Warning
⚠️ Norenmin area
⚠️ NCT ship
⚠️ BxB
⚠️ Just imajinasi author√ Kalau suka jangan lupa tinggalkan vote, komen, dan follow author
√ Kalau nggak suka, silakan pergi
√ Bahasa gado-gado (baku dan non baku)
√ Dilarang hate komen tanpa sebab dan alasan
√ Sabar menunggu updateHAi, PEMBACA RAHASIA! DI MANA KAMU? 🧚✨👊🏻
Jangan lupa vote, ya, sijeuni💚🌱Pembacanya banyak, tapi minim vote??
•••••••••••••••••••••••••
Saat ini, rumah keluarga Nakamoto sedang dibingungkan dengan anak sulungnya yang anehnya minta ampun. Renjun sejak pulang sekolah diam, tidak memiliki semangat, juga loyo.
Mama Winwin awalnya mengira jika Renjun hanya terlalu kecapekan pulang sekolah, tetapi sampai rembulan menjemput pun masih tetap sama. Malah lebih tertutup.
Si kecil tidak mau makan sejak siang. Membuat mama kelimpungan mencari ide agar mau makan meskipun hanya beberapa suap. Saat ditanyakan pun, Renjun bilang baik-baik saja.
Tadi pagi sebelum berangkat sekolah padahal masih semangat dan tersenyum, tapi setelah pulang ...?
Mama sempat berpikir juga jika Renjun memiliki masalah dengan teman sekelas, pertikaian anak kecil. Paling besoknya akan baikan lagi.
Namun, dua hari setelahnya pun Renjun semakin diam. Tadi pagi bahkan rewel meminta agar tidak berangkat sekolah. Papa Yuta sangat terkejut, Renjun sejauh ini selalu bersemangat jika berangkat sekolah.
Setelah pulang sekolah, mama dan papa berinisiatif membawa Renjun jalan-jalan di mal. Sekalian belanja keperluan rumah tangga. Merasa semua bahan yang dibutuhkan telah diambil, mama berbelok ke tempat es krim.
Wajah Renjun berbinar. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari makan es krim.
"Anak cantik mama mau rasa apa, sayang?"
Terlihat mengerut, Renjun tengah berpikir. Rasa apa yang akan dipilih. "Boyeh tiga ndak, Mama?"
"Boleh, sayang. Anak papa mau makan es krim banyak juga boleh, tapi khusus hari ini saja." Ini adalah trik kecil ala papa dan mama untuk membujuk Renjun.
Mata Renjun berbinar, terlihat senang. "Lasa cokat, stowbeli, sama banana!"
Tak selang lama, mereka telah duduk di kursi dengan eskrim pesanan Renjun dan mama. Sempat mengobrol kecil. Es krim Renjun tinggal setengah.
"Sayangnya mama kenapa tadi tidak mau sekolah?" tanya Mama.
Renjun diam, matanya menyiratkan rasa takut.
Papa mengelus rambut Renjun. "Ayo bicara sama mama dan papa. Jangan takut bilang, cantik. Mau papa pangku?"
Renjun mengangguk. Dia telah berpindah posisi, dipangku papa.
Mama menatap Renjun lagi, ada rasa sedih yang mendalam dari binar bintang Renjun. Tidak pernah melihat sebegitu sedihnya sang anak.
Renjun menangis, menenggelamkan wajah di ketek papa. Melihat itu, mama semakin dibuat panik, papa berusaha menenangkan Renjun. Mereka membiarkan sang anak mengeluarkan semua rasa yang dipendam.
Lima belas menit, Renjun baru mau berbicara lagi. "Injuni ndak nakal, kan?" Suaranya bergetar.
Mama dan papa saling berpandangan. Err, sejauh ini tidak ada yang dipermasalahkan dari sifat anak. Kalau pun ada sesuatu, pasti bu guru akan memberi tahu. Nyatanya ini tidak ada apa-apa.
Renjun termasuk anak yang kalem, banyak diam, sekalipun dengan sang kakak. Dia tidak pernah bertindak merepotkan banyak orang.
"Loh, anak papa yang ini tuh cantik banget seperti peri. Baik seperti malaikat. Kenapa nakal? Memang Injun kenapa?"
"Soalna Nono dan Nana ndak belkawan dengan Injun. Meleka ndak sayang Injun lagi," kata Renjun terbata.
Waduh! Mama dan papa malah semakin bingung. Loh, setahu mereka justru Renjun itu dibucini, kok, tiba-tiba jadi begini. Seperti tidak mungkin. Jeno dan Jaemin menjauh dari Renjun?
Mama menepuk kening. Ini pasti ada sangkut pautnya sama rapat orang tua beberapa hari lalu.
"Mungkin Nono dan Nana hanya bercanda, kan mereka suka mengerjai Injun. Tidak apa-apa, sayang. Nanti kita bicarakan dengan mere. Oke?"
Sepulangnya dari mal, mereka mampir ke rumah keluarga Jung. Ingin melihat, apa sebenarnya yang dialami Renjun dan si kembar. Mama sudah menelpon bubu sejak setengah jam lalu dan menyuruh mereka datang ke kediaman.
*°*°*°
Sedangkan di rumah keluarga Jung ...?
"Jeno dan Jaemin, kalian kenapa?" Bubu bertanya.
Saat ini, mereka sedang di ruang tengah. Si kembar menonton kartun kesukaan. Bubu duduk di kursi sebelah sambil memangku si kecil Jung.
"Emm ...? Nono kenapa? Ndak tahu, Nono kan sedang menonton televisi."
"Kami ndak nakal, Bubu. Ndak cium Injuni lagi," tambah Jaemin.
Beberapa hari lalu mereka mendapatkan penjelasan sang ayah mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan kepada Renjun. Awalnya, mereka tidak mau, tapi setelah mendapatkan pengertian lebih banyak, dengan berat hati harus dilakukan.
"Nono dan Nana bermusuhan dengan Renjun?" tanya Bubu lagi. "Kalian bertengkar, ya? Karena apa?"
Jeno dan Jaemin berpandangan. Mereka saling mengingat kegiatan selama tiga harinya di sekolah.
"Ugh? Ndak, Bubu. Kami ndak beltengkal dengan Injun, kok." Jaemin masih ingat betul.
"Kami ndak belbohong. Kami juga ndak beldekatan dengan Injun lagi. Kata ayah kan halus jaga jalak, ndak boleh pegang lagi kalau mau jaga Injuni," jelas Jeno.
Bubu mulai paham. Sepertinya anak-anaknya salah pengertian dengan penjelasan ayah.
"Kalian kalau di sekolah tida pernah bertengkar lagi, ya? Merebutkan Renjun ...?"
Si kecil mengangguk serempak. "Ndak boleh kata ayah." Jaemin menimpal.
Bubu mengangguk. "Lalu kalau di sekolah kalian ngapain sama Injun?"
Jeno sempat berpikir sebentar, lalu berkata, "Ndak apa-apa. Cuman liat Injuni saja."
"Kalian tidak bermain dan berbicara dengan Renjun?"
Kembali, dijawab anggukan si kecil.
Kan! Bubu hanya mengembuskan napas kasar. "Nono, Nana, ya Ampun! Pantas saja Injuni sedih."
Si kembar yang awalnya fokus dengan televisi pun berlangsung menatap bubu.
"Injuni kenapa, Bubu? Kok, sedih?"
"Karena kalian tidak ajak main dan berbicara, Nak!"
"Kata ayah ndak boleh deket Injuni!" Jeno berkata dengan wajah menekuk. Dia jadinya bingung.
"Jeno, Jaemin. Dengarkan bubu, ya! Maksudnya ayah itu kalian jangan cium Renjun lagi, Nak. Kalian kan sudah besar, kasih ciumnya sudah tidak boleh. Bukan berarti menjauhi Renjun!"
"Ugh! Nana pusing, deh!"
"Sayang, kalian itu masih boleh kalau berbicara, bermain, belajar, dan berdekatan dengan Renjun. Tapi kalau ciuman tidak boleh, kalau Nono dan Nana mau pegang pipi Injuni harus izin dulu. Duh, Renjun jadi sedih karena mengira kalian tidak mau berteman lagi."
Jeno dan Jaemin menunduk. "Maaf, Bubu."
"Oke, bubu maafkan, tapi setelah ini jangan begitu lagi ke Injun, ya! Sebenar lagi Injun main ke sini. Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan, kan?"
"Mengajak Injuni bermain."
"Berteman dengan Injuni lagi."
Bubu mengangguk. Sepertinya, bubu harus bisa mengajarkan anaknya lebih banyak mengenai pergaulan antara laki-laki dan perempuan juga antara dominan dan submisiv.
( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunti Bogel ||• NoRenMin
Fanfiction"Injun punya dua pacal, hoyee!!" "Kalo sudah besal, Injuni menikah dengan Nana!" "Injuni selamanya punya Nono!" Secuil kisah si kembar, Nana dan Nono, untuk memenangkan hati si mungil Injun. ===Ƹ̵•••Ʒ=== ⚠️ Norenmin area! ⚠️ NCT ship ⚠️ bxb