26.

363 7 5
                                    

tandai typo ~
.
.
.
.
.

"sungguh?"tanya zayn masih ragu.

zahran mengangguk mengiakan,dengan tersenyum tipis tipis, untuk meyakinkan.

"thanks a-abang"zayn malu.

"seharusnya abang yang tanya zayn, beneran zayn maafin abang? dengan semudah itu?"jelas zahran, dengan pandangan yang masih tertuju pada zayn.

"kalau abang ada di posisi zayn, mungkin abang ga akan pernah maafin, mungkin juga dendam?"sambung zahran.

zayn menggeleng sembari tersenyum "namanya manusia, pasti ga luput dari yang namanya kesalahan,jadi apa salahnya memberi maaf dan kesempatan"ucapnya.

zahran tidak bisa berkata kata, mengapa adiknya ini sangat mudah sekali memaafkan orang bahkan sudah bertahun tahun.

"tapi jika orang itu melakukan kesalahan yang sama atau mengulangnya lagi?"tanya zahran, menatap dengan tatapan tak sabar mendapat jawaban.

"zayn ga bisa paksa"jawabnya.

"kenapa zayn baik banget?"tanya zahran lagi, senyum tipis zayn seketika luntur, membuat zahran heran seketika.

"o- ppa bilang, zayn harus jadi orang baik, walaupun zayn ga di hargai, zayn harus terus baik,jangan dendam biar takdir yang menentukan apa kedepannya,kalau takdir ga berpihak zayn,zayn harus sabar dan jangan menyalahkan takdir"jelas zayn, membuat zahran tak enak karena zayn menjadi mengingat mendiang oppa nya.

"tapi ga ada salahnya kan kalau kita membela diri sendiri?"zahran menatap zayn lamat.

kemudian zayn mengangguk membenarkan ucapan dari sang abang.

tok...

tok...

suara pintu di ketuk dari luar mengalihkan perhatian zayn dan zahran yang sedang asik berbincang, alhasil mereka langsung terduduk menatap pintu.

"masuk"ucap zayn agak keras.

ceklek...

"haiii paketu"suara cempreng Dylan tiba tiba terdengar membuat zayn dan zahran menatap datar sang empu, mereka kira siapa ternyata dylan.

bukan dylan saja ternyata tapi bersama anak anak yang lain masuk ke dalam,dengan patra yang membawa paper bag warna biru entah isinya apa.

"eh bang zahran,tumben?"ucap dylan menyadari bukan zayn saja yang ada di kamar.

zahran mendengus kesal, acara adik kaka tadi menjadi berakhir, dengan paksaan penuh zahran menampilkan senyum palsunya.

dylan,ervin,ervan,patra, guntur, farhan dan jayden berjajar bak patung membuat zayn dan zahran bingung dengan mereka.

zayn menampilkan muka bertanya kepada dylan, dan dylan yang melihat ketuanya tidak peka pun langsung merubah raut nya menjadi datar.

"masa kita ga di suruh duduk!"ucap dylan ketus melihat zayn dengan julid, hanya dylan yang berani.

zayn ber oh,kemudian mengisyaratkan mereka duduk, zayn dan zahran pun beranjak dari ranjang dan bergabung.

"nihhh"ucap patra menyodorkan paper bag tadi kepada zayn yang baru saja bergabung.

zayn menatap heran "apa?"tanyanya,sembari mengambil nya dari tangan patra.

"makanan dari kita "jawab patra, zayn mengangguk.

"thanks"balasnya,semua sahabat zayn mengangguk.

"gimana kabarnya?"tanya jayden memulai pembicaraan.

Zayn Zhafir (hiatus sementata) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang