RVR Chapter 01

271 29 10
                                    

Joel archen seorang pegawai kantoran yang bekerja siang malam hanya untuk mencari sesuap nasi
Bukan seseorang yang kaya, ketika bersedih mereka bisa mengurung diri

Joel sangat ingat setelah satu Minggu ia kehilangan suami dan anaknya
Bahkan rasa kehilangan masih menggebu di hatinya
Dia harus pergi bekerja untuk memenuhi tanggung jawabnya

Waktu menunjukkan pukul delapan malam, Joel duduk di halte bis menunggu angkutan umum itu datang

Setelah lima belas menit bus yang dia tunggu pun datang
Perjalanan dari kantor ke rumahnya membutuhkan waktu tiga puluh menit

Ia telah sampai di depan rumahnya, rumah sederhana yang dia beli empat tahun lalu dari hasil menabung ia dan  suaminya waktu itu

Joel tersenyum mengingat kenangan indah itu, di mana ia dan Dave bekerja siang dan malam untuk memenuhi cita-cita mereka

Tapi matanya tiba-tiba merasa panas ketika memandang rumah itu sekali lagi
Tampak gelap dan sunyi, padahal enam bulan lalu canda tawa dan kehangatan masih terpancar dari dalamnya

Ia langkahkan kakinya masuk ke dalam menghidupkan semua lampu rumahnya
Lagi-lagi kenangan indah itu muncul ketika ia melihat meja makan yang berada di dapur tampak kosong

Biasanya selalu tersaji makanan hangat kesukaannya
Tidak lupa kecupan manis dari dave ketika ia merasa lelah

" Kenapa tidak aku saja?" Gumamnya lirih

Andai saja karyawan boleh lembur sampai pagi mungkin ia akan melakukannya
Rasanya sakit sekali di kepung dengan kenangan indah yang ada di setiap sudut rumahmu

Setelah selesai bebersih Joel merebahkan tubuhnya di ranjang, mengambil sebuah foto dan mengusapnya

" Sayang aku mencoba untuk hidup, jadi tunggulah aku di sana sampai aku menyusul mu dan buah hati kita" ucapnya

Joel menceritakan kegiatannya hari itu dan kejadian-kejadian yang tertangkap oleh matanya sambil memeluk foto tersebut sampai terlelap dalam tidurnya




####*####


" Joel hari ini mau lembur gantiin jam lembur aku nggak?
" Eh tapi kamu ada lembur juga nggak, kalau ada aku cari orang lain aja?"Ucap salah satu teman kantor Joel

" Ada si mas, tapi masih bisa kok aku handle" jawab joel

" Oke deh kalau gitu, aku bakal kasih tau ketua tim ya" katanya lagi

Joel hanya mengangguk lalu melanjutkan kegiatannya lagi, setidaknya malam ini dia bisa pulang telat agar tidak terlalu lama di rumah

Jam makan siang telah tiba Joel paul dan Gavi sedang menikmati makan sian di kantin kantor mereka

"Aku denger kamu ambil jatah lembur 2 orang ya?" tanya paul

" Ha!!! Gila ya kamu joel?" Ucap Gavi kaget, temannya itu sedang tidak dalam kondisi yang bagus tapi sudah beberapa bulan ini dia jadi gila kerja atau mungkin hanya untuk mengalihkan pikirannya

" Iya, aku rasanya mau gila berada di rumah" jawab Joel, nafsu makannya tiba-tiba hilang sekarang

"Joel itu bukan salahmu, semua sudah takdir tuhan" ucap Gavi, sebagai teman ia hanya bisa memberikan semangat

" Benar apa yang di katakan Gavi, jangan menyalahkan  dirimu sendiri, jika dave melihatmu seperti ini dia pasti akan menangis di atas sana" ucap paul menimpali

Ia sangat tau betapa Joel sangat mencintai Dave, perjalanan cinta mereka tidaklah mudah namun takdir berkata lain

Gavi memang tidak tau bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kita cintai namun orang di depannya ini selama lima bulan, hanya berusaha untuk tetap bernafas dan tidak lebih
Tidak ada semangat, tujuan, atau warna dalam hidupnya

"Terimakasih, tapi aku sekarang baik-baik saja jadi kalian jangan khawatir" ucapnya dengan senyum lembutnya

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh  malam, dia cepat-cepat menuju halte bis yang tidak jauh dari kantornya
Karna pukul sebelas malam biasanya menjadi bis terakhir yang menuju rumahnya

Lagi-lagi rasanya ia enggan untuk pulang, karna kenangan bahagia itu lama-lama menggerogoti pikirannya

Hingga dia tidak sadar jika ada seseorang yang datang dan menunggu bis bersamanya
Asap rokok pria di sampingnya itu sangat menggangu indra penciumannya membuat Joel sedikit terbatuk-batuk karna itu

"Maaf apa om ke ganggu asap rokok ku?" Ucap pria di sampingnya itu

Saat Joel  mendengar suara yang familiar itu dia terpaku, suara yang sangat ia rindukan, suara dari seseorang yang dia cintai

Joel menoleh ke samping untuk melihat suara siapa yang sangat mirip dengan suaminya
Ketika matanya bersitatap dengan pria di sampingnya itu, dada Joel tiba-tiba sesak seperti semua oksigen di bumi telah habis
Jantungnya berdebar sakit

Ia meremas dadanya sesekali memukulnya agar bisa bernafas
Rasanya sakit sekali, sesak menyapa dadanya
Kilatan-kilatan kejadian itu menghampiri pikirannya bagai sebuah film

Suami dan anaknya yang terpelanting keluar dari dalam mobil akibat kecelakaan
Joel yang tidak berdaya di dalam mobil melihat suami dan anaknya yang berdarah-darah meregang nyawa
Setelah itu gelap menyapa dunianya

"Om kamu nggak apa-apa kan?"

"Aku nggak bisa bawa om ke rumah sakit nih, motorku mogok" ucap pria muda itu panik.

Mendengar suara itu lagi membuat joel makin deras menangis pilu
Betapa kejam tuhan padanya, tidak hanya kenangan indah yang mulai membunuhnya perlahan

Kini dia hadirkan seseorang yang mirip dengan suaminya
Tangan Joel memegang wajah pria muda itu dengan gemetar
Bahkan warna bola matanya sama persis dengan milik suaminya

"Sayang maafkan aku"

"Maaf semua adalah salahku, aku mohon maaf kan aku" tangis Joel makin pecah

Dan pria muda di depannya hanya bisa diam terpaku
Antara bingung dan tidak tau harus berbuat apa



Makasih ya udah baca
Jangan lupa vote ya

RêVeRie ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang