•> Part 31

10 2 0
                                    

Ruang medical check up khusus staf RS Miracle pukul 17:15, Sam baru saja selesai melakukan pengecekan gelombang otak Bryan menggunakan alat EEG dengan dalil hanya untuk formalitas. Dokter spesialis syaraf berumur 32 tahun itu menyembunyikan hasil tes tersebut, untungnya Bryan bisa dikelabui dengan bualan dari mulut manisnya. Biar tidak dicurigai dia segera pergi meninggalkan ruangan tersebut dan kembali ke teritorialnya. Situasi terlihat aman dan terkendali, Sam melesat menuju ruangan pribadinya sambil membawa hasil tes itu.

Gedung pribadi di divisi syaraf, diruangan berlabel 'dr. Samuel Cipta Atmajaya Sp.S' si pemilik sedang membaca berkas hasil tes yg sudah dicetaknya. Matanya terbelalak, mulutnya menganga sangking terkejut. Berulang kali laki-laki yang sedang tercengang itu dengan panik membolak-balikkan lembar demi lembar berkas medical check up bernama Aksara Bryan Christiandi, dibacanya berulang-ulang kertas yang bertebaran diatas mejanya seakan berharap hasil tes yang tertera disitu dapat berubah seketika.

" Impossible! Is it a lie? Nggak mungkin ini salah, gue sendiri yang ngelakuin pengecekannya, perlu gue konsultasi sama bagian kejiwaan buat mastiin semuanya. Tapi bakal mencurigakan pas baca nama Bryan ada dihasil tesnya. Ah, masa bodoh ini masalah serius, alasan kenapa Bryan bisa berada dalam kondisi kayak gini"

" Bener-bener harus dipastikan, lebih baik gue tanyain sama Anneth, cuma ahli kejiwaan sekaliber dia yang mampu mengidentifikasi dan mumpuni dalam menangani masalah jiwa sekompleks ini" Sam bergumam sendiri sambil mondar-mandir ditengah ruangan. Gelisah dan panik gelombang otaknya memberikan signal express pada syaraf motorik tanda tedeng aling-aling, dia menyambar map hitam berisi berkas hasil tes Bryan menuju divisi kejiwaan.

Setibanya diruang praktek Anneth di divisi kejiwaan, Sam lantas mengetuk pintunya perlahan.

" Masuk" Terdengar jawaban dari dalam membuat laki-laki keturunan tionghoa itu segera memasuki ruang kerja bernuansa pastel yang merupakan warna khas divisi kejiwaan.

Melihat siapa yang datang, Anneth yang tengah membaca berkas pasien menghentikan aktivitasnya sejenak. Dengan alis terangkat sebelah, psikiater berumur 32 tahun itu memandang penuh tanya si tamu.

" Selamat sore, Neth. Kayaknya Lo lagi sibuk? Apa kedatangan gue ngeganggu waktu kerja Lo?" Sam berusaha berbasa-basi berharap mencairkan suasana pada mood pembincangan itu.

" Nggak juga, apa yang buat Lo kesini? Kalo urusannya nggak penting, Lo bisa pergi sekarang soalnya kerjaan gue emang lagi banyak" Sahut Anneth suaranya mengancam tanpa basa-basi.

" Easy Neth, easy. gue cuma mau mengidentifikasi kondisi salah satu pasien spesial gue, bisa gue curi sedikit aja waktu super sibuk Lo itu? Buat kasus orang yang satu ini, Lo pasti tertarik, gue jamin" Melihat ekspresi Sam yang biasanya santai berubah serius membuat Anneth mau tidak mau jadi ikut tertarik.

" Oke, kayaknya ini case serius ya? Bisa gue liat hasil tes dan riwayatnya?" Mengulurkan tangan dan meraih berkas yang disodorkan oleh Sam, menangkap nama tidak asing yang tertera dibagian atas halaman pertama Anneth pun terkesiap. Menoleh kearah si pembawa informasi menuntut penjelasan via kontak mata. Anggukan kepala sebagai balasan sudah cukup menyakinkannya bahwa data tersebut memang real.

Melanjutkan membaca dan menganalisa isi datanya membuat lipatan didahi wanita cantik itu semakin bertambah. Sampai pada bagian hasil tes EEG gelombang otak Bryan, Anneth terperanjat bukan kepalang dengan mata terbelalak lebar bagai terkena sambaran petir ditengah badai angin ribut.

" Ini beneran?" Tanyanya menatap Sam.

" Ngeliat reaksi Lo, analisa gue berarti nggak salah. Jadi bener, kan? Ada yang abnormal digelombang otak Bryan. Terdeteksi gelombang tetha dan alpha meski nggak mendominasi ini salah satu metode dibidang Lo, bukan?" Sahut Sam

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEET HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang