*Hallo guys, tolong buat vote, komen dan share biar aku makin semangat buat update ceritanya. 😘
HAPPY READING! 🥰 *
⚠️ 🔞 Mengandung adegan seksual dan kekerasan
* POV Orang Ketiga *
[ New York, 03 Mei 2019 ]
Jam 2 malam di jembatan Brooklyn yang terang oleh lampu, Asa Yuma berdiri di pinggir jembatan sambil menyalakan rokoknya dan menghisap rokok tersebut sembari memandangi sungai. Mobil Aston Martin berwarna abu berhenti di depan Yuma. Seorang wanita berambut hitam panjang yang mengenakan kaus putih, blazer maroon dan syal putih keluar dari mobil tersebut lalu menghampiri Yuma. Wanita tersebut adalah Rasya Aurelia dan dia bertanya kepada Yuma,"Apa kamu lama menungguku disini?", Yuma tersenyum kepada Rasya,"Tidak. Aku juga baru saja sampai disini." Tanpa permisi, Rasya mengambil rokok dari tangan Yuma dan menghisap rokok tersebut beberapa kali sebelum mengembalikannya kepada pria itu.
Yuma terkekeh saat rokok itu berada di tangannya lagi. Sambil bersandar di tiang jembatan, Yuma bertanya kepada Rasya,"Sampai sejauh mana kamu mengikuti Ruby Martínez?", Rasya menatap Yuma dengan intens,"Aku mulai mengikuti Ruby Martínez dari Clarity Gold Shop. Sambil berpura-pura menjadi pembeli, kulihat Ruby membeli beberapa perhiasan. Saat kujatuhkan tasku hingga isinya berantakan di lantai, Ruby membantuku dan dari situ aku berhasil menempelkan alat pelacak di telinga Ruby. Setelah itu, aku kembali ke mobil dan kupantau dia dari kejauhan. Saat Ruby keluar dari toko tersebut, mobil Honda Jazz putih menjemput Ruby dan beberapa pengawalnya ikut masuk ke dalam mobil tersebut. Aku melacak pergerakan Ruby dari laptop. Lalu aku berhasil mengetahui nomor kamar tempat mereka menginap. James Martínez menginap di kamar no 234 sementara Ruby di kamar no 233."
Yuma tersenyum mendengar penjelasan Rasya lalu pria itu kembali menghisap rokok sebelum membuang rokok itu ke bawah dan menginjaknya. Pria itu berkata kepada Rasya,"Bagaimanapun juga kita harus berhasil membawa Ruby Martínez sebelum acara lelang bagaimanapun caranya." Rasya mengangguk,"Akan sangat menarik kalau kita bisa melakukannya dengan cara biasa." Yuma menarik pinggang Rasya, membuat wanita itu menjadi sangat dekat dengannya. Yuma menatap Rasya dengan tatapan penuh rasa sayang lalu dengan lembut pria itu berkata,"Lupakan dulu tentang misi kita. Sekarang hanya ada kita berdua dan sulit rasanya untuk bisa bertemu denganmu seperti ini." Tanpa menunggu jawaban, Yuma langsung mencium Rasya dengan agresif. Rasya membalas ciuman kekasihnya sambil melingkarkan lengannya di kepala pria itu. Tahun ini merupakan tahun kelima Yuma dan Rasya menjalin hubungan asmara.
Setelah berciuman selama beberapa menit, Rasya mendorong pelan bahu Yuma dan berbisik dengan seduktif di telinga pria itu,"Aku sudah memesan kamar nomor 244 di New York Plaza Hotel. Sebaiknya kita lanjutkan disana sambil membahas rencana selanjutnya." Yuma tampak tidak puas lalu kembali mencium bibir dan dagu Rasya berulang kali. Sehabis itu, Yuma tersenyum,"Aku suka dengan idemu. Berikan kunci mobilmu. Biarkan aku yang mengemudi." Rasya mengambil kunci mobil yang berada di saku blazer dan memberikannya kepada Yuma. Keduanya masuk ke dalam mobil dan setelah mengenakan sabuk pengaman, Yuma mulai mengendarai mobil menuju tempat tujuan.
Jam 9 pagi di kediaman utama keluarga Wilson, Yuriko bersama kedua putrinya bersiap untuk pergi menuju rumah milik Kerry dan Yuriko yang berada di kawasan Willow Lane. Yuriko mengenakan kemeja putih dengan rompi abu, celana yang sewarna dengan rompi, sepatu high heels hitam dan tas jinjing hitam, Elena mengenakan T-shirt turtle neck putih tanpa lengan dengan celana jeans serta membawa tas biru muda dan Shyntia mengenakan sweater hitam dengan skinny jeans serta rambutnya dikuncir dengan ikat rambut hitam. Yuriko memberi instruksi kepada salah satu pengawal untuk mengeluarkan mobil Hyundai hitam dari garasi dan memarkirkan mobil itu di halaman depan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Me & My Family
Teen Fiction‼️Dilarang keras plagiat/menjiplak cerita ini karena ini murni pemikiran dan ide sendiri ‼️ Seorang calon pewaris utama Grup Wilson yang bernama Barry Wilson memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah swasta internasional di New York, Ame...