Langit di atasnya gelap pekat, dihiasi kilatan cahaya yang terus menerus menghantam dari segala arah. Firefly, pesawat kecil berteknologi tinggi yang dikendalikannya, melesat dengan kecepatan luar biasa, hampir mustahil untuk dilacak musuh. Jack merasakan detak jantungnya berpacu seirama dengan adrenalin yang memenuhi tubuhnya. Sambil berusaha mempertahankan kendali, ia menggenggam erat joystick dan berbicara melalui komunikator.
"Kapten, aku tak bisa bertahan lebih lama lagi! Mereka terlalu banyak!" teriak Jack, suaranya hampir terkalahkan oleh deru mesin Firefly.
Suara kapten terdengar berat dan tegang. "Jack, tambahkan kecepatan. Ini satu-satunya cara untuk keluar dari sini."
"Aku tahu," gumam Jack dengan nada putus asa. "Tapi Firefly punya batas..."
Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, radar di depannya mengeluarkan suara peringatan keras. Tiga pesawat musuh berada tepat di belakangnya, peluru plasma mereka hampir mengenai Firefly. Jack mengatupkan rahangnya dan tanpa ragu menarik tuas akselerasi hingga maksimum. Mesin Firefly berteriak, mencoba menahan beban kecepatan yang tidak seharusnya.
Lalu sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Udara di sekitarnya berubah, warnanya menjadi berputar seperti pelangi yang mengabur. Jack merasa tubuhnya seolah ditarik ke segala arah, perutnya melilit dan pandangannya kabur. Mesin Firefly memancarkan bunyi alarm yang memekakkan telinga sebelum semuanya berubah menjadi keheningan. Keheningan yang menakutkan.
Ketika Jack membuka matanya, rasa mual masih menyelimuti dirinya. Ia menatap panel kontrol di depannya, yang sebagian besar sudah mati. Firefly, pesawat kesayangannya, terlihat diam dan tertanam di pasir lembut. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa ia berada di sebuah pantai.
Dengan langkah tertatih, Jack membuka kaca kokpit pesawat dan melompat keluar. Udara terasa segar, namun aneh. Hembusan angin membawa aroma yang tidak ia kenal. Di sekelilingnya, pantai itu tampak seperti surga yang belum tersentuh manusia. Pepohonan rimbun berjajar tidak jauh dari tempat ia berdiri, dan suara burung-burung yang asing terdengar dari arah hutan.
"Di mana ini?" gumamnya sambil mengusap dahinya yang berkeringat.
Ia melihat ke arah jam tangannya yang canggih, berharap mendapat jawaban. Namun, apa yang ia temukan justru membuat jantungnya berhenti sejenak. Angka-angka di layar jam itu menunjukkan tahun 201 juta tahun sebelum masehi. Rahangnya jatuh, otaknya berusaha mencerna informasi itu.
"Tidak mungkin..." bisiknya.
Jack menoleh ke Firefly. "Ini pasti kesalahan teknis." Tapi di dalam hatinya, ia tahu itu bukan kesalahan. Sesuatu telah terjadi ketika ia menembus batas dimensi.
Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, sebuah suara keras mengagetkannya. Dari arah hutan, muncul seekor makhluk yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Seekor burung raksasa dengan paruh melengkung dan tubuh ditutupi bulu-bulu tebal. Burung itu berjalan dengan anggun, matanya menatap Jack dengan rasa ingin tahu.
"Dodo?" Jack hampir tertawa saking tidak percayanya. "Kau nyata?"
Burung itu mendekat perlahan, tampak tidak berbahaya. Jack merasa sedikit lega, namun ia tetap berhati-hati. Ia berlari kembali ke Firefly, membuka salah satu kompartemen, dan mengambil blaster yang disimpan di sana. Setelah memastikan senjatanya dalam kondisi baik, ia menoleh ke burung itu.
"Baiklah, teman," katanya sambil mengarahkan blaster ke bawah. "Aku tak ingin menyakitimu, jadi jangan mendekat terlalu cepat."
Dodo itu berhenti dan memiringkan kepalanya, seolah memahami kata-kata Jack. Setelah beberapa saat, burung itu berbalik dan berjalan ke arah hutan. Jack menghela napas panjang, merasa aneh karena merasa bersalah mengancam makhluk itu. Namun, rasa ingin tahunya tentang tempat ini mulai menguasai dirinya. Ia melihat sekeliling pantai sekali lagi sebelum memutuskan untuk mengikuti jejak burung itu ke dalam hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JURASSIC SURVIVAL (indonesian version)
AdventureSeorang pria dari tahun 2077 terjebak di era Jurassic setelah eksperimen waktu gagal. Dikelilingi dinosaurus buas, ia memanfaatkan teknologi masa depan yang terbatas untuk bertahan hidup sambil mencari cara pulang, menghadapi ancaman dari alam liar...