"Selamat pagi, tuan Park yang terhormat"
Langkah Jeongwoo terhenti didekat meja makan, dia tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya ketika yang menyiapkan makanan biasanya seorang maid perempuan namun pagi ini, ia luar biasa terkejut ketika melihat Haruto yang menggunakan pakaian maid, lengkap dan tak tertinggal satu pun.
Pakaian seksi itu memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Jeongwoo berdehem pelan, menggulung lengan kemejanya kemudian berjalan menuju kursi meja makan.
Haruto bahkan dengan senang hati menarik kursi itu perlahan, mempersilahkan sang tuan untuk duduk.
"Aku tau aku memang cantik dan sangat mempesona, tapi bukankah lebih baik kau mengisi perutmu lebih dulu?"
Haruto tersenyum manis, dia setia berdiri disamping Jeongwoo.
Melayani sang tuan dengan sangat baik, bahkan Jeongwoo merasakan pijatan pada pundaknya.
"Bagaimana pelayanan ku, apa memuaskan?"
Haruto sedikit mencondongkan tubuhnya.
"Aku bisa lebih memuaskan mu, apalagi saat berada diatas ranjang"
Uhuk!
"Apa kau berniat membunuhku?!"
Jeongwoo berteriak, kembali pada stelan semula, melemparkan cangkir kopi hingga pecah berkeping-keping, tapi hal itu tak membuat Haruto takut sama sekali, si manis malah merengut sebal.
"Aku rasa kau harus memperbaiki temperamen mu, sangat buruk!"
Jemari lentiknya menepuk pundak si dominan, tatapan Haruto terlihat sayu, manik kelam itu berusaha menghipnotis sang tuan agar kembali luluh.
Dan ajaibnya, amarah Jeongwoo langsung reda begitu saja.
"Jangan terus marah-marah, itu tidak baik untuk kesehatan mu"
Tangan Haruto membenarkan dasi si dominan, tersenyum lembut dan kembali memberikan kecupan cinta pada rahang tegas itu.
"Carilah uang yang banyak, jalang pribadimu ini butuh asupan uang yang berlimpah, aku matre asal kau tau"
Haruto turun dari meja makan, pemuda manis itu menepuk pundak si dominan setelahnya dia meninggalkan Jeongwoo yang masih diam mematung ditempat.
Haruto memasuki lift, kembali kedalam kamar untuk melanjutkan acara rebahannya.
Sedangkan itu Jeongwoo masih terdiam mematung.
"Bos?"
Hingga suara Junghwan memecah lamunannya.
"Kita bisa berangkat sekarang?"
Jeongwoo mengangguk singkat, dia meninggalkan meja makan dengan segala kekacauan, bahkan Jeongwoo tak sadar dia sudah sarapan atau belum.
"Kenapa dia berubah dalam satu malam? apa otaknya sudah geser?"
"Apa dia mempunyai rencana lain untuk kabur?"
"Atau dia mempunyai rencana yang lebih bagus untuk membunuhku?"
Layar tab menyala, memperlihatkan kamar yang di manis tempati.
Haruto terlihat baru keluar dari kamar mandi, masih menggunakan bathrobe, si Watanabe kembali menyadari jika dirinya tengah diawasi, dia kembali melambaikan tangannya tanpa dosa dengan senyuman yang berhasil membuat Jeongwoo mematung.
"Fuck!"
Haruto membelakangi cctv, membuka bathrobe berwarna abu-abu itu hingga melorot dilantai, tubuhnya dibiarkan telanjang tanpa busana, sampai tangannya mengambil sebuah kemeja berwarna biru muda dan memakainya,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
Teen FictionJeongwoo layaknya iblis tak mengenal ampun, dia menyiksa seperti beruang yang akan menguliti mangsanya lebih dulu, hal itu mengerikan dan sialnya Haruto terjebak bersama pria iblis yang paling dia benci, rasa dendam Haruto benar-benar besar untuk me...