The Crowned Villain's

TCV 125 | Seolah Mengetahui Segalanya

TCV 125 | Seolah Mengetahui Segalanya

Setelah kejadian hari itu. Beberapa hari setelahnya Sophia menunjuk Alister sebagai kesatria pribadinya secara resmi. Hari itu, di kediaman pribadinya Sophia mendapatkan sumpah setia dari Alister. Tepat saat sumpahnya selesai, Sophia mengambil pedang Alister, menggores telinga Aliseter cukup dalam hingga banyak darah yang mengalir dari sana.

Elowen dan Tia yang melihatnya hanya bisa diam tanpa banyak berkomentar. "Mulai sekarang, bahkan jika aku menyuruhmu memotong jarimu dan memakannya. Kau harus menurutinya." Alister tersenyum dengan bangga dan menatap sang nona dengan percaya diri.

"Sejak awal Anda sudah memiliki kesetiaan saya, namun mulai detik ini, saya akan sedikit memakai moralitas kesatria seperti yang telah diajarkan."

"Nonaku..." Jawab Alister dengan senyuman mengembang.

Bahkan meski dirinya enggan mengeluarkan tenaga untuk menyelamatkan sampah seperti yang terjadi beberapa hari lalu, sekarang jika tuannya memerintahkan itu, akan ia ikuti. Sebelumnya, kesetiaan Alister pada Sophia memang tidak usah diragukan. Namun Alister hanya setia kepada Sophia sebagai anjing pemburunya, kini setelah dirinya melakukan sumpah kesatria kepada Sophia, bukan hanya nyawa Sophia dan kepentingan Sophia. Namun Alister juga akan melindungi kehormatan dari tuannya ini.

"Nyawa saya, selalu saya persembahkan untuk Anda." Alister membuat Sophia melepaskan pedang yang digengamnya.

Alister langsung mengambil pedang itu dan kembali menyarungkannya. Pemuda itu mendapatkan sapu tangan dari Elowen lantaran darahnya yang masih terus mengalir keluar. "Terima kasih," ujarnya meski darah itu sama sekali tidak mengusiknya.

Beberapa hari setelahnya, semuanya kembali berjalan normal dan tenang. Setelah melakukan pertemuan rahasia dengan Killian dan Irman, Sophia kembali ke kediamannya dan terlelap dengan nyenyak. Sampai saat pagi datang, Alister sudah menunggu di depan pintu kamarnya, meminta izin untuk masuk.

"Ada hal penting apa?" Tanya Sophia yang langsung membuat Alister melirik beberapa pelayan, yang akhirnya Sophia minta keluar ruangan. Begitu hanya ada mereka berdua di sana, Alister akhirnya mulai berbicara.

"Tadi malam, beberapa pasukan dikirim ke kediaman Hannover untuk menjalankan perintah. Lalu duke dan sir Evans juga berangkat dini hari untuk menjalankan tugas rahasia dari keluarga kerajaan. Saya tidak bisa mencari tahu lebih detail tapi saya rasa Nona harus tahu mengenai ini." Sophia yang tengah duduk di tempat tidurnya akhirnya bangkit, berjalan ke dekat jendela untuk mendapatkan sinar mentari.

Ini adalah hal yang aneh...

Seperti yang sudah diperkirakan, Sophia tidak lagi bisa memprediksi masa depan. Konsekuensi dari banyaknya variabel yang dirinya ubah. Waktu akan bergerak lurus. Dalam kehidupan kali ini Sophia sama sekali tidak melarikan diri, Sophia sempat menduga bahwa misi rahasia itu akan lenyap. Meskipun misi tersebut tetap ada dan kembali harus dijalankan oleh duke, apa semuanya akan berakhir sama? Padahal tinggal sedikit lagi sampai rencana utama di jalankan.

Semuanya menjadi sangat abu-abu...

Waktu yang berjalan lurus, sama saja dengan menjalani kehidupan normal. Sejak Sophia berani melakukan persidangan, demi tambahan waktu dan menghindari pernikahan. Sophia tahu bahwa pada akhirnya ia hanya akan benar-benar mengandalkan kemampuan tanpa pengetahuan masa depan.

Jika persidangan itu tidak terjadi, dengan cara apapun Peter akan tetap mati ditangan George. Bahkan jika pengepungan itu dimenangkan oleh pasukan Peter, racun, penyusup, penyergapan. Banyak cara yang bisa pria itu gunakan untuk menggagalkan pertunangan Sophia dan Peter. Di luar kuasa, Sophia tidak akan bisa mencegahnya. Mengatakan prediksi pada pria itu secara langsung, hanya akan membuat dirinya terlihat seperti wanita gila.