just let it be..

5 0 0
                                    

. . .

Hujan mengguyur kota itu, suara langkah kaki terdengar di koridor sekolah itu membawanya ke arah ruang guru, kemudian dia menyerahkan selembar kertas pada guru pembimbing ekskul

"Takami-san, apa kau bersungguh sungguh mengenai hal ini, sangat tanggung. Apa kau tidak berniat melanjutkannya saja, terlebih lagi semua strategimu menutupi kekurangan strategi strategi sebelumnya"

Ia hanya menggeleng, dan menjelaskan bahwa alasannya keluar karna ingin fokus mempersiapkan diri untuk ujian sekolah dan mempersiapkan hal lainnya, mengingat ia juga adalah seorang anggota osis, dan juga nilainya yang makin hari makin anjlok?

Guru itupun kemudian akhirnya mengangguk dan menerima surat pengunduran diri miliknya sebagai manager klub basket smp Teiko, meskipun ia sempat tidak ingin menerimanya

Kemudian ia pun berpamitan, melangkahkan kakinya keluar ruangan itu dengan rasa yang bercampur aduk antara lega dan berat hati harna harus meninggalkan mereka, bergegas mengambil tasnya yang tertinggal di dalam gym

Kriet

Pintu gym terbuka, bergegas ia masuki gym itu mengambil tasnya yang tertinggal dan barang barangnya yang lain, meninggalkan buku observasi pemain dan absen di atas kursi dekan ring basket, kemudian bergegas keluar.

Tapi.. entah mengapa rasanya langkah kakinya begitu berat saat ingin meninggalkan gym itu, hatinya terlalu berat untuk meninggalkan semuanya tapi jika ia tidak melakukan ini, itu hanya membuatnya makin sakit terlebih lagi setelah kepergian kuroko tetsuya yang secara tiba tiba.

'tak ku sangka akan seberat ini, baiklah mungkin aku akan mencari pekerjaan sampingan untuk mempersibuk diri, maaf momoi-chan aku merepotkanmu sekali lagi'

Berat rasanya, tapi tak apa ia bisa melewati ini.

"Yah inilah yang terbaik" ucapnya bergegas keluar gym, tanpa menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengawasinya sedari tadi.

...

Beberapa hari setelahnya, Shuiko mulai
Sibuk dengan urusannya, jadi ia tidak perlu repot repot menghindari 'mereka', terlebih lagi mengingat handphone nya yang belum selesai di perbaiki meskipun terkadang mereka bisa saja berpapasan.

Hujan mulai reda, begitupun dengan rasa sedih dan kecewa yang selalu menghantuinya setiap kali ia bertemu dengan mereka, ia berusaha untuk menghindari kontak dengan mereka terkecuali jika itu memang penting.

Kecuali Momoi, seperti saat ini dia berada di sebelahnya dengan raut wajahnya yang tak bisa sama sekali ia mengerti, terlalu sulit dibaca.

"Momoi-chan?"

"Iko-chan, apa benar kau keluar dari klub karna alasan belajar?" Ucapnya dengan suara yang bergetar

Di pegangnya kedua bahu Shuiko, membuatnya terkejut dengan sikap momoi satsuki yang terlalu tiba tiba?

Dia hanya bisa menghela nafas, mengangguk sebagai jawaban, tidak berniat benar benar membalas apa yang di tanyakan padanya

"Maaf momoi-chan, tapi aku serius aku tidak sedang bercanda, terlebih lagi semenjak pergantiannya pelatih.. dia benar benar mengubah mereka"

"Maksutku bukan dalam artian bakat mereka tapi, kau taulah bagaimana mereka yang sekarang, benar benar membuatku malas" ungkapnya dengan rasa kecewa yang amat dalam pada momoi

Momoi hanya bisa terdiam melihat shuiko, merasa ada benarnya tapi itu juga bukan alasan untuk meninggalkan mereka kan?

Shuiko benar benar muak karna harus membahas tentang 'mereka' terlebih lagi kata kata yang sampat ia terima membuatnya sangat marah terhadap 'mereka', karna lelah atas pertanyaan yang momoi lontarkan ia pun ingin beranjak pergi dari sana, dengan segera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 [Kuroko No Basuke]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang