🪐 Confession

14 5 0
                                    

Tadi pagi, Wendy menerima pesan dari Chanyeol yang mengundangnya untuk datang ke festival malam ini.

Dua minggu.

Tak terasa, masa istirahat yang diberikan kekasihnya telah berlangsung hingga dua minggu lamanya.

Wendy menyadari bahwa beberapa hari belakangan hanya ia habiskan dengan kegiatan perkuliahan, siaran dan pulang ke rumahnya. Jika biasanya ada lelaki tinggi yang selalu menanti dirinya untuk berangkat dan pulang bersama, kini Wendy kehilangan hadirnya.

Lelaki itu masih ada, sibuk seperti biasanya, namun kini jauh dari gapainya.

Dan hari ini, akhirnya ia menerima pesan dari kekasihnya lagi. Namun ia bingung, haruskah ia merasa senang atau malah berkecil hati.

"Sist, someone's picking you up!"

Ia tersentak ketika pintu kamarnya tiba-tiba dibuka, itu kakaknya.

"Siapa tuh? New partner?" lelaki yang lebih tua setahun darinya itu menyembulkan kepala dengan tatapan bertanya.

Wendy menyelesaikan makeupnya kemudian bangkit meraih tas selempang di sisi ranjang, "Temen." balasnya.

Sang kakak mengangkat bahu kemudian beralih ke ruang tengah, disusul Wendy yang siap meninggalkan rumah.

"Bang Eja," yang disebut namanya berdeham, fokus pada siaran di TV.

"What do you think, if i break up?"

"Kenapa? Si Chanyeol udah gak cakep lagi emangnya?"

Wendy berdecak. Kakaknya ini tidak bisa diajak serius sama sekali.

"Or are you starting to have feelings for your—so called— friend yang nunggu di depan?" menemukan siaran yang pas, lelaki itu menyandarkan diri di punggung sofa dengan stoples keripik pisang di pelukannya.

Terdiam sebentar, Wendy kemudian menyahut tak terima. "GAK GITU, IH!" serunya.

"I'm just.. bored." gumamnya.

"Kalo bosen, yang diganti suasananya, bukan orangnya." lelaki itu memutar tubuh untuk menatap wajah adiknya, "Definitely you didn't talk to him about this." tudingnya yang dibalas anggukan oleh Wendy karena memang benar adanya.

"Stupid." ia kembali memutar tubuh dan fokus pada tayangan TV. "Udah sana pergi, temen lo nungguin."

Wendy mendengus karena disindir terus-menerus, kemudian memilih beranjak ke depan rumah.

"Nanti kalo ketemu Chanyeol bilangin, 'my sister is so stupid and i feel sorry for you', gitu." tambah sang kakak sambil melemparkan sekeping keripik pisang ke arahnya.

"Brengsek." Wendy menyahut balik sambil membanting pintu rumah.

🪐

Wendy diam saja di sisi kemudi selama Azkadio menyetir untuknya. Dan Azkadio yang cukup bisa membaca situasi memilih fokus pada lokasi tujuan mereka.

"Ka," Wendy membuka suara tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya. "lo naksir gue, ya?"

Azka berkedip cepat, "Gimana?" tak menyangka akan menerima pertanyaan sejenis ini di tahun kedua mereka berteman.

"Cowok gue pernah bilang kalo cowok tuh bisa baca pikiran cowok lain dan aku bisa liat, your broadcast partner is hitting on you." Wendy menirukan cara bicara Chanyeol ketika mengatakan hal tersebut padanya, dulu.

Azka terdiam mendengarnya. Tidak menyangka bahwa perasaannya pada rekan siarannya akan begitu kentara.

Tak ingin bersembunyi lebih lama, Azka menganggukkan kepala. "But i have no intention buat merebut lo dari pacar lo, kok."

Wendy mengangguk paham.

"Gue lagi break."

Azkadio menoleh sekilas, mencoba mencari tau maksud dari kalimat tersebut.

"Tapi gue juga gak ada intensi buat pisah." Wendy menambahkan, "Gue cuma.. bosen."

"Menurut lo, gue harus gimana sekarang? Kita udah break dua minggu dan dia bener-bener gak ada menghubungi gue selain tadi pagi, itupun cuma undangan formal buat festival malam ini."

Wendy kini beralih menatap sisi wajah Azkadio yang masih mencerna semua kalimatnya.

Katakanlah ia jahat sekarang. Mengetahui lelaki yang berstatus temannya sejak dua tahun belakangan menyukainya, namun malam ini malah mengajaknya untuk menemani menghadiri festival yang diisi oleh band kekasihnya. Ditambah, ia malah meminta saran darinya.

Hanya orang bodoh yang masih bersedia melakukannya.

"Udah coba diobrolin?" dan Azkadio adalah orang bodoh itu. "Kalo kata orang-orang, dalam hubungan itu perlu jujur dan terbuka."

Lelaki itu memarkir mobilnya dan mematikan mesin ketika mereka telah sampai, kemudian melepas seatbelt dan memutar tubuh untuk menatap temannya.

"Lo ngajak gue ke sini bukan buat sekedar nemenin lo liat-liat festival, 'kan?" Azkadio tersenyum. Namun, dalam sepersekian detik ia beralih membuka pintu mobil dan turun, "Ayo. Gue anterin lo buat ngobrol sama Chanyeol."

long time no see ㅠㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

long time no see ㅠㅠ

Regard,
Cey!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His Car isn't Yours | Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang