"Kamu kenapa ngelamun sendiri?" Bu Linda menghampiri Lian yang tengah melamun sendiri di gazebo belakang rumahnya, gazebo itu sengaja dia bangun untuk bekerja. Dia lebih senang bekerja di luar ruangan, karna disana dia bisa mendapatkan banyak inspirasi.
"Gpp ma, lagi nyari inspirasi aja"
"Nyari inspirasi apa lagi mikirin Raisa"
"Mama apa sih, aku lagi kerja"
"Ian, mama ini mama kamu, mama yang melahirkan kamu, mama yang merawat kamu dari baru lahir sampai sekarang, jadi mama tau apa yang anak mama rasakan"
"Ma udahlah jangan bahas Raisa, dia udah nikah ma"
"Mama bukannya mau mengajak kamu membahas tentang Raisa, mama justru mau membahas tentang kamu"
"Memang aku kenapa ma? Lian baik-baik aja"
"Kamu sedang berusaha untuk terlihat baik-baik saja, tapi kamu salah orang kalau mau bohong nak"
"Ya Lian harus apa ma"
"Sini" Bu Linda merentangkan tangannya, dia ingin memeluk anak laki-lakinya, Lian kemudian langsung memeluk mama nya
"Mama tau nak rasanya melihat orang yang kita cintai menikah dengan orang lain, tapi hidup harus terus berjalan, kamu nikmati rasa sakitnya sampai kamu terbiasa dan setelahnya nanti saatnya kamu memulai cerita yang baru dalam hidupmu"
Lian mulai terisak, dia tidak pernah menceritakan perasaannya pada siapapun, dan baru kali ini dia bisa melepaskan air mata yang dia tahan sejak tadi
"Lihat mama Ian" Bu Linda melepaskan pelukannya kemudian mengusap air mata Lian
"Ikhlaskan dia ya nak, mulai hidup kamu yang baru"
Lian mengangguk, dia kemudian mencium tangan mama nya
"Maafin Lian ya ma"
"Untuk apa Ian?"
"Maaf karna selama ini Lian cuma mikirin diri sendiri, Lian ga peduli gimana perasaan mama, padahal mama juga sakit selama ini"
"Wajar kalau kamu kecewa sama mama nak, kamu berhak kok untuk itu, mama belum bisa jadi mama yang baik untuk kau dan Kayla, tapi mama janji nak setelah ini mama akan belajar untuk selalu ada untuk kalian, maafin mama juga ya nak"
Lian mengangguk kemudian kembali memeluk mamanya
"Mama, Kak Ian Kay ikut pelukannya" Kayla yang tadinya datang bersama Aliya berlari kemudian ikut memeluk mama dan Kakaknya
"Mama sama Kak Ian kalau mau pelukan begitu ajak Kay juga dong"
"Iyaa tuan putri, maaf ya"
Aliya yang melihat adegan pelukan antara seorang Ibu dan anak-anaknya itu terharu, dia tersenyum karna setelah hampir satu bulan bekerja di rumah Bu Linda, baru pertama kali dia melihat momen ini
"Al ayo ikut pelukan sama kita" Kayla membuat Aliya menghentikan lamunannya
"Ehh jangan, Aku mau ke dapur dulu ya Kay"
"Lah kok ke dapur? Kan kamu bawa teh itu"
"Ahh itu, anu, teh nya udah dingin mau aku ganti yang panas"
"Gpp bawa sini aja Al" Bu Linda ikut memanggil
"Jangan bu, ini tehnya tadi kemasukan debu, saya ganti dulu ya" Aliya langsung melangkah dengan cepat supaya bisa pergi dari sana, Lian dan Bu Linda yang melihatnya pun hanya geleng-geleng kepala
"Mama, Kay ke Aliya dulu ya, tadi kita bikin pisang goreng coklat yang enak, tadi udah di bawa sama Aliya, tapi kenapa di bawa masuk lagi ke dapur, emang Aliya aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Tujuan
RandomDia yang datang sebagai penyembuh akankah kemudian pergi sebagai pembunuh ?