happy reading bubbb
"Fadil anjing!" umpatan kasar yang dilontarkan oleh Fahiz mengundang tatapan tajam dari nama yang ia sebut tadi.
"lo anjing atau bukan?" Fadil menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan itu.
"yaudah ngapain marah, beb" tangan Fahiz mulai menarik lengan Fadil, agar anak itu juga ikut masuk ke dalam toilet.
"sini, cuci muka dulu" Fadil mendekat sedikit kearah Fahiz karena anak itu memanggilnya untuk berada di sampingnya. setelahnya Fahiz memberikan sabun cuci muka yang sudah ia bawa dari rumah.
"cara pakainya? aku ga pernah pakai ginian" Fahiz sudah bersedia untuk memutar bola matanya dengan malas. seketika helaan nafas yang cukup panjang keluar dari belahan bibir Fadil, membuat dia segera melirik kearah abangnya.
"suka banget mutar mutarin bola mata gitu, ga pusing emang?"
"ya lagian lu masa ga pernah pakai ginian!" Fadil kembali menggeleng, lalu Fahiz berucap. "iya iya yang natural pakai air wudhu"
Fahiz mulai mengeluarkan isi sabun dan meletakkannya di ruas jari telunjuk dan jari tengah. membasahi sedikit tangannya lalu menggosoknya secara perlahan, setelah beberapa menit tangan Fahiz sudah dipenuhi dengan busa busa yang lembut. Fahiz memberikan intruksi agar Fadil lebih mendekat dan sedikit berjongkok.
busa busa lembut itu kini sudah mengenai permukaan wajah Fadil, yang ia rasakan kini sangat dingin dan segar. secara perlahan kedua tangan Fahiz berputar putar diwajah saudara kembarnya itu.
setelah dua menit Fahiz mencuci tangannya terlebih dahulu, baru kemudian dia menampung air yang sedang mengalir itu menggunakan kedua tangannya dan mengarahkan ke wajah Fadil yang masih berbusa.
pyur
tubuh Fadil sedikit tersentak kaget saat air hangat mengenai kulit wajahnya.
"harus pakai air hangat, dek?"
"engga juga" ujar Fahiz yang masih saja membilas wajah Fadil. setelah selesai kini bergantian, giliran dirinya yang mencuci wajahnya sendiri sedangkan Fadil hanya duduk dan memperhatikan sang adek dengan seksama yang sedang melakukan kegiatan yang ia lakukan juga pada dirinya tadi.
Fadil mengangguk ngangguk melihat langkah langkah yang dilakukan Fahiz, kini banyak kalimat kalimat yang tersimpan dibenaknya.
salah satunya,
"jadi gini kelakuan ketua geng dimalam hari?" kalimat itu tak sengaja terucap, saat Fahiz sedang mengeringkan wajahnya menggunakan handuk.
"yeuu, kita ketua geng juga manusia kali. manusia mana yang ga mau cakep? elu"
"aku mah cakep dari lahir" dengan narsisnya Fadil menyibak kan rambutnya kebelakang.
"sama aja! kalau ga dirawat mah nanti tuanya jadi jelek!"
"ga mungkin, bibit daddy ga mungkin gagal" ingin rasanya Fahiz berteriak se kuat kuatnya dihadapan Fadil yang selalu saja menjawab jika ia berbicara.
"dih, serah lu deh. gue ngantuk banget, udah kangen berat juga sama kesayangan" Fahiz segera keluar dari toilet meninggalkan pemuda itu sendiri didalamnya.
baru saja kaki Fadil mendekat kearah ranjang suara pekikan kembali terdengar
"lu tidur di sofa deh Fadil! ini kasurnya kecil banget, ga cukup untuk dua orang" alasan yang sangat klasik, apa Fahiz lupa kalau kasur dikamarnya sama kasur yang ini mempunyai ukuran yang sama. tapi tak apa, apapun itu permintaan kesayangannya kalau masih bisa dia turutin, it's okay banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Double Fa
RandomBrothership Familyship Sebelum membaca alangkah kalian memfollow akun ku 😉 Awal : 9 april /2024 Akhir: -