[63] Luka

1K 116 108
                                    

Malam yang terasa begitu panjang pun akhirnya sudah terlewatkan, berganti dengan pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam yang terasa begitu panjang pun akhirnya sudah terlewatkan, berganti dengan pagi hari. Pagi hari ini Mayra akan di makamkan, jenazah Mayra baru saja tiba di pemakaman Umum yang tak jauh dari rumahnya.

Selama proses pemakaman Mayra berlangsung, Athar tak henti-hentinya menangis, bahkan saat semalam jenazah Mayra di bawa pulang ke rumah, Athar hanya menangis sembari memeluk tubuh sang istri yang sudah tak bernyawa.

Athar juga tidak tidur semalam, ia hanya terus menangis. Athar juga mengabaikan rasa sakit di kepala nya bekas kecelakaan kemarin, tak hanya itu Athar bahkan sampai lupa bahwa dirinya belum menemui putri kecilnya yang saat ini masih berada di rumah sakit.

Rasa kehilangan yang begitu mendalam dihatinya membuat ia lupa akan semua hal, termasuk putri kecilnya. Saat ini yang Athar inginkan hanyalah istri tercintanya itu tidak pergi meninggalkan dirinya, berharap ada keajaiban yang bisa mengembalikan istri tercintanya kembali dalam pelukannya.

Jika boleh meminta biarlah Athar yang pergi meninggalkan Mayra saja, dari pada harus ia yang ditinggalkan oleh Mayra "Sayang hiks..hiks.." lirihnya saat pengali kubur mulai menutupi jenazah Mayra mengunakan tanah, seakan-akan tidak Rela saat tanah-tanah mulai menutupi jenazah istri tercintanya.

Halimah memeluk tubuh putranya yang rapuh "Nak ikhlaskan nak hiks..hiks.." ujarnya sembari mengusap-usap punggung Athar yang bergetar karena menangis

Athar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menangis tersedu-sedu di dalam pelukan sang ibu "Mayra Umi hiks..hiks.." lirihnya merasakan sakit di dalam hati kecilnya kala melihat jenazah Mayra perlahan mulai tertutup oleh gundukan tanah

Menyakitkan sekali saat ia harus melihat wanita yang dicintainya terkubur dan tertutupi oleh tanah seperti ini "Hiks..hiks..sakit Mi sakit" lirih Athar memukul dadanya yang terasa sesak

"Kenapa Mayra meninggalkan Athar Mi, hiks..hiks.."

"Hiks..hiks.. Mayra tidak boleh pergi Umi hiks.. Mayra harus bersama dengan Athar selalu hiks..hiks.." lirihnya yang menangis di dalam pelukan Halimah

"Sudah nak, sudah" sahut Halimah sembari mengusap-usap punggung sang putra yang bergetar karena menangis

Jika ada yang terluka akan kepergian Mayra, Athar lah orang yang paling terluka atas kepergian Mayra untuk selama-lamanya. Mayra adalah hidupnya, belahan jiwa dan hati nya, kini belahan jiwanya itu pergi untuk selama-lamanya.

"Mari bapak-ibuk semuanya, kita berdoa untuk Almarhumah Ning Mayra, semoga amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT.. di lapangan kan kuburnya dan diberikan tempat terbaik di sisinya.. Alfatihah" ucap Ustadz tersebut memimpin doa

Semua yang hadir di pemakaman Mayra pun, mengangkat kedua tangan meraka masing-masing. Membacakan doa yang dipimpin oleh pak Ustadz.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang