Anak-anak Ajaib?

879 115 5
                                    

(meksipun sudah ending, tetap vote, loh!)
Warning

⚠️ Norenmin area
⚠️ NCT ship
⚠️ BxB
⚠️ Just imajinasi author

√ Kalau suka jangan lupa tinggalkan vote, komen, dan follow author
√ Kalau nggak suka, silakan pergi
√ Bahasa gado-gado (baku dan non baku)
√ Dilarang hate komen tanpa sebab dan alasan
√ Sabar menunggu update

ᕦ。⁠.゚⁠+⁠ ๑⁠'⁠•⁠.̫。⁠*゚☆.⁠*⁠・⁠。♡⑅༚⁠෴˖✿⊰⁠⊹

Renjun tengah fokus mewarnai kertas gambar yang diberikan oleh guru. Memoleskan tiap sudut gambar dengan pewarna. Mengambil warna kuning, kesukaannya.

Jangan berharap jika hasilnya akan bagus, karena Renjun hanya mewarnai sesuai dengan apa yang dia mau.

Melupakan eksistensi si kembar yang sesekali bertanya warna apa yang akan digunakan. Oh, mereka sedang menyontek Renjun. Meniru warna apa yang akan digunakan si manis.

Jari kecil Renjun terus menari di atas kertas. Menutup putih dengan warna.

"Injuni, walna ini apa?"

Renjun menoleh ke Jeno, lalu menunjuk pada salah satu krayon miliknya. "Walna ini. Nono ndak puna?"

Jeno memperlihatkan wadah krayon. "Ndak, ini hilang!"

Renjun mengangguk lucu, lalu memberikan pada Jeno. "Ini, tapi nanti belikan pada Injuni lagi."

Wajah Jeno sumringah. Melupakan satu warna yang hilang dari tempatnya. Entah, Jeno juga lupa menaruh di mana warna itu. Bisa jadi hilang karena dia mainkan.

Berbeda dengan Jaemin yang sudah mulai bosan mewarnai. Dia berhenti sejenak, lalu memberikan kertasnya pada Renjun.

"Ugh! Nana bosan, Injuni mau mewalnai lagi ndak?"

Renjun yang memang dasarnya suka menggambar dan mewarnai pun menerima dengan tangan lebar. Bagai mendapatkan mainan baru.

"Ibu guluuu! Jaemin culaang!!"

Teriakan dari salah seorang anak kecil membuat guru cepat-cepat mendekati meja yang diisi lima anak di pojok.

"Ya, Echan. Ada yang bisa ibu bantu?"

"Jaemin culang, menyuluh Lenjun mewalnai!" adunya pada sang guru.

Hal tersebut membuat Jaemin segera menatap temannya dengan horor. Pengadu!

"Ndak, kok! Nana kan cuman bosan," belanya.

Ibu guru tersenyum. "Punya Jaemin di mana? Sudah selesai mewarnai?" bertanya pelan agar tidak membuat si kecil ketakutan.

Jaemin menggeleng, lalu menaruh gambar di depannya lagi. "Echan belbohong, huh! Aku kan capek!"

Sang guru hanya mengembuskan napas. Beberapa hari mengajar di kelas membuatnya sedikit tahu jika meja iniーyang diisi si kembar, Renjun, Haechan, dan Sunwooーadalah meja terberisik.

Bagaimana tidak? Si kembar yang sering berebut perhatian Renjun, Haechan yang super usil, dan Sunwoo yang pemarah. Sudah komplit, kan? Hanya Renjun yang memiliki sifat kalem.

Bahkan di awal masuk sekolah, Jaemin sempat menggigit jari Haechan karena cemburu melihat Haechan menempel pada Renjun. Serta Sunwoo yang ngompol karena takut.

Maka dari itu, guru sedikit lebih memperhatikan meja mereka. Karena sesekali, Haechan atau Jaemin akan menggangu teman lainnya.

Aduh, mereka benar-benar over aktif!

"Tidak apa-apa kalau capek, Jaeminie bisa berhenti dahulu, tapi tetap harus diwarnai sendiri, ya? Kan Jaemin anak pintar."

Haechan masih ingin mengusili Jaemin. "Jaemin menyuluh Lenjun mewalnai, Bu guru! Itu culang. Ndak boleh, kan?"

Guru mereka memang harus ekstra sabar dan hati-hati. "Oh, ya? Jaemin anak pintar, bukan? Kalau begitu diwarnai sendiri. Oke?"

Obrolan itu bagaikan angin lewat bagi Jeno dan Renjun yang masih fokus mewarnai gambar. Sedangkan Sunwoo yang sudah selesai dahulu justru menaruh kepala di meja.

Guru yang melihat Sunwoo pun mendekat. "Sunwoo sudah selesai?"

Empu mengangguk.

"Kepalanya pusing?" tanya guru lagi.

Sunwoo mengangkat kepala. "Ndak, Nunu mengantuk. Mau bobok. Kan sudah selesai akunya."

Sang guru melihat kertas yang tergeletak di meja, di mana terdapat milik Sunwoo. "Wah, Sunwoo suka warna hitam?"

"Iya, bial cepet selesai."

Ah, maksudnya karena si murid hanya menggunakan satu warnaーhitamーmakanya cepat selesai. Agaknya membuat sang guru meringis dan merinding karena satu kertas berwarna hitam semua. Sampai gambar ikan pun raib.

Berganti pada dua anak yang sejak tadi diam dan sesekali memperhatikan interaksi mereka. Jeno dan Renjun terlihat lebih anteng dan duduk manis.

Setidaknya, dua anak itu tidak ikut merusuh. Sedikit meringankan beban guru.

"Injuni cudah!" Renjun memberikan pada guru.

"Wah, cantiknya!" puji guru, membuat si manis ikut tersenyum.

Namun, belum selesai bu guru kembali ke depan, terjadi hal tak terduga.

MUAH!

Membuat bu guru yang mengajar melotot tidak percaya. Beruntung anak-anak yang lainnya tidak memperhatikan sebab sibuk dengan dunia masing-masing.

"Jenoooo!!" teriak Jaemin sambil bersungut-sungut.

Semua teman sekelasnya menoleh, lalu kembali fokus mewarnai. Oke, sudah menjadi hal normal di kelas ini.

Sedangkan Haechan dan Sunwoo tertawa cekikikan.

"Nono ndak boleh, Nono kok gituuu!!"

Guru segera menahan Jaemin yang hendak mendekati Jeno, terlihat anak itu akan memukul kembarannya.

"Jaemin, tidak boleh berteriak di kelas. Duduk manis saja. Jeno kenapa cium pipi Renjun?"

Jeno yang mendapatkan pertanyaan dari guru pun tersenyum lebar. "Nono sudah beljanji pada Injuni. Soalnya gambalnya bagus."

Bu guru menjatuhkan rahang. Hampir tersedak air liurnya sendiri.

"Mama win celalu cium Injun kalena gambalna bagus!" tambah Renjun.

Err-- Bu guru tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka berlima memang anak yang luar biasa, tidak bisa ditebak. Ajaib sekali mereka.

*°*°*°

Kunti Bogel ||• NoRenMin (S¹)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang