Warn: Cerita ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru. Harap bijak dalam membaca.
✾✾✾
Pagi. Oh, atau lebih tepatnya pukul tujuh lagi-lagi senyum itu terbit seperti biasa, apalagi kini ia melihat layar ponselnya yang menampilkan notif panggilan dari seseorang yang selalu ditunggu-tunggu.
"Kenapa baru diangkat?"
Gadis pirang itu mengusap matanya, beralih untuk duduk setelah dirasa cukup lama dirinya rebahan diatas kasur "Baru bangun juga."
Ethan tertawa kecil disana, "Gak heran aku, btw duit yang aku kasih udah kamu pake?"
Anna menggeleng kecil. Kalau boleh jujur, sebenarnya duit Ethan itu masih lumayan banyak di ATM-nya. Ia tak pernah mau memakai uang Ethan, sebab ia juga tahu diri paling mentok ia hanya memakainya sekitar 200 ribu– setengah dari yang diberikan kekasihnya.
"Ada kok, kenapa? Kamu butuh?" Tanya Anna penasaran.
"Enggak, aku gak butuh. Itu kan emang aku kasih buat kebutuhan kamu."
"Terus kenapa nanya?"
Ethan menghela nafas disana. Iya, Anna bisa dengar dengan jelas suara itu meskipun kini ia tidak melihat wajah tampan kekasihnya karena ini hanya panggilan biasa.
"Nanya doang sih, hehehe."
Anna yang mendengar itu sontak merotasikan matanya, kini kepala gadis itu dipenuhi fikiran-fikiran yang entah kenapa rasanya sulit diungkapkan.
"Sibuk apa akhir-akhir ini?" Tanya pria itu lebih lanjut, gadis yang ditanya pun langsung melihat meja belajarnya yang penuh dengan tumpukan kertas.
"Nggak ada sih, cuma nyusun praktikum tentang diplomasi sama minggu depan kayaknya presentasi."
Dari suaranya sih, Ethan nampak berdehem seakan mengerti kesibukan kekasihnya saat ini.
Mendengar Ethan yang diam saja–akhirnya Anna memutuskan untuk bertanya satu hal. Ya, meskipun pertanyaan yang akan ia tanyakan ini sudah jelas akan menciptakan keributan kecil antara dirinya dan juga pria tampan itu.
"Ehm, Than. Kamu—" ada jeda cukup lama dari kalimat yang akan Anna tanyakan pada kekasihnya.
Sementara Ethan masih menunggu, Anna justru menggigit bibirnya. Sel dalam otak gadis itu bekerja sekeras mungkin hanya untuk satu pertanyaan yang pastinya membuat pria itu sedikit tersinggung.
"Kenapa hm?" Tanya Ethan, begitu dirinya tak kunjung mendapat jawaban Anna.
Anna menghela nafas, "Kapan kamu pulang ke Indo? Aku kangen." Akhirnya dengan perasaan dan keberanian penuh, gadis itu berhasil menyelesaikan kalimat yang sedari tadi bercokol dalam otak dan hatinya.
Pertanyaan yang kerap kali mengganggu hati dan pikiran Anna setiap kali ia atau Ethan melakukan sesi telpon.
Pertanyaan yang entah kapan akan terwujud menjadi nyata–atau ia sejujurnya hanya butuh kejelasan waktu kapan kekasihnya itu akan pulang? Kalau boleh jujur, Anna merasa lelah menjalani hubungan yang menurutnya terlalu monoton.
Ia tak suka, meskipun Ethan lumayan sering menghubunginya. Anna juga butuh pelukan fisik daripada sekedar ucapan yang menyebutkan perasaan.
Iya, Anna lelah.
"Na, kamu tau sendiri kan. Aku disini–"
"Lagi ngejar impian." Lanjut Anna sembari tersenyum kecut, paham sekali kalimat yang selanjutnya akan keluar dari bibir Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gossip Girl
Любовные романыHanya sebuah kisah klasik di daerah Jawa Barat, tepatnya Bandung yang menjadi saksi kisah empat gadis dengan berbagai problemnya tersendiri. Pairing : Rosé, Jennie, Lisa, and Jisoo Focus on Rosé Genre : Romance, slice of life, young adult, etc.