"sssh.." ringisan yang keluar dari bibir Kayla. membuat perhatian remaja itu teralihkan dari game. ia menoleh ke samping, di lihat nya Kayla sedang menggerutu mengobati luka gores di pipi nya.bola mata coklat remaja itu memutar malas melihat teman nya selalu terlibat dalam masalah. ia tidak mengerti apa Kayla tidak bosan terlibat dalam masalah setiap hari?.
"tidak bisakah kau tidak, terlibat dalam masalah?." jujur saja remaja sekaligus teman dekat Kayla ini hampir bosan. melihat keseharian Kayla yang selalu terlibat dalam perkelahian.
"seperti tidak tahan dengan sikap kayla saja." mendengar suara dari arah berlawanan. membuat kayla dan remaja itu sontak menoleh ke sumber suara tersebut.
di sana tepat di hadapan mereka. terdapat remaja lain yang sedang duduk di kursi meja belajar. menatap lurus ke arah mereka berdua, dengan senyuman khas milik nya.
"kamu tahu sendiri sikap Kayla keras kepala. percuma. jika kamu nasehatin dia. anak nya gak mau ngalah, gitu.." dia sedikit menekan-kan. kata ngalah di akhir kalimat. agar memancing amarah kayla keluar.
menyadari remaja itu tengah membicarakan diri nya. membuat Kayla mendengus kasar dan hampir melayangkan satu bantal ke arah remaja tersebut. jika tangan nya tak di tahan oleh Rio.
ia mendengus lagi. menatap tajam pada remaja itu.
"kau selamat. jika bukan karena Rio, yang nahan tangan ku."
"ii takut nyee~ Mak lampir dah marah" bukan nya takut. ia malah semakin menggoda kayla. bahkan raut muka pura pura ketakutan itupun sengaja dibuat oleh remaja tersebut.
ia senang membuat Kayla marah.habis kesabaran. Kayla mulai beranjak dari tempat nya duduk. mengabaikan luka yang sempat ia obati beberapa menit lalu.
melihat kayla yang hendak berjalan menuju tempat nya berada. membuat ia beranjak dari tempat nya duduk. siap siap melarikan diri jika singa Kayla lepas. menurut nya Kayla target paling mudah untuk di jahilin.
namun sayang seribu sayang. Rio menyuruh nya untuk berhenti. menyudahi kejahilan yang ditimbulkannya.
mau tak mau Arthur menurut dan kembali ke tempat nya duduk dengan perasaan sedikit kecewa. begitu juga dengan Kayla yang kembali duduk. lanjut mengobati luka di pipi nya, yang sempat tertunda.
2 menit berlalu...
keheningan terjadi. tak ada satupun dari mereka mau membuka percakapan.
Karena tak tahan dengan kecanggungan yang terus berlanjut. akhir nya Rio memulai percakapan lebih dulu.
"besok." satu kata yang keluar dari mulut rio. membuat kayla dan Arthur memfokus kan perhatian mereka pada laki laki itu.
mengerti perhatian mereka berdua mengarah hanya pada nya. Rio melanjutkan perkataan-nya yang sempat tertunda.
"besok. kita balik ke jakarta kan?." terjadi keheningan lagi selama beberapa menit. sebelum akhir nya kayla dan Arthur berteriak. membuat Rio tersentak kaget dan hampir terjungkal ke belakang. jika saja ia tak berpegangan di ujung tepi kasur.
"aku lupa! aku belum kemas barang barang ku!!" saking panik nya. kayla beranjak dengan tergesa gesa turun dari kasur. ia sudah selesai membalut luka luka nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Antagonist?
Teen Fictionterbangun menghadapi kenyataan. kayla anak pertama itu terpaksa meninggalkan adik laki laki nya di panti asuhan. kehilangan orang tua membuat Kayla menanggung beban sendirian di pundak nya. • • • • • • • namun, entah takdir atau apa. Kayla di per...