Penghilang rindu🔞
Lentera senja bersinar dari barat, semburan awan hitam menyamarkan keindahannya. Gemuruh suara langit mengiringi jalan awan yang lambat. Hal yang membuat keresahan banyak orang.
Jalanan yang ramai ingin cepat-cepat sampai tujuan sebelum rintik menghadang mereka. Trotoar juga ramai dilalui para pekerja, pelajar juga mahasiswa yang ingin pulang.
Halte bus juga ramai orang-orang yang sudah kelelahan menghadapi harinya. Satu mahasiswi terlihat masih cantik meski rambut yang tergerai panjang sudah lepek. Dari arah lain sepasang mata tidak teralihkan. Rasa lelah yang ia rasa seketika hilang. Apalagi rindunya yang beberapa hari ini tidak bisa melihat wajah cantik itu secara langsung.
Mendekatkan kendaraannya pada gadis itu. Kepalanya yang tertunduk fokus pada benda pintar yang terus ia otak-atik. Lama menunggu tidak adanya kesadaran darinya.
" Kak!." Tegurnya sedikit kencang, membuat gadis itu terkejut.
"Ish, ngagetin." Ucap gadis itu padanya. " Kamu ngapain ada di daerah sini?." Tanyanya.
" Hehe, sengaja sih tadi. Niatan mau jemput kakak tapi ketemu disini." Ucap Arsya memperlihatkan senyum lebarnya.
" Eh, ngapain kamu jemput aku?." Tanya Salsa kembali.
" Ya gak papa, kangen." Ucapnya membuat semburan merah terbit di pipi Salsa. " Udah yuk, aku anter ke kosan." Ajaknya.
Menikmati semburan senja dengan pelukan erat yang membuat senyuman tidak luntur. Degup jantungnya teratur menuju cepat. " Kak di kos cowok boleh masuk gak?." Tanyanya di pemberhentian lampu merah.
" Ya gak boleh dong, kan itu khusus cewek!." Jawab Salsa sedikit kencang. " Emang kenapa?." Tanyanya.
" Enggak, kangen pengen mae.....
Belum selesai perkataannya, rintik hujan mengguyur semua orang yang ada disana. Kepanikan melanda semua pengendara motor. Dua puluh detik lagi lampu hijau akan menyala.
" Kaka ambil mantel di tas, kamu pake!." Ucap Arsya.
" Ini cuman satu, kamu make apa?." Tanya Salsa setelah mengambil mantel milik Arsya.
" Udah, kakak aja yang pake, bentar lagi lampu ijo!." Mendengar hal itu, Salsa melihat lampu lalu lintas. Ia langsung memakai mantel, mengingat banyaknya hal-hal penting yang dibawa.
Sepanjang perjalanan Salsa menundukkan kepalanya, memeluk erat tubuh belakang Arsya agar pemuda itu sedikit terkena air hujan. Lama perjalanan yang mereka tempuh, sampai Salsa tidak lagi merasakan rintik hujan.
Mengangkat kepalanya melihat per sekitaran yang penuh dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua. Mengerutkan keningnya berfikir dibawa kemana dirinya saat ini.
Setelah motor yang mereka kendarai terparkir dengan sempurna, Salsa turun dengan pertanyaan yang ada di pikirannya. " Kita dimana?." Tanyanya.
" Di apart aku. Kata kakak kan kosan kakak khusus cewek, cowok gak boleh masuk, jadi aku bawa ke apart biar kita bisa sama-sama masuk." Jelas Arsya dengan muka tengilnya.
" Dih tengil banget, ya udah kita masuk, lihat basah banget kamu nya." Ucap Salas sembari menunjuk seragam Arsya yang meneteskan air sisa hujan.
_
Sesampainya didalam apart, Salsa menyuruh Arsya untuk mengganti pakaian sedangkan dirinya sibuk membuat minuman hangat untuk mereka berdua.
Setelahnya ia langsung menuju kamar yang ada dilantai atas, sembari membawa nampan. Sesampainya ia disambut dengan Arsya yang duduk dipinggir ranjang bertelanjang dada dengan handuk kecil yang menutup kepalanya. Sibuk dengan ponsel yang sudah dimiringkan, tidak menghiraukan kedatangannya.