21. Lauren's Story

1 0 0
                                    

"Akhirnya kau berhasil menemukan putrimu" ujar Lauren dengan lantang, dia duduk berhadapan dengan Zero dan berpuluh-puluh anak buahnya yang berada dalam ruangan itu, kaki tangan Lauren diikat sangat erat sampai mengeluarkan darah.

"Terimakasih sudah menjaga dan merawat putriku, selama 15 tahun, tapi aku belum bisa memaafkan ayahmu" ujar Zero sembari berdiri.

Lauren menunduk sejenak, mengingat senyuman anak manis yang dia beri nama Alexa itu, waktu itu Alexa masih berumur 3 tahun, pipi tembem Alexa kecil mengingatkan Lauren betapa bahagianya dirinya waktu itu.

"Aku sudah memberitahu ayahmu tentang keberadaanmu dikediamanku, jika dia menyayangimu, dia akan datang, tapi jika tidak, aku akan meminta Alexa membunuhmu" ujar Zero.

FLASHBACK (15 TAHUN LALU)

"Pokoknya, kau harus menikah dalam waktu satu bulan ini, papa akan mencarikan calon suami yang mapan untukmu"

Lauren tak merespon sama sekali ucapan papanya, tahun ini usianya menginjak 18 tahun, dan dia sama sekali belum pernah keluar dan melihat ada apa diluar rumah ini.

Semua kegiatan Lauren dilakukan didalam rumah, mulai dari sekolah dan kegiatan lain, dia diawasi dengan ketat karena Lauren hanya satu-satunya anak perempuan dirumah ini.

"Baiklah, aku akan menuruti kemauan papa" ucap Lauren sambil melangkah pergi, kembali ke kamarnya tentu saja, ruangan mewah yang terasa seperti penjara.

Malam itu, Azeson kedatangan tamu, semua bodyguard berjaga didepan kamar Lauren, menjalankan perintah seperti yang diminta Azeson.

"Aku tidak pernah mau menikah dengan orang asing"

Lauren teringat dengan jalan kecil yang dia buat selama ini, dengan penuh senyuman Lauren masuk ke kolong tempat tidurnya, dibawah tempat tidur itu ada sebuah lubang yang cukup besar, yang selama ini tertutupi oleh karpet mahal.

"Terimakasih bunda" ujar Lauren, dia mengetahui jalan tikus itu dari mendiang ibunya yang sudah meninggal, awalnya Lauren tak terlalu peduli dengan jalan kecil itu, tapi sekarang dia tau kegunaannya.

Lauren masuk kedalam lubang itu, sebelumnya dia menutup kembali agar tak da yang tau jika dia keluar dari rumah itu. jalan yang dilalui Lauren cukup jauh, Lauren tak tau jalan itu akan menembus kemana, tapi setidaknya dia akan keluar dari neraka itu.

Setelah beberapa jam, Lauren berhasil keluar, dia tiba di dekat sebuah pasar daging. tempat baru yang selama ini tak pernah dilihat oleh Lauren, serta bau- bau disekitar sana.

"Heiiii lihatlah, ada seorang gadis cantik, sepertinya dia diusir dari keluarganya" bisik-bisik orang -orang yang berada dipasar itu, Lauren hanya berdiri dengan kikuk, tak mengertidan tak tau cara mengajak mereka berbicara.

"Hei nak, apa kau lapar?" tanya seorang penjual kepada Lauren, Lauren mengangguk pelan dengan kedua tangan yang selalu mengepal.

"Baiklah, aku baru saja membeli 2 bungkus nasi dipasar depan, kau bisa memilikinya satu, tapi kau harus membayarnya dengan perhiasanmu"

"Ini?" tanya Lauren sembari menyentuh kalungnya  "apakah ini cukup?"

Penjual itu tersenyum, memberikan sebungkus nasi itu pada Lauren, Lauren melepas kalungnya dan hendak memberikannya pada penjual itu, tapi...

"Berhentilah menipu seseorang" tangan seoang lelaki mencegah tangan Lauren untuk memberikan kalung itu.

"Ambil kembali makananmu" 

Tangan lelaki itu menggenggam tangan Lauren dengan erat, membawanya pergi meninggalkan pasar.lelaki itu membawa Lauren sampai tiba didepan sebuah toserba.

"Tunggu disini" ujar lelaki itu, dia masuk kedalam toserba itu beberapa saat, setelah itu dia kembali lagi menemui Lauren.

"Apa yang terjadi dengamu?" tanya lelaki itu sembari menyodorkan makanan pada Lauren, Lauren tak menjawab dan hanya berdiam diri.

"Sebelumnya, perkenalkan namaku Alex, aku seorang dokter" ujar lelaki itu

"Aaaa....aku...namaku Lauren" ujar Lauren dengan gugup

"Oke, Lauren sekarang habiskan makananmu terlebih dahulu, setelah itu aku akan mengantarmu pulang"

"Ti...tidak mau, aku tidak mau pulang" 

"Baiklah, aku akan membawamu kerumah ku saja"
.
"Tapi....kau baik kan?" tanya Lauren, mendengar pertanyaan itu Alex tersenyum.

"Aku tidak baik, tapi tidak juga jahat, sudahlah habiskan dulu makananmu lalu kita pulang"

Setelah Lauren menghabiskan makanannya, Alex pun membawa Lauren pulang kerumah kecilnya, yang dia tempati bersama ibunya.

"Alex... siapa ini?" tanya ibu Alex dengan bingung saat melihat seorang gadis ikut pulang bersama Alex.

"Dia tersesat,kebetulan aku tadi kepasar ingin menemui ibu, ternyata kios ibu sudah tutup, dan secara tak sengaja aku melihat gadis ini, dia juga hampir ditipu"

Merasa iba, ibu Alex pun mengizinkan Lauren masuk.

"Apa kau sudah makan nak?" tanya ibu Alex pada Lauren

"Iya, lelaki baik itu yang memberiku makanan" jawab Lauren sembari menatap Alex.

Ibu Alex tersenyum, matanya juga menatap pekat gadis cantik berpenampilan menawan ini, meskipun bajunya sudah sedikit kotor, perhiasan yang dikenakan gadis itu memperlihatkan jika dia adalah putri dari seorang yang kaya raya.

"Nak, ibu akan kebelakang sebentar, tunggu disini ya" ujar Ibu Alex sembari berdiri, dan berjalan meninggalkan Lauren dan mendekati Alex.

"Alex, ikut ibu sekarang, ada yang ingin ibu tanyakan"

***

To Be Continue

THE UNSEEN CODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang