Keesokan harinya.
Pagi ini mood Chenle cukup buruk. Anak anak yang berpapasan dengan nya selalu mengatainya dengan panggilan panggilan yang tidak baik.
Dia menenggelamkan wajahnya pada tumpukan tangan di atas meja. Tak lama, baju nya di tarik. Mengharuskan Chenle untuk mengangkat kepala.
"Jam istirahat nanti main bola yukk" ajak Jeno dengan senyuman penuh artinya.
"Chenle gak bisa main bola, kak" balas Chenle pelan.
Jeno menepuk nepuk bahu Chenle. "Lo gak usah main bolanya"
Kedua alis Chenle menyatu. Tanda bahwa ia bingung akan ucapan Jeno. "Terus, Chenle ngapain?"
"Lo jaga gawang aja nanti" timpal Renjun yang baru datang. Di belakang nya ada Jaemin dan Haechan.
Brak!
Kebiasaan Haechan nih gebrak meja mulu.
"Mana uang saku Lo?" Haechan mengulurkan tangannya.
"Emm... Buat apa, kak?"
"Udah, serahin aja" suruh Jaemin.
Mau tak mau. Chenle pun memberikan uang sakunya karena takut akan tatapan tajam dari keempat lelaki didepannya itu.
"Itu uang sepuluh ribu ngapa di masukin lagi? Sini serahin, biar ngumpul bareng yang lain" kata Jeno yang melihat bahwa Chenle memisahkan uang sepuluh ribu.
"Ini buat Chenle beli beli nanti, kak" balas Chenle.
"Ck elah, ntar kita bakal ngasi jajan ke Lo. Udah siniin uang nya" Haechan pun merampas uang sepuluh ribu itu.
Kemarin aja Chenle gak di kasi. Batin Chenle sambil menunduk.
Karena sudah puas. Keempat nya pun menuju ke tempat duduk masing masing.
KRINGGG!!
Bel istirahat berbunyi. Jeno bangkit dari kursinya dan langsung menuju ke meja Chenle. Disusul oleh yang lain.
"Yok lah, katanya mo main bola"
Dengan paksaan, tangan Chenle di tarik.
Mereka pun berjalan di koridor menuju lapangan.
"Eh gue mo beli cemilan dulu ya, ntar gue nyusul" Haechan berbelok dan berjalan untuk membeli cemilan di kantin.
Kini. Mereka pun berada di lapangan kecuali Haechan.
"Noh bolanya, ambil Jaem" suruh Renjun.
"Ngapa gue dah?"
"Udahh, sono ambil" balas Renjun cepat.
Jaemin sedikit mendengus namun tetap mengambil bolanya.
"Kita nunggu Haechan dulu" ujar Jeno sambil merangkul Chenle. Matanya menyipit karena silau.
Haechan datang dengan satu kantong kresek berisi cemilan. Dia pun melemparnya tepat pada kursi yang diduduki Jeno dan Chenle.
"Nih, Lo harus ada energi buat jadi gawang nya" Haechan menyerahkan satu plastik batagor dan dua tempe goreng.
Jadi gawang? Maksud nya? Bingung Chenle dalam hati.
Chenle menerima nya. Daripada dia nahan lapar kayak kemarin. Lebih baik makan bae ye kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'✓Pleace, Stop [Chenle]
Fanfiction[Prequel dari cerita '✓Who's He [Nct Dream] Tapi kalo masi mo main tebak tebakan, langsung aja ke cerita '✓Who's He [Nct Dream] baru setelah nya ke cerita ini. . . . . . . "kenapa? padahal aku gak punya salah apa apa" "kenapa aku diperlakukan seper...