Chimon yang merasa namanya di panggil langsung menoleh ke arah belakang.
Ia sangat terkejut karena yang baru saja memanggilnya adalah...
"LOVE!!!" teriak chimon sambil berlari ke arah wanita yang lebih muda darinya.
Ya benar, orang yang baru saja memanggil namanya adalah love, love itu sahabat dekat chimon bahkan sebelum nanon datang mereka berdua sudah dekat terlebih dahulu.
Sayangnya waktu itu chimon dan love harus berpisah karena papa love memutuskan untuk pindah rumah karena suatu pekerjaan.
Tapi tidak di sangka juga mereka berdua bahkan bisa bertemu di tempat yang tidak pernah di bayangkan.
"Gilak gue kangen banget sama lo" ucap love sambil mengelus punggung chimon.
"Ya sama anjay gue juga kangen banget sama lo" chimon melepaskan pelukannya dan menatap wajah love, kini posisi mereka sedang berhadapan dan nanon yang masih berdiri tidak jauh dari chimon, kasihan ya si lesung pipi.
"Kok lo bisa nyampe ke sini?" ucap chimon karena ia masih tidak percaya jika ini pertemuan selanjutnya setelah mereka berdua tumbuh dewasa.
"Ya bisalah, udah gausah nanya kenapa gue bisa sampe sini, sekarang kondisi lo gimana? katanya abis sakit ya?" love melemparkan beberapa pertanyaan kepada chimon.
"Eh biji kedele, lo kalo mau nanya tuh atu-atu" jawab chimon kesal.
Love hanya tersenyum bodoh mendengar jawaban dari chimon.
Chimon menjawab pertanyaan love dengan sangat rinci bahkan ia juga menceritakan mengapa ia bisa seperti ini.
Begitupun love, ia mendengarkan semua jawaban dari chimon dengan seksama tanpa meninggalkan 1 kata pun.
"Jadi gitu" ucap chimon sambil mengayunkan tubuhnya.
"Jadi nyamuk nih gue? ga di anggep nih gue? jahat bener sumpah" ucap nanon tiba-tiba.
"Eh non sorry, gue lupa kalo di sini juga ada lo, maafin na, kalo marah ntar jodohnya bukan paw-" ucapan chimon terputus karena nanon tiba-tiba membekap mulut chimon menggunakan tangannya.
"Stop sebut nama itu" nanon melepaskan bekapan tangannya di mulut chimon.
Love yang melihat itu tersenyum lebar dan tiba-tiba ia mengeluarkan 5 kata yang membuat 2 manusia di hadapannya diam seperti patung.
"Cocok juga jadi couple bl" ucap love sambil tersenyum gemas.
"Bangsat, lo ngomong sekali lagi gue tonjok lo" tebak siapa yang ngomong? apa? nanon? apa? chimon? nope, salah besar, yang ngomong itu PERTH TANAPON.
Love kaget karena tiba-tiba perth muncul di hadapan mereka, kalo love kaget, terus 2 kunyuk ini apa? speechless?
"P-perth?" ucap chimon bingung sambil terus memandangi wajah perth yang saat ini sedang memerah karena marah.
"Wuis pawangnya dateng, udah dulu ya chi, non, gue mau balik lagi, bye" love berlari kecil meninggal mereka bertiga yang posisinya masih di depan lift.
"Lo ngapain di sini bangsat?" ucap nanon sambil berjalan sedikit mendekati perth.
"Terserah gue dong, emang ini gedung bapak lo?" perth mendekatkan wajahnya ke wajah nanon, dengan segera nanon menonjok wajah tampan milik perth.
Yang di tampar gimana? ya gak terima lah, tapi untung saja chimon langsung mencegah keduanya.
"Udah-udah stop, malu ntar di liat orang lewat" lerai chimon kepada 2 manusia di depannya.
"Gue ga bakal bales nonjok ke ni orang kalo lo ikut gue" ucapan perth itu membuat nanon semakin tak terima.
"Enak aja lo, emang urusan dia ama lo apa? hah?" nanon akan melayangkan satu bogeman lagi ke wajah perth tapi untuk saja tidak jadi.
"Udah stop!!!, non... sekarang lo ke ruangan dulu, ntar gue nyusul, janji gue ga lama" ucap chimon mengambil jalan pintas, ia tau kalau ini tidak adil tapi mau bagaimana lagi? kalau tidak di turuti pasti pertengkaran akan tetap berlanjut, untung saja nanon menuruti perintah chimon dan ia segera pergi ke ruangan yang memang sudah di tentukan untuk mereka bekerja.
:
:
:
:
:
:
"Lo kenapa sih perth? lo tau kan kalo itu bakal bikin ricuh? kenapa lo malah ngelakuin ini semua?" ucap chimon agak meninggikan nada bicaranya, saat ini perth dan chimon sedang berada di rootfop gedung tempat mereka bekerja."Gue tau, tapi cuma ini satu-satunya cara biar lo mau ngomong sama gue chi..." perth memandang wajah chimon dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Chimon terdiam sejenak karena mendengar ucapan perth, se menghindar itukah chimon kepadanya, sampai sampai perth melakukan hal itu?
"Tapi cara lo ini salah perth..." ucap chimon dengan suara yang lirih akibat menahan tangisnya.
Air mata perth sudah tidak bisa terbendung lagi, air matanya sudah mengalir deras di kedua pipinya, ntah sadar atau tidak perth tiba-tiba berlutut di hadapan chimon, ia memohon agar semua bisa kembali seperti dulu lagi.
"Perth udah perth, perth stop, ayo berdiri dulu, jangan kayak gini" chimon berusaha mengangkat tubuh perth agar kembali berdiri tapi apalah daya tenaganya tidak sebanding dengan tenaga perth, jadi ia juga ikut berlutut untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah perth dan mensejajarkan tingginya dengan tinggi perth.
"Gue minta maaf chi... gue tau gue salah, gue tau gue terlalu cepet buat ambil keputusan ini semua, gue kira gue bisa berputar layaknya kincir angin, tapi ini semua salah chi... salah, ternyata bener ya... kincir angin tidak akan bisa berputar jika tidak ada angin" ucap perth panjang lebar, saat ini ia sudah menangis se menjadi jadinya.
"Perth..."
"Maafin gue ya chi... gue pingin kita balik kayak dulu lagi, kembali menjadi perthchimon yang sunset kenal, kembali menjadi perthchimon yang saling sayang, walaupun kita sekarang hanya sebatas teman, tidak lebih" ucap perth sambil memeluk tubuh chimon dan sedikit memelankan 2 kata yang ada di akhir.
Chimon membalas pelukan perth dan menangis, mereka berdua saling melengkapi satu sama lain, saling menenangkan satu sama lain sampai tangisan itu perlahan sudah mulai mereda.
Chimon melepaskan pelukannya dan kembali menatap wajah perth.
HAII BUBUB👋 udah chapter 5 aja nih, oh ya trimakasih atas 100 pembacanya yaa, terus support aku dengan cara vote cerita ini dan tinggalin jejak kalian di komentar, maaf na kalo chap ini banyak typo+agak tiba tiba banget, maksudnya tuh alurnya😁
TERIMAKASIH SEMUAA SAMPAI KETEMU DI CHAPTER SELANJUTNYA💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali bertemu tapi tidak untuk bersatu (perthchimon)
Подростковая литератураJika kamu air lautnya maka aku ikannya, Jika kamu langitnya maka aku senjanya, Jika dunia tidak menerima maka kita tidak akan bisa bersama.