🧐Twenty Six🧐

167 33 14
                                    

Setelah makan, Asa membantu membereskan meja makan dan mencuci piring. Kaisar berdiri di sampingnya sambil menatap si cantik yang sedang mencuci piring.

"Kai."

"Iya sayang??"

"Kalo Lo di skorsing, berarti project baru kita di kantor gimana?? Lo kan ketua tim nya??"

"Kenapa Lo mikirin itu??"

"Lo tau, selama kita menggarap project baru ini selama 3 bulan terakhir, project nya hampir rampung Kai. Tinggal selangkah lagi tapi – we did a worst to our company."

Kaisar segera memeluk Asa dari belakang.

"No sayang, kita ga melakukan hal buruk. Gue cinta sama Lo, gue ga pernah sedikitpun berpikir masalah kemarin adalah hal yang buruk. Mungkin bagi perusahaan memang tidak baik, tapi bagi gue. That's a best choice I had to do for my life with you."

"Lo yakin kalo gue pantas mendapatkan cinta Lo??"

"Lo ragu sama gue??"

"Gue ga ragu sama Lo, tapi mungkin gue ragu sama diri gue sendiri apakah gue pantas mendapatkan cinta dari Lo karena Lo terlalu sempurna buat gue."

"Yes we deserve it, we both perfect match couple goals that God send to us. Jadi jangan ada keraguan atau merendahkan diri karena gue terlalu sempurna. Gue ga sempurna tanpa Lo Sa."

Asa tersentuh dengan kata-kata Kaisar, Asa memegang tangan Kaisar yang sedang memeluknya. Asa lupa kalau tangannya sedang mencuci piring.

"Kai!!"

"Kenapa??"

Kaisar kaget karena nada panggil namanya sedikit ada penekanan.

"Tangan Lo kena sabun."

"Astaga jantung gue, gue kira apaan."

Kaisar memeluk Asa kembali, Asa bisa merasakan jantung Kaisar berdegup kencang karena kaget. Asa terkekeh geli dibuatnya.

Setelah selesai, ponsel Asa berdering. Asa mempunyai firasat jelek soal ponselnya. Asa berjalan masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya.

 Asa berjalan masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asa kaget bukan main karena Papa yang menelponnya. Kaisar sedikit berteriak menanyakan siapa yang telpon.

"Sayang, siapa yang telepon??"

Asa masih membeku di tempatnya sampai teleponnya berhenti. Kaki Asa lemas, ia terduduk di bawah lantai. Tulangnya seperti melebur tidak ada tenaga saat nama Papa berada dalam panggilan masuk.

"Sayang – sayang kenapa?? Ada apa sayang??"

Asa memperlihatkan kontak masuk pada layar ponselnya dan raut wajah Asa pun berubah sendu dan panik. Bibirnya bergetar karena takut.

[sᴘᴇᴄɪᴀʟ ᴇɴɪɢᴍᴀ ᴀʟᴘʜᴀᴠᴇʀsᴇ] (𝙸𝙼) 𝙿𝙴𝚁𝙵𝙴𝙲𝚃𝙸𝙾𝙽 𝙰𝙶𝙴𝙽𝚃 || HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang