Meet The Cast

28 5 0
                                    

Maaf untuk typo yg terjadi~

"Besok lu jadi ikut ke rumah noah ga lan?" Suara seseorang melalui smartphone erland mulai terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok lu jadi ikut ke rumah noah ga lan?" Suara seseorang melalui smartphone erland mulai terdengar.

"Gatau, liat besok deh" erland yang baru saja merebahkan diri disofa apartemennya setelah kelas sore mulai membawa kakinya menuju kitchen, tujuannya segelas kopi atau sesuatu yang dapat mengenyangkan perutnya. Maklumi saja ia baru sempat mengunyah satu potong roti itupun 6 jam yang lalu.

"Yaelah tinggal duduk disamping setir juga, gue deh yang nyetir. Eh tapi kalo lo gamau tetep gue jemput si hahaha"

CTAK!

Erlan yang sedang menunggu mesin kopinya mulai mengedarkan pandangannya.  Ini adalah apartemen pribadinya jadi tentu sekarang ia sendiri. Jujur saja fakta tersembunyinya adalah ia takut dengan hal ghaib!

"Sada, lo denger ga?" Ucap erland sedikit berbisik, celotehan sada sang teman disebrangnya tidak ia pedulikan.

"Apaan? Gada. Tadi gue sampe mana bjirr, oh..." tidak peduli ucapan sada, erland mulai memberanikan untuk melongokkan kepalanya kearah ruang tengah, tempat yang dirasanya asal suara.

"Erland? Lo dengerin gue ga si woy!"

Mata erland melebar, ia terkejut karena melihat siluet perempuan yang berada dibalik jendela balkonnya.

"Sada lo percaya tokoh mitologi ga" Sungguh! Ia hidup sendiri! Dan apartnya ini lantai 15! Orang mana yang percaya jika apa yang dihadapinya ini manusia, dan jenis setan atau iblispun erland rasa tidak seperti itu bentuknya sehingga pilihannya hanya bidadari atau tokoh mitologi. Ok itu berlebihan sih.

"Mabok ya lo"
"nanti gue telfon lagi" tanpa menunggu jawaban sada, erland segera menuju balkonnya, ia penasaran kenapa dan siapa yang ada di balkonnya malam malam begini.

Cklek

"Eh?" "Hah?" Dua suara manusia yang sama terkejutnya. Mata mereka bertemu selama 10 detik dan dengan sedikit canggung erland memberanikan diri untuk membuka mulutnya.

"Emm...kamu? Siapa?" Tanya erland heran.

"Eh maaf, aku minta maaf banget ganggu atau ngagetin, aku cuma mau ambil almamaterku yang terbang" jawab sosok perempuan dengan sedikit malu (menurut erland).

Menurut pandangan erland makhluk didepannya adalah manusia bukan bidadari ataupun tokoh mitologi yang sempat ia tanyakan ke sada. Tubuhnya kecil entah apa karena ia yang memang terlalu besar tetapi baginya perempuan didepannya ini seperti anak kecil ditambah suaranya lembut khas seorang perempuan.

Menurut ke-sok-tahuan erland juga ia adalah mahasiswa kampusnya hanya saja beda prodi, ini bisa dilihat dari warna almamater yang ada ditangannya. Milik erland warna hitam sedangkan milik perempuan didepannya ini warna coklat.

"Darimana?" Ia terlalu shook ada manusia yang bisa terdampar dibalkonnya, sekali lagi ini lantai 15!

Ia melihat perempuan itu sedikit menggigit bibirnya kemudian menunjuk tangga portabel melintang yang berada di sebelah kanannya. Hah? Ternyata tetangganya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang