H A P P Y
R E A D I N GSuasana bus begitu ramai dan seru, beberapa guru ikut bergoyang bersama dengan siswa siswanya dengan Ezan dan Orlan sebagai biduan. Keduanya bahkan sangat ahli dalam menggoyangkan pinggul sampai menciptakan suasana lebih heboh.
Selly yang ikut turut menyawer Orlan dan Ezan. Bahkab berkali kali Selly mengucapkan Wow saking takjubnya dengan goyangan pinggul Orlan. Tubuh saja macam gapura kabupaten, aslinya biduan.
Emma hanya duduk di tempat, menatap keseruan itu dengan senyum merekah sesekali tertawa. Ia juga ingin ikut, bergabung dengan mereka. Tapi malu bila melakukannya di depan Orlan, ia lebih tantrum soalnya.
"Ma, sini gabung!" Ajak Orlan ketika mic miliknya ia berikan pada Rafa.
Emma menggeleng canggung. "Lanjut aja, gue mager."
"Ck, udah sini! Gue maksa." Di julurkannya tangan pada Emma, memberi kode pada gadis itu untuk menuruti perintahnya.
Terpaksa Emma menyetujui, ia bangkit di bantu Orlan. Mereka pun bergoyang bersama, Emma yang awalnya malu malu apa lagi teman temannya menggoda dia, perlahan mulai santai bergoyang dan bersenang senang.
Orlan menyawer goyangan Emma yang terlihat lebih Wow dan itu pertama kalinya ia lihat. Kalau begini, Orlan apa gak makin cinta?
Sedangkan di kursinya, Rara dan Algatar hanya memandang mereka dengan tawa. Terbawa bahagia melihat teman temannya sangat senang, apa lagi Ezan yang membawa suasana sangat heboh bak di konser.
Rara memeluk erat tubuh Algatar, dingin bus jadi membuatnya tidak bisa menjauh dari Algatar. Walau terselip modus, tapi tak apa. Kan sudah halal.
Algatar pun tampak tak ke beratan, ia tau Rara memang paling lemah dengan udara dingin. Apa lagi, ini hari kedua gadis itu datang bulan. Lebih sensitif.
"Ga, aku jadi pengen ikut. Tapi gak mau jauh dari kamu," ucap gadis itu.
Algatar tersenyum sembari mengusap kepala Rara. "Di sini aja, nanti kamu kecapekan."
Rara mengangguk, ia memejamkan matanya, jadi merasa ngantuk karna usapan di kepala. "Aku mau bobo aja."
"Hmm, bobo aja." Algatar mengecup kepala Rara.
•••
Bus mereka sudah sampai di desa yang tengah mengalami musibah banjir itu, mereka tidak turun di lokasi banjir tapi di tempat pengungsian. Karna, untuk beberapa hari ke depan mereka akan menjadi relawan sekaligus mengambil nilai lulus nanti."Inget ya anak anak, kita ke sini untuk bantu bantu bukan untuk main main. Nanti setelah selesai, bapak kasih kalian jalan jalan."
"YES! SAYANG DEH SAMA PAK RENO!" Pekik Selly di sambut tawa.
"Gak sayang sama ibu juga, Sel?!" Tanya bu Raida, guru bahasa.
"Ih, sayang ibu juga dong! Semua guru saya sayang kecuali pak Tanu!" Suara nya berubah sinis ketika menyebut nama terakhir itu. Pak Tanu, ayah Selly sendiri.
Pria paling galak yang Selly sendiri tidak menyukai watak galaknya itu. Untung saja tidak ada orangnya, bisa bisa uang jajan Selly di potong habis.
Mereka pun mengikuti arahan pak Reno yang membawa mereka pada tempat inapan yang akan menjadi tempat tinggal mereka beberapa hari. Sebenarnya hanya tenda besar yang di dalamnya terdapat deretan kasur tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGATAR ; Perfect Hubby
Roman d'amourAlgatar Tentang; Ketua geng motor yang dikambing hitamkan oleh kembarannya karna telah berhubungan intim dengan seorang gadis yang sialnya adalah mantan si ketua geng motor. Cinta yang masih ada membuatnya rela menikahi gadis itu walau si gadis sud...