35 kembalinya Renjuna

453 85 15
                                    

Suara pintu kembali terdengar, diikuti langkah kaki dua orang yang perlahan memasuki ruangan. Semua mata tertuju pada mereka, dan keheningan mendadak berubah menjadi keterkejutan yang tak terkendali. Itu adalah Renjun, pria manis berkulit putih bersinar, dengan mata berbintang yang memancarkan kehangatan yang tak bisa dilupakan. Namun, yang membuat ruangan semakin tegang adalah pria asing yang berjalan di sampingnya—seseorang yang tidak dikenali oleh siapa pun di ruangan itu.

Seketika, semua orang berdiri. Terkejut, bingung, dan beberapa bahkan tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Taeyong, Yuta, dan Winwin menatap Renjun dengan perasaan yang bercampur aduk. Mereka akhirnya menyadari bahwa pria cantik itu adalah putra dari teman lama mereka—seseorang yang sudah lama mereka pikir telah hilang untuk selamanya.

Namun, di sisi lain ruangan, Doyoung, Kun, dan Arsen terlihat jauh lebih kaget, nyaris kehilangan kata-kata. Mata mereka memandang Renjun seolah melihat sosok yang seharusnya tak mungkin ada di sini. Bagi Doyoung dan Kun, kenyataan bahwa adik mereka masih hidup terlalu sulit untuk dipercaya. Namun, bagi Arsen, ini lebih dari itu. Pria di hadapannya adalah Baba—sosok yang telah ia kagumi, rindukan, dan pikir telah hilang selamanya. Air mata hampir membasahi wajahnya, tetapi ia tetap berdiri kaku, seolah takut semua ini hanyalah mimpi.

Jeno dan Jaemin juga tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Jeno terdiam, hatinya diliputi rasa lega yang begitu besar. Cinta pertamanya, seseorang yang pernah ia pikir telah pergi selamanya, ternyata masih hidup. Namun, perasaan itu tak hanya berupa kebahagiaan; ada juga kegugupan, karena ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi ini.

Sementara itu, Jaemin terlihat pucat. Keringat dingin membasahi dahinya. Rasa takut yang selama ini ia pendam kini mewujud menjadi kenyataan. Pertemuan ini bisa mengubah segalanya. Apa yang akan terjadi jika Jeno memutuskan meninggalkannya dan kembali pada Renjun? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Ia mengepalkan tangannya dengan erat, berusaha menenangkan diri, tetapi ketakutan itu semakin merajai pikirannya.

Renjun menyapa semua orang dengan senyum manisnya, senyum yang memancarkan kehangatan yang pernah mereka kenal. Pria asing di sampingnya pun membungkuk sopan, memberikan salam singkat yang menambah misteri keberadaannya.

Namun, Jaehyun hanya menatap tajam. Matanya menyipit penuh ketidaksukaan. Siapa pria itu? Kenapa bukan Kai yang datang bersama Renjun? Rasa cemburu menyelinap dan membakar hatinya, mengaburkan pikiran jernihnya.

Di sisi lain, Taeyong dan Winwin tidak peduli pada kerumitan suasana. Mereka langsung menghampiri Renjun dengan penuh semangat, memeluk pria manis itu dengan erat, seolah takut kehilangan lagi.

"Kami tidak tahu kalau selama ini kamu adalah putra dari sahabat kami, Renjuna," ucap Taeyong dengan nada hangat. "Kemana saja kamu setelah pernikahan Jeno dan Jaemin?"

"Benar!" sambung Winwin, matanya berbinar. "Kamu menghilang begitu saja. Dan sekarang, kamu punya anak yang tampan. Ini semua sangat tiba-tiba!"

Namun, ekspresi Renjun berubah seketika. Senyum manis yang tadi ia tunjukkan perlahan memudar. Tatapannya kosong, seolah setiap kata yang keluar dari mulut Taeyong menusuk langsung ke hatinya.

Mendengar nama pernikahan itu disebut, rasa sakit lama kembali menghantamnya. Ia tidak sanggup menengok ke arah Jeno dan Jaemin, yang kini masih memandangnya dengan tatapan penuh keterkejutan. Renjun hanya menunduk, menggigit bibir bawahnya untuk menahan emosi yang hampir pecah. Dalam diam, ia bertarung dengan rasa sakit yang berusaha ia kubur selama bertahun-tahun.

 Dalam diam, ia bertarung dengan rasa sakit yang berusaha ia kubur selama bertahun-tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duri FaktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang