Keesokan harinya Sakha keluar dari kamarnya pukul tujuh pagi karena semalaman dirinya masih betah melihat, memperhatikan bagaimana luka yang telah ia buat. Dirinya tidak khawatir karena hari ini adalah hari minggu. Langkah kaki Sakha dibawa menuju ke kamar Jevano, memperhatikan semua yang berada di kamar kakak keduanya membuat hatinya sesak. Terdapat beberapa foto yang membuat Sakha mengepalkan kedua tangannya, rasa sakitnya sangat terasa dihatinya ketika melihat foto tersebut."Bahkan bang Jevan enggak nyimpen foto kita berdua."
Sakha kembali terkekeh kecil. Untuk mengobati hatinya yang terasa sakit, ketika menyadari ternyata tidak ada foto Jevano bersama dirinya. Tapi didalam kamar itu ada foto Jevano bersama Ryan dan juga foto Jevano bersama Hikael. Tapi tidak ada foto dirinya bersama Jevano, jika dirinya tidak menyimpan foto yang sengaja ia cetak dan hias itu mungkin tidak akan ada foto mereka berdua.
"Bang Jevan enggak akan inget kalo kita pernah foto bareng dulu. Waktu kecil.."
Setelah puas melihat foto-foto itu. Sakha berjalan keluar dari kamar Jevano dan berjalan menuju ke dapur membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Di didalam lemari es tidak banyak yang ia punya hanya telur dan juga air mineral serta beberapa kopi botol, lalu pada lemari dapur terdapat cukup banyak mie instant yang sengaja ia beli. Selama satu bulan ini Sakha selalu sarapan dengan mie instant bersama kopi hitam, bahkan untuk makan nasi pun Sakha bisa dua hari atau tiga hari sekali, sisanya dirinya sengaja mengkonsumi mie instant serta kopi hitam yang pahit.
Setelah membuat sarapan, Sakha melamun melihat makanan yang hanya habis setengah serta kopinya yang sudah habis.
"Kalo bunda tahu aku sarapan ini terus dimarahin gak ya?" Sakha terkekeh ketika membayangkan bagaimana wajah kesal bundanya ketika melihat dirinya memakan sarapan yang sangat tidak sehat.
Sakha mengeluarkan ponselnya dan mencoba untuk mengirimkan pesan kepada bundanya. Meski tahu dirinya tidak akan pernah menerima balasan apapun.
Setelah mengirim pesan untuk bundanya Sakha menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya. Lalu setelah itu dirinya mencuci alat makan yang telah ia gunakan. Hari ini dirinya berniat untuk mencari sebuah buku di toko buku langganannya. Tapi sepertinya harus tertunda karena ketika dirinya akan keluar rumah dan mengunci pintu. Dirinya dibuat terkejut dengan kedatangan ayahnya bersama seorang wanita yang sama sekali tidak Sakha kenal."A...ayah?"
Ayah terdiam ditempat, dirinya lupa jika hari ini adalah hari minggu dan tentu saja anaknya pasti ada di rumah.
Sakha tersenyum. "Ayah apa kabar?" Tangan Sakha mengepal erat, rasa ingin memeluk ayahnya semakin memuncak. Dirinya sangat merindukan sosok ayahnya yang telah hilang selama lima bulan ini.
Ayah tidak menjawab pertanyaan Sakha.
Dengan gerakan terburu-buru, Sakha kembali membuka pintu rumah. "Ayo masuk ayah. Maaf tante siapa ya?"
YOU ARE READING
S A K H A
Fanfiction⚠️Semua cerita ini adalah fiktif. Dimohon untuk pintar dalam memilih cerita. Jika ada narasi atau lain hal yang buruk, sangat dimohonkan untuk tidak ditiru⚠️ Menyerah lebih baik daripada bertahan. karena pada dasarnya dirinya kembali ditinggalkan se...