26. Just Hope

89 11 8
                                    

Woof! Woof!

Suara gonggongan Brownie menggema di halaman rumah, membuat pagi Agnest terasa lebih hangat. Sudah seminggu ia meninggalkan Brownie untuk bulan madu, dan kini ia kembali bersama anjing kesayangannya itu. Brownie, seekor Alaskan Malamute bertubuh besar dengan bulu cokelat putih, tampak melompat-lompat kegirangan. Matanya berbinar penuh kerinduan, seperti ingin terus berada di dekat Agnest. 

“Kangen ya sama Mama? Mau main lagi?” Agnest berbicara dengan nada manja, sambil mengelus kepala Brownie yang terus mengibas-ngibaskan ekornya. “Mama lempar lagi ya?” katanya sambil mengangkat sebuah bola kecil yang sudah siap dilempar. 

Dengan sekali ayunan, bola itu melesat jauh ke tengah halaman rumah mereka yang megah dan mewah. Brownie langsung berlari mengejarnya dengan semangat, gonggongannya menggema penuh kebahagiaan. Agnest tertawa kecil, sesekali merekam Brownie yang sedang sibuk bermain dari ponselnya.

Di tengah kegembiraannya, sebuah suara batuk kecil terdengar dari belakangnya. “Ehm!” 

Agnest menoleh refleks, melihat Alfred yang berdiri di belakangnya. Dengan senyuman lebar dan tatapan penuh kagum, Alfred melangkah mendekat, matanya memperhatikan istrinya yang terlihat sangat menikmati waktu bersama Brownie. 

“Kamu udah bangun ternyata,” ujar Agnest sambil berdiri dan menatap suaminya yang kini berjalan santai ke arahnya. Rambut Alfred tampak basah, tubuhnya memancarkan aroma sabun segar. 

Alfred tersenyum, lalu tanpa aba-aba memeluk istrinya dari belakang. Tubuhnya yang hangat terasa nyaman di pagi yang sejuk. “Iya, gak tau kenapa bangun tidur tadi kerasa gerah banget. Jadi aku mandi aja biar segar,” katanya sambil mencium aroma rambut istrinya. “Asik banget sih main sama Brownie,” tambahnya dengan nada menggoda, tatapannya beralih ke Brownie yang baru saja kembali dengan bola di mulutnya. 

"Iya, dia makin pinter deh sayang," Agnest tersenyum lembut, ikut jongkok di samping Alfred yang mulai mengusap-usap kepala Brownie dengan penuh kasih sayang. “Aku tuh selalu nanyain kabar Brownie ke Bu Atik, tahu gak? Katanya Brownie sekarang gak rewel, lebih tenang,” ujarnya sambil menyenggol pipi Alfred dengan jarinya. “Kamu mah mana suka nanyain kabar Brownie. Huu!” 

Alfred tertawa kecil, sedikit salah tingkah dengan teguran istrinya. “Iya sih,” jawabnya jujur. “Lagian aku udah percayain Brownie ke Bu Atik sama asisten lain.” 

“Iya, tapi kan tetep aja dong, sayang.” Agnest mengangkat alis, ekspresi seriusnya terlihat menggemaskan. “Brownie itu udah kayak anak kita, loh. Namanya peduli sama anak kan pasti nanyain kabarnya. Dia sehat gak, dia lagi apa.” 

Mendengar kalimat itu, bukannya merasa bersalah, Alfred justru tersenyum lebar. Ia mendekatkan wajahnya ke Agnest, lalu dengan lembut mengecup bibirnya. “Iya, Nyonya Alfred Salim, siap, saya salah,” ujarnya sambil tertawa kecil, suaranya terdengar gemas. 

Agnest hanya tersenyum kecil, lalu mencubit lengan suaminya pelan. “Bagus kalau ngerti,” balasnya, kali ini matanya berbinar penuh kebahagiaan.

Brownie kembali melompat-lompat ceria di depan mereka, membawa bola yang tadi dilemparkan Agnest. Alfred tertawa kecil sambil meraih bola itu dari mulut anjing kesayangannya. “Brownie, papa habis diceramahin tuh sama mama. Maaf ya kalo papa jarang nanyain Brownie, gini-gini papa sayang loh sama Brownie. Iya kan?” tanyanya dengan nada lembut.

“Papa, besok-besok tanyain kabar aku dong, aku seneng loh kalo ditanya kabar sama papa,” jawab Agnest, seolah mewakili anjingnya yang tak paham itu. 

“Iya iya, papa janji. Pokoknya papa bakal lebih extra lagi buat kasih perhatian sama Brownie, oke?” katanya sambil menepuk-nepuk kepala anjing itu. Brownie menggonggong, seakan mengiyakan. "Pinter sayangnya papa, good boy!"

Second Life | Jaehyun X Karina X JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang