Sekian hari telah berlalu. Manow telah menandatangani kontrak sponsor dengan Orion Town untuk membiayai pembuatan film perdana mereka. Honey yang telah berjanji untuk tetap mengutamakan keluarga pun telah menjalankannya. Clay yang menuntut Honey untuk menemaninya sarapan dan makan malam pun selalu mengusahakan diri untuk pulang tepat waktu.
Pembangunan tempat wisata glamping di Vidura Resort langsung ditangani oleh Marissa dan Clay. Clay memantau segala pihak yang berkaitan dengan pembangunan tempat wisata tersebut. Clay memeriksa setiap proses hingga alat berat yang digunakan. Selain itu, Clay juga meminta Marissa untuk membuat program atau paket wisata yang lebih lengkap.
Dengan kesibukannya mengurusi dua perusahaan sekaligus, Clay cukup terlena. Untung saja kini ia pandai membagi waktunya dan tidak perlu terlambat pulang. Meski sesekali terlambat, itu tidak pernah terlalu larut seperti sebelumnya.
Hari ini Clay izin dengan istrinya pulang cukup larut. Kira-kira pukul sepuluh malam ia baru sampai di rumah. Honey yang sudah beberapa hari ini merasa kurang sehat pun cukup was-was dibuatnya. Bukan tanpa alasan, aroma tubuh Clay adalah obat baginya.
"Sayang. Kenapa lama sekali?" rengek Honey ketika Clay memasuki kamar mereka.
"Maaf ya, Sayang. Aku ada pertemuan dengan pihak yang mengurus keamanan lokasi wisata di Vidura. Aku harus memastikan bahwa tempat wisata itu sesuai dengan standard aman tempat wisata," jelas Clay memeluk istrinya.
"Aku lemas sekali hari ini. Aku di kantor hanya duduk dan tidur-tiduran di sofa," curhat Honey mengecup leher Clay berkali-kali.
"Aku mandi dulu ya, Mamiku sayaaang," Clay berusaha menjauhkan tubuhnya karena merasa sangat berkeringat.
"Tidak," Honey menggelengkan kepalanya.
"Aku sangat berkeringat, Sayang. Tadi aku bekerja di luar ruangan cukup lama," rayu Clay.
"Tidak. Aku menyukainya," Honey menghirup dalam aroma tubuh lelakinya itu.
"Baiklah. Izinkan aku duduk, oke?" pinta Clay dan dijawab anggukan oleh Honey.
Sekian lama Clay menemani istrinya yang tengah manja beberapa hari ini. Terlihat sangat kelelahan. Entah karena pekerjaan kantornya atau urusan rumah. Clay mulai berpikir kalau ia tidak akan menuntut istrinya memasak untuknya setiap pagi dan malam.
"Sayang, untuk beberapa hari ke depan, kamu tidak perlu memasak sarapan dan makan malam untuk kami ya," Clay berbicara pelan.
"Huh? Kenapa? Apa masakanku mulai tidak enak, Sayang? Atau kau ingin menu apa? Bia raku belajar membuatnya," jawab Honey panik.
"Tidak, Sayang. Hanya saja kamu cukup kelelahan dengan urusan kantor. Bagaimana bisa aku melihatmu kelelahan seperti ini setiap pulang kerja?" jelas Clay lembut.
"Tidak, Sayang. Aku tidak lelah di kantor. Bahkan di kantor aku melimpahkannya kepada Manow. Aku hanya memantau melalui monitor. Aku hanya tidak tahu mengapa aku bisa selemas ini, hmmm," Honey bingung.
"Mungkin kamu kelelahan namun tidak menyadarinya. Bagaimana jika besok kita jalan-jalan ke mall?" ajak Clay.
"Kan kamu ke kantor?" Honey memastikan.
"Aku akan menemani istriku besok," senyum Clay.
"Benarkah?" tanya Honey berbinar.
"Mmm," Clay mengangguk.
"Kamu ingin pergi ke mana dan membeli apa?" tanya Clay.
"Aku ingin ke toko buku. Sudah lama aku tidak membaca buku, Sayang," Honey memeluk Clay erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAPTER HIDUP: DREAM FAMILY (LANJUTAN MY THERAPY)
De TodoIni adalah kehidupan 'after married' dari Clay dan Honey. Cerita ini akan mengisahkan kehangatan sebuah keluarga yang dibangun oleh mereka. Dalam biduk rumah tentu akan ada permasalahan dan pasang surut di dalamnya. Namun, dengan cinta yang penuh, m...