25. Marry You?

121 9 0
                                    

Hari-hari di Bristol membawa perubahan kecil namun signifikan dalam kehidupan Lavinia dan Marie. Mereka mulai mengenal wajah-wajah baru di lingkungan penginapan, termasuk seorang pemuda yang sering membantu Mrs. Hathaway, bernama Edgar.

Edgar memiliki kepribadian ceria yang mudah beradaptasi dengan orang baru sekalipun Namun, Lavinia, yang cenderung berhati-hati, tetap menjaga jarak.

Suatu sore, saat Lavinia sedang membaca buku di ruang tamu penginapan, Edgar datang membawa sekeranjang roti hangat.
"Ini untuk kalian," katanya sambil tersenyum. "Mrs. Hathaway bilang kalian mungkin butuh sesuatu yang baru untuk dicicipi."

"Terima kasih," jawab Lavinia singkat, matanya kembali ke buku. Namun, ia tak bisa mengabaikan rasa penasaran yang mulai timbul. Edgar tampak terlalu sering muncul di sekitar mereka, dan ia bertanya-tanya apakah itu hanya kebetulan.

Sementara itu, Christopher semakin sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit. Wabah demam berdarah memakan korban lebih banyak dari yang ia perkirakan, dan malam-malamnya dihabiskan mengobati pasien yang datang tanpa henti.

Christopher mulai merasa ada sesuatu yang ganjil—penyebaran wabah ini tampak tidak alami. Sebagian besar korban berasal dari pelabuhan, namun beberapa di antaranya adalah warga kaya yang tinggal jauh dari kawasan itu.

Ketika Christopher melaporkan hal ini kepada Dr. Farnsworth, rekannya hanya menghela napas berat.
"Kita kekurangan waktu dan sumber daya untuk menyelidiki lebih dalam. Fokus kita adalah menyelamatkan nyawa, Christopher," katanya.

Namun, firasat Christopher mengatakan ada yang tidak beres. Ketika ia mulai menyelidiki lebih jauh, ia menemukan dokumen lama di arsip rumah sakit yang mencatat wabah serupa pernah terjadi dua dekade lalu.

Dokumen itu menyebutkan nama seorang dokter yang diasingkan karena dianggap bertanggung jawab atas penyebaran penyakit itu—Dr. Harold Whitcomb.

Di sisi lain, Lavinia mulai merasakan perubahan fisiknya yang tak bisa ia abaikan lagi. Kehamilannya mulai menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Ia panik, takut Christopher atau orang lain akan menyadari rahasianya. Ia berusaha menghindari perhatian, tetapi Marie, yang peka terhadap perubahan Lavinia, mulai bertanya-tanya.

"Apakah anda baik-baik saja, Nyonya?" tanya Marie suatu malam.
Lavinia tersenyum tipis. "Aku hanya lelah, Marie. Kota ini berbeda dari yang biasa kita tinggali."

Namun, kebohongan itu tak bisa bertahan lama. Pada malam berikutnya, Lavinia mendapati dirinya muntah di dapur penginapan, tepat ketika Edgar masuk membawa seember air. Edgar menatapnya dengan campuran rasa prihatin dan curiga, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

Hari-hari berikutnya menjadi lebih sulit bagi Lavinia. Di satu sisi, ia khawatir tentang kondisi kesehatannya dan bayi yang dikandungnya.

Di sisi lain, ia mulai mencurigai Edgar, yang tampak terlalu ramah dan selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Ia mulai berpikir, apakah pemuda itu hanyalah tetangga yang baik hati, atau ada tujuan lain di balik kedekatannya?

Pada malam yang lain, saat Christopher akhirnya pulang lebih awal dari rumah sakit, ia menemukan Lavinia duduk di dapur dengan mata merah dan wajah penuh kecemasan. Ia berusaha bertanya, tetapi Lavinia mengelak, mengatakan ia hanya terlalu lelah.

Namun, ketika Christopher melihat Lavinia memegang perutnya dengan cemas, Christopher menjadi penasaran siapa Ayah dari anak yang dikandung Lavinia.

Christopher tidak menanyakan langsung, tetapi diam-diam ia mulai memperhatikan Lavinia dengan lebih saksama. Ia juga menyadari bahwa ada ketegangan yang semakin nyata antara Lavinia dan Edgar.

Ketika suatu hari Edgar membawa secarik surat untuk Lavinia, Christopher memperhatikan bagaimana wajah Lavinia berubah pucat setelah membacanya. Tanpa berkata sepatah kata pun, Lavinia segera kembali ke kamar, meninggalkan Christopher dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab.

The Duchess's Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang