Rival or...?

84 9 11
                                    


Rival on the night road – Lexhyun

+
+
+


Di tengah suara deru motor yang memecah malam, Lex berdiri di tengah lapangan jalanan tua yang sering jadi arena balapan mereka. Jaket kulit hitamnya menyatu dengan malam, dan tatapan tajamnya menguasai setiap orang yang hadir. Dia adalah ketua geng motor Black Vipers, terkenal tidak hanya karena kecepatannya di arena, tetapi juga karena keberaniannya mengambil risiko besar saat tengah menghadapi lawannya.

Di sisi lain arena, Hyunsik berdiri dengan penuh percaya diri, meski wajahnya lebih kalem dibandingkan Lex. Dia adalah pemimpin geng motor Silver Wolves, musuh bebuyutan Black Vipers. Meski rivalitas mereka sudah lama, malam ini adalah puncaknya karena ia dan Lex akan menentukan siapa yang pantas disebut "Raja"

"Kali ini gue nggak akan kasih lo kesempatan, Lex," ujar Hyunsik sambil melirik Lex dengan senyum penuh percaya diri.

Lex hanya menyeringai kecil, hingga matanya menyipit. "Tunggu aja sampai garis finis, Hyunsik. Lo bakal tahu bedanya keberuntungan sama keahlian."

Taruhannya sudah ditentukan oleh keduanya sebelum balapan, yaitu: siapa pun yang kalah harus menjadi "bawahan" pemenang selama satu bulan penuh. Karena itu ini bukan cuma soal geng dan rivalitas mereka, tapi soal harga diri mereka juga sebagai ketua dari kedua geng tersebut.

Suasana di arena balapan jalanan semakin panas. Sorak-sorai para anggota keduanya bergema di sepanjang jalanan tua yang dipenuhi lampu-lampu kendaraan mereka. Semua mata tertuju pada dua sosok yang bersiap di garis start: Lex, dengan tatapan tajamnya, dan Hyunsik, yang wajah tenangnya menyembunyikan determinasi dirinya yang membara.

Mesin motor mereka meraung, memecah malam, menandakan adrenalin yang mengalir deras.

"SIAP-SIAP JADI BABU GUE, LEX!" Hyunsik berteriak di balik helm nya.

Lex hanya melirik ke arahnya dengan seringai kecil. "Ck, liat aja nanti."

Bendera start diangkat. Semua suara terhenti, hanya menyisakan detik-detik yang terasa melambat. Begitu bendera jatuh, kedua motor itu melesat seperti peluru, meninggalkan debu dan suara mesin yang menggema.

Hyunsik memimpin di awal balapan, motor putihnya meluncur dengan gesit di antara jalanan sempit dan tikungan tajam. Namun, Lex tidak pernah jauh di belakangnya. Dengan setiap belokan, Lex semakin mendekat, seperti bayangan yang tidak bisa dihindari.

Di tikungan terakhir, Lex melakukan sesuatu yang gila. Dia mempercepat motornya tanpa ragu, mengambil jalur dalam yang sempit dan nyaris menyenggol dinding bangunan tua.

"Gila lo, Lex!" gumam Hyunsik, melihat dari kaca spion saat Lex berhasil menyalipnya hanya beberapa meter sebelum garis finis.

Sorak-sorai pecah begitu Lex melewati garis finish pertama, diikuti oleh Hyunsik beberapa detik kemudian. Lex turun dari motornya dengan senyum penuh kemenangan, sementara Hyunsik mengerem keras dan melepas helmnya dengan kesal.

Lex tertawa melihat Hyunsik, dia langsung melipat kedua tangan nya dan menatap Hyunsik dengan tatapan angkuh yang tampak menyebalkan di mata Hyunsik.

"Apa lo liat-liat?!" ketus Hyunsik sambil melepas sarung tangannya.

"Galak bener, sesuai taruhan aja. jadi oke ya, lo jadi babu gue selama sebulan penuh?" kata Lex, sengaja menekan kalimat akhirnya untuk merendahkan Hyunsik.

ONESHOOT LEXHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang