akan selalu salah

21 3 2
                                    

Kini Zaki masih berusaha membujuk Sadam agar anak itu mau makan dan juga minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Zaki masih berusaha membujuk Sadam agar anak itu mau makan dan juga minum. Bahkan kini keadaan Sadam sudah tidak karuan,pucat serta bibir yang kering membuat hati Zaki cema melihat nya

"Ayo dam makan jangan gini ".ucap Zaki

"Sadam bakalan makan kalau bang satria udah ada di depan Sadam ".ucapnya membuat Zaki semakin kalut

"Mustahil Sadam putra Danar,abang kamu udah gada jadi stop berhalusinasi".sahutnya

Sadam kembali menangis membuat Zaki semakin cemas dibuatnya. Zaki pun mendekap tubuh rapuh si bungsu berharap tangisan Sadam reda namun tak kunjung reda hingga akhirnya Sadam pingsan membuat Zaki panik

"Dam,sadar dam. Sadar ".ucapnya seraya memindahkan posisi sang adik agar tertidur di ranjang
.
.
.
.
"Pasien tidak apa-apa mas,pasien hanya kelelahan saja,saran saya untuk saat ini biarkan pasien tenang dulu baru diajak ngobrol atau hal lain ya ".ucapnya lalu keluar dari kamar

Lagi-lagi zaki hanya dapat mengacak-acak rambutnya seperti orang stress. Ingin sekalinya menuntut Delima atas tindakannya,namun Zaki masih memiliki rasa iba kepada Delima yang masih berstatus ibunya. Tidak lama dari kepergian dokter sang nenek pun datang berkunjung ke rumah dan langsung menyerang Delima

"Ibu gak bisa salahin aku gitu dong ".ucap Delima

"Kamu itu emang gak pernah becus ngurus anak makanya dia bisa pergi untuk selama-lamanya ".sahut sang ibu mertua tak ingin kalah

"Stop buk,kalau ibuk datang kesini cuma buat salahin aku lebih baik ibuk pulang".ucap Delima

"Harusnya dari awal saya tidak mengizinkan Danar untuk tidak menikahi kamu. Dasar wanita pembawa malapetaka,setelah Danar,satria selanjutnya siapa delima? Zaki apa ibu? Apa mungkin anak cacat itu?".tanya sang mertua membuat darah delima mendidih

"CUKUP BUK,CUKUP KITA SEMUA SAMA-SAMA KEHILANGAN. AKU CAPE IBU SALAHIN MULU AKU GADA SANGKUT PAUTNYA SAMA KEMATIAN SATRIA DAN DANAR BUK". Sahut Delima

"Ya santai dong kenapa harus emosi? Saya hanya ingin kamu sadar kalau ngurus anak yang betul dong".ucap sang mertua

"Cukup eyang. Jangan salahin mama terus ".ucap Zaki

"Eyang hanya memberikan nasehat kepada ibu kamu".sahut sang eyang

"Tapi gak gini caranya,kita semua masih berduka eyang. Jadi eyang jangan memperkeruh suasana".ucap Zaki

Wanita paruh baya itu hanya menatap Zaki dan delima dengan tatapan yang sudah jenuh. Pada saat malam hari eyang turun ke bawah untuk makan,namun ternyata makanan di meja makan belum ada membuat wanita itu marah-marah

"DELIMA KAMU BECUS GAK SIH? SAYA DATANG KE SINI HARUSNYA DI LAYANI BUKAN DI GINIIN".bentaknya

"Buk aku cape,aku juga ngerasa kurang enak badan ".sahutnya

"Ya itu derita mu,yang harus kamu ketahui kalau ada tamu yang berkunjung ya kamu sebagai tuan rumah sediain makan kek atau apa lah ".ucap wanita itu

"Bu,aku juga biasanya masak kok cuma kali ini doang yang engga Zaki juga udah beli makanan kok ".sahutnya

"Pantasan aja cucu-cucu saya sakit jadi kamu penyebab nya? Eh Delima saya kasih tau ya anak kamu jangan di biasa in makan-makanan luar entar sakit. Liat dong ibuk selama ngasuh Danar dulu gak pernah tu dia sakit ".ucap eyang membuat Delima hanya dapat menelan sabar

"Aku dari tadi udah sabar ya buk,ibu bisa gak sih sekali aja hargai aku sebagai menantu ibuk? Dari Zaki lahir sampe sekarang ada Sadam ibuk gak pernah sekali pun buat apresiasi kerja keras ku,atau mungkin usaha kecil yang aku buat supaya ibuk senang. Sampai kapan pun ibuk gakan bisa membandingkan cara didik ibuk dengan cara didik aku. Aku tahu yang terbaik buat anak-anak aku,aku ibunya aku jauh lebih mengenal anak-anak aku di bandingin ibuk yang sebatas nenek nya doang".sahut Delima membuat wanita itu terdiam

"Berani ngelawan kamu ya ".ucap wanita itu ingin melayangkan tangannya

"Eyang cukup".sahut Zaki dari luar rumah membuat Delima dan wanita itu reflek menoleh

"Eyang kenapa lagi? Jangan kasar dong eyang

"Tapi mama kamu yang duluan".adu nya

"Sekarang terserah ibuk aja".ucapnya

"Kamu emang akan selalu salah Delima,kamu cuma jadi bencana buat keluarga saya dan beban buat cucu-cucu saya".pekik wanita itu saat delima ingin beranjak pergi

Delima memendam semua sakit hati nya sendirian,tidak ada lagi tempat mengadu di hidupnya. Setelah ditinggal suami kini anak nya pun meninggalkan nya? Entah sampai kapan ini akan berakhir namun yang jelas Delima harus tetap melanjutkan hidupnya demi Sadam dan Zaki

 Setelah ditinggal suami kini anak nya pun meninggalkan nya? Entah sampai kapan ini akan berakhir namun yang jelas Delima harus tetap melanjutkan hidupnya demi Sadam dan Zaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

si Bisu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang