15

548 150 15
                                    

Riel pikir Hendry tidak akan berani macam-macam saat Tirta pergi tapi ternyata Hendry diam-diam menyelinap masuk ke kamar Riel dan Tirta.

Riel yang berniat mandi mulai melepas satu persatu pakaiannya dan dia tidak menyadari kehadiran Hendry hingga suara Hendry mengejutkan Riel.

"Tubuh yang bagus" ujar Hendry, Riel spontan menarik kembali pakaiannya lalu berbalik melihat Hendry.

"Apa.. apa yang Anda lakukan masuk tanpa ijin?!" Riel terlihat ketakutan karena ini pertama kalinya seseorang masuk terlebih sekarang Riel hanya seorang diri.

Hendry berjalan kearah Riel yang membuat Riel terus mundur hingga punggungnya menyentuh dinding.

Hendry mengurung Riel yang terus menatap Hendry dengan tatapan takut, perlahan Hendry menyentuh pipi Riel.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja"

Tangan Riel meremas kuat kain yang menutupi setengah tubuhnya.
"Apakah Anda sadar dengan apa yang Anda lakukan? Aku bisa memanggil penjaga!"

Senyuman terukir dibibir Hendry perlahan dia mendekat lalu mengecup singkat bibir Riel, wajah Riel langsung memerah.

Hendry melihat tepat di mata Riel.
"Aku tau ini salah tapi aku tidak bisa menahan perasaan ku lagi, aku sangat menginginkan mu Riel"

"Tidak.. yang mulia, jangan bicara seperti itu" Riel mengelengkan kepalanya, Riel tau tenaganya tidak akan mampu melawan Hendry saat Hendry berpikir negatif untuk kearah hubungan intim.

"Kenapa tidak? Kakak ku tidak akan keberatan, suatu hari nanti dia akan menyerahkan mu juga padaku" Hendry kembali memiringkan kepalanya berniat mencium Riel tapi Riel langsung mendorong dada Hendry.

Sungguh, Riel tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Hendry. Kalau Riel berteriak sekuatnya, para penjaga pasti akan datang dan status Hendry akan terancam bahkan dia bisa dipenjara atas pelecehan terhadap permaisuri raja tapi entah kenapa Riel tidak mampu melakukan itu seolah di dalam dirinya ada yang menahan keinginan tersebut.

Tangan Hendry perlahan menyentuh pinggang Riel yang tentu saja membuat pria muda ini terkejut, dia menahan tangan Hendry yang sekarang bergerak turun tapi berhenti tepat di antara dua bongkahan kenyal itu.

"Ya-yang mulia Hendry.. hentikan ini" suara Riel bergetar.

Bukannya berhenti Hendry malah semakin berani menyelipkan tangannya masuk ke dalam pakaian Riel.

"Ah! Tidak.. jangan menyentuh ku lagi! Ku mohon!" Tangan Riel yang awalnya menahan pakaiannya berlatih meremas baju Hendry sementara pakaian Riel tertahan di pergelangan tangan Hendry yang sekarang sibuk meremas-remas salah satu bongkahan kenyal itu.

Air mata Riel mulai berjatuhan, dia memohon agar Hendry berhenti menyentuhnya.
"Tidak yang mulia.. ku mohon, kami.. kami belum pernah melakukannya jadi hentikan ini"

"Aku tau" jawab Hendry.
"Aku tau itu.. kamu dan kak Tirta belum pernah bercinta jadi aku tidak akan berbuat sejauh itu"

"Ah.. Anda sudah tau?" Riel menatap Hendry tidak percaya.

"Ya, aku tau semuanya.. itu sebabnya aku hanya menyentuh mu sedikit tanpa merusak kesucian mu" bukannya berhenti Hendry malah mengangkat tubuh Riel lalu membaringkan Riel di atas kasur.

Hendry mengurung Riel di antara tangannya, dia tersenyum melihat wajah polos Riel yang terlihat ketakutan.

"Sejak dulu tatapan itu tidak berubah, aku tau kamu takut pada ku tapi aku akan membuat mu tertarik dan tidak akan bisa melupakan sentuhan ku yang mulia Riel"

"Apa-Amph!" Hendry menutup mulut Riel, perlahan Hendry turun ke bawah lalu membuka kain yang sejak tadi menutup tubuh bagian bawah Riel.

"Mmmphh!!" Riel membulatkan matanya saat merasakan sesuatu yang hangat menyentuh p*nis Riel, permaisuri ini berusaha melepaskan diri tapi seperti dugaannya Hendry jauh lebih kuat.

'Oh tidak! Yang mulia Tirta!' buliran bening keluar membasahi pipi Riel saat Hendry mendorong milik Riel masuk ke dalam mulutnya tapi kali ini bukan dengan cara yang kasar dan sentuhan Hendry terasa sangat lembut hingga membuat Riel hampir hilang akal terlebih ini pertama kalinya dia merasakan sesuatu senikmat ini.

.
.

Bersambung ...

Under the apple tree (Mpreg 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang