The Butterfly Effect - 036 : Di Balik Empat

95 17 2
                                    

Sabtu, 10 Februari 2024.


Senyuman Hongjoong tampak begitu lebar.

Oh, tentu mereka langsung meninggalkan kampus, untuk berpindah ke salah restoran milik alumni atas, menyewa satu ruang meeting-nya seperti waktu sebelum pengumuman pencalonan. Mereka yang dimaksud adalah sepuluh--sembilan angkatan--alumni termuda, beserta Hongjoong yang membawa Juyeon dan Taeyang tetap berada di dekatnya.

Berjaga, walau sebenarnya Hongjoong tak ragu untuk menemui mereka semua sendiri.

Percakapan sebelumnya terpotong waktu.

Acara tetap pada pukul 3 sore dan tidak bisa diganggu gugat.

Sehingga keputusan itu tak terusik.

Hanya saja, ketidakpuasan yang lain, membawa mereka kembali ke tempat ini.

"Puas, Hongjoong?" Taehyung bertanya padanya.

Hongjoong benar-benar tak berniat menyembunyikan apapun yang dirasakannya. "Kurang lebih dari sepuluh orang alumni yang harus mencalonkan, Jenandra punya dua nama. Ditambah saya sendiri sebagai ketua. Penilaian dari alumni atas tak masuk akal--apa mereka akan melupakan hal ketika kalian menghukum Jenandra untuk bertanggung jawab tentang hamil mantan kekasihnya?"

"Kurang lebih seperti itu." Hyungwon menjelaskan di sana. "Jenandra memiliki dua orang alumni yang menyarankan; Bramantya dan Sangkala. Galdhin empat nama. Restu Mamberamo dua nama. Juga Djundjunan dua nama."

"Lihat?" Hongjoong menunjukan. "Sekalipun hanya pergi tiga, dari mana gambaran diantara Yongha, Hwiyoung dan Yunho, hanya dia yang tak lolos? Selagi, saya pribadi, memilih namanya untuk maju."

Juyeon hanya melirik ke arah Taeyang yang duduk dengan sopan. Padahal Juyeon sendiri sedang sedikit takut--takut Hongjoong salah bicara. Di sisi lain, Juyeon agak ngeri setiap berhadapan dengan Hongseok, kakak dari kekasihnya.

Hyojong duduk bersandar, memijat pelipisnya. Tampak malas masih memperdebatkannya. "Bro, akuin aja si BaCil bener. Hak dia sebagai ketua menjabat sekarang lebih tinggi. Kalau dihitung poin, Yunho secara suara menang di atas Mark, karena memegang rekomendasi ketua."

"Ya, tapi--"

"Sudah, kita harus menerima keputusan." Kiseop memotong ucapan dari yang protes. "Banding yang diajukan Rastafara benar. Ada tiga nama yang memiliki dua poin. Bagaimana pun juga, itu yang membuat Yunho sendiri bisa naik, selagi seharusnya justru memang dia yang berada di sana karena Rastafara merekomendasikannya."

"Gue rasa, selesai di sini. Gak perlu kita ributin lagi." Kata Matthew. "Lo semua kalau penasaran, mending tanya si Sangkala aja. Sebelumnya dia senang sama Galdhin, kenapa mendadak belok ke Jenandra."

"Jelas karena si Rastafara."

Ucapan dari Inseong membuat Hongjoong terkekeh kecil. "Oh, hanya karena keluarga saya yang memenjarakan, bukan berarti saya meremehkan Sangkala. Saya memiliki respect sangat tinggi--"

"Kamu masih belum menjadi alumni, Rastafara. Panggilanmu--"

"Ah, ya, saya bukan mahasiswa UBB lagi." Hongjoong tersenyum memotong ucapan Sungjae yang mencoba mengingatkannya. Hongjoong pun melirik ke arah jam tangannya, mengikuti lagi. "Kebetulan saya ada urusan beres ini. Jadi gimana? Apa kalian masih mau mempertanyakan kenapa rapat kita sebelumnya diinterupsi seseorang?"

Seketika, hening menelan.

Sungguh, mereka masih ingat berjam-jam lalu, ketika tiga belas orang itu sedang mengulas ulang akan nama-nama yang harus dipanggil nanti. Dalam protes mereka karena Hongjoong terus mengatakan untuk menurunkan empat nama, tiba-tiba interupsi datang.

THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang