Tang Long berdiri di atas puncak tertinggi Sekte Langit Tang, tubuhnya dibalut dengan jubah berwarna abu-abu gelap yang menandakan statusnya sebagai murid berbakat. Malam itu angin menderu di sekelilingnya, membawa aroma hutan pinus yang tersembunyi jauh di bawah kaki gunung. Bintang-bintang bertaburan di langit, tetapi tak satu pun yang bersinar seterang mata Tang Long. Di usia dua puluh tahun, ia sudah menjadi legenda di kalangan para murid muda. Tidak ada yang bisa menyaingi ketepatannya dalam melemparkan senjata tersembunyi, ketajaman pikirannya dalam pertempuran, atau kekuatan mental yang membuatnya bertahan dari latihan-latihan paling berat.
Namun, di balik kejayaan itu, ada sesuatu yang selalu membara di dalam hati Tang Long—rasa lapar akan kekuatan yang lebih besar. Ia tidak puas dengan sekadar menjadi murid terbaik; ia ingin melampaui para tetua, bahkan mengguncang fondasi sekte yang telah membesarkannya. Ia menghabiskan setiap malam dalam latihan tanpa henti, meneliti teknik-teknik yang terlupakan, dan mencari jalan yang hanya sedikit orang berani tempuh.
"Langkah-Langkah Bayangan Dewa," bisiknya suatu malam ketika ia menemukan gulungan kuno yang tersembunyi di perpustakaan rahasia sekte. Gulungan itu dikelilingi oleh lapisan segel pelindung yang rumit—cukup untuk menjelaskan betapa berbahayanya teknik tersebut. Langkah-Langkah Bayangan Dewa adalah seni yang dikatakan mampu membawa penggunanya melampaui batas manusia, meningkatkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan ke tingkat yang hampir dewa. Tetapi ada harga yang harus dibayar. Banyak yang telah mencoba mempelajarinya, hanya untuk binasa oleh beban kekuatan yang tak terkontrol.
Tang Long tahu bahwa mempelajari teknik ini adalah pelanggaran berat. Tetapi ambisi menguasainya lebih besar dari rasa takutnya. Selama berminggu-minggu, ia bekerja dalam diam, berlatih langkah-langkah berbahaya itu di tengah malam, ketika semua orang tertidur. Setiap gerakan menyiksa tubuhnya, membuat otot-ototnya terkoyak dan darah mengucur tanpa henti. Namun, Tang Long tidak pernah menyerah. Rasa sakit hanyalah pengingat bahwa ia masih hidup, dan tekadnya menjadi bahan bakar untuk terus maju.
"Aku harus menguasainya," ia berbisik pada dirinya sendiri, malam demi malam.
Namun, sekte tidak buta terhadap aktivitasnya. Para tetua mulai memperhatikan bahwa sesuatu yang aneh terjadi. Energi di sekitar pegunungan berubah; ada aura kekuatan yang membesar dan meletup-letup di malam hari. Mereka tahu bahwa salah satu murid mereka telah melanggar aturan sakral sekte. Dan tidak ada yang lebih mencurigakan selain Tang Long—murid yang terlalu berbakat untuk kebaikannya sendiri.
Ingatan Masa Kecil dan Obsesi yang Tumbuh
Sejak kecil, Tang Long dikenal sebagai anak yang tidak kenal takut. Ayahnya, Tang Wei, adalah seorang pendekar yang dihormati di sekte, tetapi meninggal dalam misi rahasia sebelum Tang Long mencapai usia sepuluh tahun. Kehilangan ayahnya membuat Tang Long tumbuh dengan ambisi yang membara—ia ingin melampaui semua orang, menjadi legenda seperti ayahnya, dan menebus kematian yang dirasakan sebagai aib bagi keluarganya. Obsesi itu mendorongnya untuk terus-menerus melatih diri, bahkan di saat teman-temannya bermain atau beristirahat.
Namun, ambisi yang besar juga menciptakan musuh. Tidak semua orang di Sekte Langit Tang menyukai Tang Long. Beberapa murid senior cemburu akan bakatnya, sementara yang lain merasa terancam. Mereka memandangnya dengan penuh curiga dan berharap ia gagal. Di balik senyuman palsu mereka, ada rasa iri yang tidak bisa disembunyikan.
Konspirasi di Dalam Sekte
Ketika Tang Long mulai memperlihatkan bakat yang semakin luar biasa, beberapa tetua mulai memperhatikannya dengan ketat. Salah satu tetua, Tetua Lin, adalah sosok yang licik dan penuh ambisi. Dia melihat Tang Long bukan hanya sebagai ancaman, tetapi juga sebagai alat yang bisa dimanfaatkan. Suatu malam, Lin memanggil Tang Long ke ruang pelatihannya.
"Aku tahu apa yang kau cari, Tang Long," ucap Tetua Lin dengan suara rendah, matanya bersinar penuh perhitungan. "Kekuatan untuk melampaui batas. Kekuatan untuk mengukir namamu di sejarah. Aku bisa membantumu mencapainya."
Tang Long, yang sejak lama mengerti bahwa setiap tawaran dari seseorang seperti Lin pasti berujung pada pengkhianatan, tetap waspada. Tetapi kata-kata Lin membakar ambisinya lebih jauh. "Apa yang kau inginkan sebagai gantinya?" tanya Tang Long.
"Kesetiaanmu," jawab Lin dengan senyum yang tidak menyenangkan. "Bersamaku, kau bisa mencapai lebih banyak daripada yang bisa dicapai oleh murid biasa."
Tang Long menolak dengan dingin, menyadari jebakan yang dipasang. Penolakan ini membuat Lin marah, dan dari titik itu, perseteruan antara mereka semakin memanas. Lin menyebarkan desas-desus bahwa Tang Long telah berbuat curang dalam pelatihannya, memanipulasi rekan-rekan sekte untuk mengucilkannya.
Latihan yang Mematikan
Menghadapi pengasingan dari sebagian besar sekte, Tang Long mempercepat latihannya. Ia tidak punya waktu untuk berteman atau bersekutu. Setiap malam, ia menembus batas-batas tubuhnya, mencoba memahami rahasia terdalam Langkah-Langkah Bayangan Dewa. Tidak ada tempat untuk kelemahan. Teknik ini tidak hanya membutuhkan gerakan yang tepat tetapi juga pengendalian energi jiwa yang mendalam. Beberapa kali, ia nyaris kehilangan kendali, menyebabkan aliran energi di tubuhnya menjadi liar dan berpotensi mematikannya. Namun, setiap kali, ia berhasil bertahan dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Dalam salah satu malam latihannya yang paling berbahaya, Tang Long terjatuh ke tanah, tubuhnya menggigil karena kelelahan. Di ambang batas kesadaran, ia melihat sosok wanita muda berdiri di dekatnya, menatap dengan campuran keprihatinan dan rasa kagum. "Kau benar-benar ingin mati demi kekuatan?" tanyanya.
Wanita itu adalah Lei Yan, salah satu murid senior yang terkenal karena keahliannya dalam seni penyembuhan. Meskipun Tang Long biasanya menolak bantuan, kali ini ia tidak memiliki kekuatan untuk menolak. Lei Yan merawat lukanya dalam keheningan. Selama beberapa minggu berikutnya, mereka bertemu secara diam-diam, berbagi percakapan yang lebih dalam daripada sekadar soal latihan. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Tang Long merasakan sesuatu yang mendekati persahabatan. Namun, di sudut pikirannya, ia tetap waspada. Tidak ada yang benar-benar aman di dalam sekte.
Penemuan dan Pengkhianatan
Akhirnya, para tetua mengkonfirmasi kecurigaan mereka. Dalam pertemuan tertutup, mereka memutuskan bahwa Tang Long harus dihentikan. "Dia terlalu berbahaya," ujar Tetua Yuan dengan nada dingin. "Jika ia terus menguasai Langkah-Langkah Bayangan Dewa, ia akan menghancurkan keseimbangan kekuatan dalam sekte."
Mereka menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Pada malam terakhir latihan Tang Long, ketika ia hampir mencapai puncak teknik yang mematikan itu, para tetua muncul, mengelilinginya. Tidak ada jalan keluar.
"Ini adalah akhirnya, Tang Long," kata Tetua Lin, matanya berkilat puas.
Tang Long berdiri dengan napas terengah-engah, darah merembes dari luka-luka di tubuhnya. "Aku tidak akan menyerah," katanya. Dalam serangan terakhir yang putus asa, ia mengerahkan semua kekuatan yang dimilikinya. Pertarungan berlangsung sengit, tetapi kelelahan dan luka-lukanya menghambatnya.
"Sekte ini... aku tidak akan membiarkan kehormatannya tercemar oleh darahku," katanya. Tanpa memberikan mereka kesempatan untuk menahan, Tang Long melompat ke arah tebing yang menjulang di belakang ruang rahasia. Udara malam menerpa wajahnya, dan untuk sesaat, dunia terasa sunyi. Ia merasakan kedamaian, mengetahui bahwa meskipun tubuhnya akan hancur, jiwanya tidak akan mati.
Kegelapan datang dengan cepat. Tetapi itu bukan akhir, hanya awal dari sesuatu yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tang Long: Bayangan yang Bangkit
AzioneTang Long adalah murid berbakat di Sekte Langit Tang, seorang ahli dalam seni senjata tersembunyi yang dikenal akan ambisi dan tekadnya. Di tengah pelatihan intensif dan konspirasi yang mengancamnya, ia menemukan teknik tabu yang dapat memberinya ke...