Novelku (21+)

1.7K 43 0
                                    

!!!!!!!!!!!! DISCLAIMER !!!!!!!!!!!!

Adegan ini fiktif dan dipenuhi kekerasan dalam berhubungan intim.

Homophobic just skip

Tidak untuk menyinggung siapapun

.

.

.


Aku tinggal bersama adik laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. Ia berusia sepuluh tahun.

Kami hanya berdua, dan aku menghidupinya dengan menghalalkan segala cara.

Bukan maling apalagi menjadi penipu. Aku hanya menulis novel. Akan tetapi novel dewasa.

Yang setiap chapter nya tidak jauh-jauh dari berhubungan intim dan adegan 21+ lainnya.

Sasarannya tentu orang-orang mesum di luar sana yang tidak kusangka amat banyak jumlahnya.

Karya pertamaku saja dicetak hingga 2 juta kali.

Hasilnya aku bisa membeli rumah bahkan mobil dari hasil jualan novel porno.

Juga lepas dari kemiskinan setelah diusir oleh ibu panti dalam dua tahun.

Omong-omong usiaku baru 22 tahun. Dan aku menekuni bidang ini sejak 4 tahun lalu. Saat corona, waktu aku dipecat dari kerja parttime sana sini.

Aku menulis sesuai mood, jika ada ide terlintas baru aku menulis.

Kadang dikejar editor karena aku lama setor, beberapa karya juga mangkrak tidak kuteruskan lantaran idenya macet.

Hari ini seharusnya aku menulis karya terbaruku yang prolognya baru kemarin terbit. Tapi, hari apes memang tidak ada di kalender.

Aku meminum kopi kemasan yang sudah kadaluarsa. Alhasil perutku sakit sekali, pusing, juga mual.

Jadi, untuk hari ini aku melewatkan pekerjaanku sebentar dan memilih beristirahat.

💦💦

"Buka lebih lebar selangkanganmu Chani"

Mataku menelisik pria yang tengah bertelanjang dada di depanku.

"Aaah!"

"Oh shit! apa aku baru saja mendesah?"

Setelah sadar, aku juga telanjang bulat, tapi tunggu, dimana payudaraku?

"NGH-GGAH" tubuhku spontan meliuk, aku membusungkan dada. Meremas sprei.

Jemari gagah nan besar itu menelusup masuk ke lubang bokongku.

Jarinya terasa menekuk di dalam, mengorek-ngorek daging didalamnya hingga darahku mendidih.

Mimpi kali ini aneh, tapi nikmat.

"SAKKITT MELK!!!"

"Hah? Melk?" pikirku tanpa bicara, mulutku hanya spontan memanggil nama itu. Tapi namanya terdengar familiar.

"Bukankah kamu tahu akibatnya kalau tidak menurut?"

"AKKH!"

Jarinya bergerak lebih beringas. Seolah tengah memakai cincin tajam yang bergetar dan menusuk dinding analku.

Kakiku diangkat dan disampirkan di bahunya.

"AHK"

"AHK"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang