Prolog🌷

11 1 0
                                    

★—★—★—★—★

Halo semuanya! Jangan lupa buat vote dan komen ya. Semoga kalian semua suka dengan cerita aku ini. Maaf kalau masih banyak kata yang kurang, soalnya aku lagi belajar buat cerita! Happy reading!❤️

"Aku capek! Aku gak mau lagi hidup!" Ungkap Kalaluna yang sudah putus asa dalam hidup.

Kalaluna, siswa SMA kelas 10 yang hidupnya sangat menyedihkan. Orangtuanya yang bercerai membuat dirinya harus tinggal berdua dengan ibunya, ia harus menerima semua cacian dan makian bahkan kekerasan fisik dari ibunya kandungnya sendiri.

Kalaluna adalah gadis yang sangat penyayang yang baik. Namun perlakuan yang ia dapatkan sangat berbeda dengan sifatnya.

Disekolah ia tidak memiliki seorang pun teman, bahkan ia selalu dibully oleh teman sekelasnya karena ia dari keluarga yang kurang mampu tetapi bersekolah di sekolah elit. d

Kalaluna yang pintar dengan mudah masuk ke sekolah paling elit di kotanya melalui jalur beasiswa.

Kalaluna yang sedari dulu telah menerima penderitaan tidak tahan akan semua ini hendak bunuh diri dari atas gedung.

Ia hendak melompat dari rooftop sebuah gedung Apartemen berlantai 6 yang bisa dibilang gedung tempat tinggalnya.

Namun langkahnya terhenti karena menyadari pundaknya ditepuk dari belakang oleh seseorang.

Kalaluna menoleh kebelakang dan mendapati seorang wanita yang sudah sedikit tua yang daritadi menyaksikan Kalaluna yang berdiam diri di rooftop.

Pukk

Tepuk wanita tersebut.

"Lepasin! Aku capek hidup, aku mau mati aja. Jangan buang-buang waktuku!" Bentak Kalaluna pada wanita tersebut.

"Tunggu dulu! Kamu masih muda, perjalanan kamu masih panjang. Jangan menyerah begitu saja karena lelah." Potong wanita tersebut sambil menggenggam erat tangan Kalaluna seolah-olah begitu tak ingin Kalaluna pergi.

"Tapi aku capek hidup kalau begini-begini terus! Aku juga mau hidup enak kayak orang lain!" Rengek Kalaluna yang sudah sangat putus asa.

"Kalau begitu kamu mau menjadi anak saya? Kebetulan saya sama sekali tidak punya anak. " Usul wanita tersebut.

"Beneran nih?! Aku mau banget malah." Seru Kalaluna yang secara tiba-tiba tersenyum bahagia.

"Beneran kok. Kalau begitu kamu tinggal sama siapa? Atau siapa kerabat kamu? Biar saya urus semuanya." Pinta wanita tersebut.

"Aku tinggal disini dengan ibuku, tapi dia gak pernah sayang sama aku. Setelah orangtuaku bercerai mereka tidak pernah memperdulikan aku lagi."

"Sudah tenang aja kamu. Kalau begitu kita bicarakan dulu saja dengan ibumu. Setelah itu kami ikut saya kerumah saya, kebetulan saya tadi kesini dengan suami saya. Kami berniat menjenguk seseorang disini." Ujar wanita tersebut.

Kalaluna kemudian kembali ke Apartemen tempat tinggalnya ditemani wanita tersebut. Mereka berjalan dengan bergandengan tangan seolah mereka berdua sepasang ibu dan anak kandung.

Sesampainya di sana wanita tersebut mengetuk pintu apartemen tempat Kalaluna tinggal bersama ibunya.

Mereka berdua berbincang panjang lebar sedangkan Kalaluna hanya menunggu di luar sambil menyandarkan keduanya tangannya di dinding balkon.

Setelah itu wanita tersebut keluar dengan senyuman diwajahnya, ia menarik tangan Kalaluna dan pergi membawa Kalaluna ke rumahnya.

Saat sampai disana, Kalaluna mereka takjub melihat pemandangan di depan matanya, rumah yang begitu besar dan megah.

Membayangkan dirinya akan tinggal dirumah tersebut dengan jangka waktu yang cukup lama membuat Kalaluna masih syok dan tidak percaya akan kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membayangkan dirinya akan tinggal dirumah tersebut dengan jangka waktu yang cukup lama membuat Kalaluna masih syok dan tidak percaya akan kenyataan.

"Kalaluna".Celetuk wanita tersebut.

"Ya, kenapa?". Jawab Kalaluna.

"Kalaluna kan namamu? Ayo masuk kedalam, saat ini kamu akan tinggal disini." Sambung wanita tersebut sambil mengajak Kalaluna masuk kedalam rumah.

"Baik." Jawab Kalaluna yang sudah tidak bersedih dan berputus asa lagi.

"Aku bertekad untuk hidup dengan penuh semangat dan bahagia di kehidupan kali ini." Batin Kalaluna.

Ia pun masuk dengan wanita tersebut ke dalam rumah. Tidak, bukan rumah, ini bisa disebut dengan mansion karena ukurannya terlalu besar.

Krieet

Pintu mansion yang sangat besar dan sudah sedikit tua itu berbunyi bising saat dibuka oleh Kalaluna.

Ia langsung disambut oleh pelayan di mansion tersebut.

"Kalaluna, ini pelayan utama di rumah ini, namanya mbok Dita. Kalau ada butuh sesuatu bilang aja sama mbok ya." Ujar wanita tersebut.

Mbok Dita adalah pelayan utama di mansion tersebut, umurnya sudah 52 tahun. Ia sudah bekerja disana selama 9 tahun lamanya, dan ia jugalah yang mengatur para pembantu disana.

"Baik, tapi..." Jawab Kalaluna yang hendak melanjutkan ucapannya namun merasa ragu-ragu.

"Oh iya maaf, tadi saya belum perkenalkan diri ke kamu. Nama saya Narala, mulai sekarang kamu bisa manggil saya mama, karena kamu sudah saya angkat menjadi anak saya sendiri." Potong Narala sambil memperkenalkan dirinya pada Kalaluna.

"Terima kasih banyak karena udah mau ngangkat aku jadi anak." Ucap Kalaluna dengan senyuman di bibir nya.

"Kalau begitu mbok, tolong antar dia ke kamar ya. Jangan pakai kamar tamu, tapi pakai kamar..." Pinta Narala, namun segera memberhentikan ucapannya.

"Baik. Tapi nyonya yakin tidak apa-apa?". Tanya Mbok Dita yang  sedikit ragu.

"Udah gak apa-apa kok, kalau begitu tolong ya mbok. Saya mau pergi lanjut bekerja lagi, kamu disini aja ya Kalaluna." Lanjut Narala lalu berpamitan dengan Kalaluna.

"Iya ma. Hati-hati dijalan ya!" Ujar Kalaluna sambil melambaikan tangan kepada Narala.

Narala yang melihatnya hanya tersenyum kepada Kalaluna lalu masuk ke dalam mobil.

"Mari saya antarkan nona Kalaluna." Ajak Mbok Dita yang langsung menuntun Kalaluna menuju kamarnya.

Sesampainya disana Kalaluna takjub melihat kamar yang akan ditempati dirinya. Ruangan tersebut tidak terlalu besar namun sangat megah dan nyaman.

"Wahh.. megah banget ya kamarnya mbok. Ini beneran saya bakalan pakai kamar ini??" Ungkapnya kemudian bertanya-tanya pada mbok Dita.

"Tentu. Nona bakalan pakai kamar ini sepuasnya." Sambung mbok Dita.

Kalaluna langsung masuk kedalam kamar nya dan melompat ke atas kasur.

Ia berguling-guling seperti orang gila karena sangking empuk dan nyamannya kasur tersebut.

"Untung aja aku diangkat jadi anak orang kaya. Kalau enggak ya terpaksa hidup miskin terus deh.." batin Kalaluna.

Maaf kalau prolognya agak kurang dan sangat singkat, ini tuh kayak cuma prolog awalan sebelum Kalaluna membalaskan dendam🙏🏻

Terima kasih sudah baca! Jangan lupa buat vote ya kalau kalian belum vote. Aku bakalan semangat buat nulis bab-bab selanjutnya. Oh iya semua bab nantinya bakalan terus aku revisi supaya ceritanya makin sempurna🌷💗💗💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kalaluna's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang