagetkan dengan suara klakson mobil milik kakaknya.

"Naik" Ujar kakaknya singkat

Khaotung mengangguk lalu masuk ke dalam mobil kakaknya.

"Aku besok mau bawa motor sendiri aja atau nggak bawa mobil, aku udah bisa nyetir kakk" Ujar khaotung dengan wajah sedihnya.

"Gak boleh, iya tau kamu udah ada SIM tapi aku tidak percaya kalau kamu sudah benar benar lancar menyetir" Ujar joong kakak dari khaotung

"Hello, umur aku udah 21 tahun joong" Ujar khaotung melipatkan tangganya di dada.

"Aku kakakmu khaotung" Ujar joong dengan muka datar nya.

Khaotung Langsung terdiam.

"Lagian kamu masih belum pas 21 tahun" Ujar joong, khaotung tidak menjawab dia hanya terdiam.

Beberapa menit kemudian khaotung sudah sampai di rumahnya, khaotung langsung di sambut sama mamanya, dengan senyuman di wajahnya khaotung memeluk sang mama dengan penuh Kasih sayang.

Tidak lama kemudian papa khaotung menghampiri mereka di ruang tamu.

"Khaotung, sana ganti baju terus ke ruang makan, ada yang mau papa kasih tau" Ujar papa khaotung sambil mengusap rambut khaotung, khaotung mengangguk lucu.

Joong berdiri dengan kasar dari kursi, wajahnya keliatan sangat marah.

"Maksud papa apa? Khaotung masih kecil pa" Ujar joong pada papanya.

"keputusan papa sudah bulat, dia harus belajar mandiri" Ujar papanya.

Joong duduk kembali dengan perasaan marahnya, dia melihat ke arah mamanya, joong bisa melihat wajah mamanya yang terlihat sedih.

Tidak lama kemudian khaotung datang dengan setelan rumahannya, dia melihat ke arah keluarganya satu persatu, dia merasa aneh dengan suasana seperti ini, hening tidak ada suara obrolan dari mereka.

"Khaotung" Panggil papanya.

"Iya pa" Balas khaotung.

"Nanti malam ada acara kaluarga teman papa, kita harus menghadiri acara itu, kamu juga joong, pakai baju yang sopan ya" Ujar papanya pada khaotung, khaotung hanya mangangguk saja

Joong hanya melihat sekilas papanya lalu melanjutkan makannya, sebenarnya dia tidak selera lagi.


Joong pergi ke kosan kekasihnya, dia mengetok pintu kosan itu pelan.

Kekasihnya membuka pintu dan menampilkan joong di luar.

"Lah joong, katanya pergi kesini nanti malam" Ujar dunk, kekasih joong.

"Bolehkah saya masuk?" Ujar joong, dunk merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, dunk mengangguk membiarkan joong masuk ke dalam kosannya.

Dunk mengambil air untuk joong dan langsung di minum sama joong.

"Kenapa joong?" Tanya dunk.

"Nanti malam aku gabisa kesini, maaf ya, soalnya ada acara keluarga temennya papa aku" Ujar joong mengusap rambut kekasihnya lembut.

Dunk tersenyum manis "iya gapapa" Balas dunk lembut.


Typo maapin yaa🤝

Feeling Of Liking? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang