28

608 130 1
                                    

Jaemin membawa renjun pulang, disaat bersamaan dengan dokter keluarga yang datang, jaemin langsung membawa renjun kedalam kamarnya, membuat jisung yang melihat langsung berlari sembari menangis karena melihat renjun yang berada digendongan ayahnya itu bahkan Yeri juga kaget hingga menyusul ke kamar jaemin.

Di kamar jaemin.

Jaemin meletakkan renjun secara perlahan lalu diapun membuka sepatu dan kaus kaki renjun juga menyelimutinya. Dokter juga langsung memeriksa renjun.

"Bagaimana?"

"Nyonya hanya kelelahan saja tuan, selebihnya tak ada hal yang buruk sama sekali, nyonya hanya perlu istirahat selama beberapa hari."

"Terimakasih." Ucap jaemin lega.

"Ini resep yang harus ditebus tuan na."

"Berikan pada saya." Ucap Yeri dan dokter itupun memberikan pada Yeri lalu pamit pergi.

"Noona akan menebus obatnya dulu." Ucap Yeri lalu pergi sedangkan jisung masih menangis saat ini membuat jaemin langsung menggendong anaknya itu.

"Dy, Mama kenapa hiksss... Mama atit?"ucap jisung sembari menangis.

"Hmm, Mama hanya sedikit sakit, jie jangan menangis lagi ya. Nanti Mama jadi sedih lagi." Ucap jaemin menghapus airmata anaknya itu.

"Mama akan sembuh dy?"

"Hmm, Mama pasti akan sembuh." Ucap jaemin tersenyum pada anaknya itu.

"Jie mau bobok dekat Mama." Dan jaemin yang tak punya pilihan lantas meletakkan jisung disebelah renjun dan jisung langsung berbaring lalu memeluk renjun dengan tangan mungilnya itu. Sedangkan sang empu sama sekali tak terganggu. Jaemin lantas menggulung lengan bajunya dan diapun pergi ke dapur untuk meminta air di baskom agar bisa mengompres renjun.

Sekembalinya dari dapur, jaemin lantas mendekat dan diapun duduk disebelah renjun yang saat ini di infus lalu diapun mengompres renjun.

"Mama." Gumam renjun, jaemin lantas menggenggam tangan renjun yang panas karena suhu tubuhnya itu.

"Aku disini sayang, tenanglah." Ucap jaemin dan renjun seketika kembali tidur dengan nyenyak.

Drrtt...Drrtt...Drrtt....

Jaemin melihat ponselnya dimana panggilan dari asistennya Mark.

"Ya?"

"....."

"Kau bisa menyuruh wakil ceo Kanemoto menggantikan saya untuk bertemu dengan klien itu."

"...."

"Kalau begitu batalkan kerja sama dengannya. Saya tidak perduli, sekarang saya ada urusan yang jauh lebih penting dari klien itu."

"...."

"Apa kau pikir aku perduli? Lakukan apapun." Lalu jaeminpun mematikan ponselnya dan berusaha mengontrol emosinya saat ini, sekarang dia hanya boleh fokus pada renjun yang sedang sakit.





At. Neo corp.

Terlihat Mashiho yang baru saja kembali dari ruangan Yoshi lalu diapun menatap bingung pada kursi kerja renjun yang kosong tapi masih banyak berkas diatas mejanya.

"Dimana renjun?"

"Renjun ge tiba-tiba sakit Hyung, dan Presdir na membawanya pulang langsung." Ucap Jung Hwan.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaannya?"

"Itu pekerjaanku, aku akan menyelesaikannya. Aku menyelesaikan ini dulu Mashiho, baru yang itu."

"Aaa." Lalu Mashiho pun duduk dimeja nya.

"Bagaimana dengan urusan pekerjaan bersama wakil ceo?"

"Lancar kok Doy."

"Kau yakin hanya bekerja?" Curiga Doyoung.

"Memangnya aku harus melakukan apa lagi?" Bingung Mashiho.

"Wakil ceo itu sangat tampan, kau tak menyadarinya atau apa?" Ucap Doyoung.

"Aku tidak tertarik untuk berkebcan." Ucap Mashiho lalu kembali mengerjakan pekerjaannya. Jung Hwan yang mendengarnya tertawa begitu saja.

"Apa menurutmu ada yang lucu Seo Jung Hwan?"

"Anio, hanya saja kau harus tahu Hyung tak semua orang memperdulikan cinta seperti dirimu." Ucap Jung Hwan tertawa sedangkan Doyoung hanya mendengus kesal lalu diapun beranjak dari duduknya untuk pergi ke cafetaria dan membuat kopi.

"Kurasa tak perlu terlalu berlebihan pada kembaranku Jung Hwan." Ketus Jun kyu.

"Aku rasa itu tak berlebihan Hyung."

"Di matamu." ketus Jun kyu lalu menyusul kembarannya membuat Jung Hwan berhenti tertawa lalu melihat kearah Yedam.

"Apa aku sudah keterlaluan Hyung?" Yedam hanya mengangkat bahunya sebagai jawabannya membuat Jung Hwan hanya bisa menghela nafas dan mengerjakan kembali pekerjaannya.

Di cafetaria.

Jun kyu mendekat pada Doyoung yang membuat kopi lalu melakukan hal yang sama.

"Kau marah pada Jung hwan?"

"Tidak, aku hanya kesal pada Yedam Hyung yang tak perduli akan perasaanku." Ketus Doyoung.

"Kurasa kau harus lebih terus terang, kalau bisa tembak saja dia."

"Tapi aku ingin seseorang seperti Presdir Na. Dia terlihat sangat mencintai renjun."

"Aaa. Aku juga menginginkan pria semacam itu, kira-kira kapan aku akan mendapatkannya ya?"

"Memangnya kau sedang mengincar siapa?" Ucap Doyoung melihat kembarannya itu.

"Aku tidak tahu, sepertinya belum ada."

"Kalau begitu incar dulu satu orang, maka kau bisa berharap kalau dia akan seperti Presdir Na."

"Kau benar." Ucap Jun kyu, sementara itu tanpa kedua saudara itu sadari, haruto mendengarkan semuanya dan diapun segera pergi, karena sudah tahu kalau kriteria yang diinginkan Jun kyu adalah seperti kakak sepupunya yang datar tapi perhatian pada satu orang saja. Seperyinya dia harus memohon untuk belajar pada jaemin nantinya.























~***~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang