Caramela • Part 13

140 42 1
                                    

halooo! selamat datang di cerita CARAMELA versi terbaru!

⚠️ WARNING ⚠️
PLAGIAT DILARANG MAMPIR

happy reading!
•••

Caramela tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke Kafe bersama Laura.

Dengan mobil Laura yang melaju santai di bawah langit sore, Caramela menatap ke luar jendela, menikmati udara yang berhembus.

"Gue bakal temenin lo ke dokter kandungan besok," kata Laura tiba-tiba, suaranya ringan tapi tegas.

Caramela menoleh cepat. "Gak usah, Laura. Gue bisa sendiri."

"Tapi gue gak tenang biarin lo pergi sendiri," sahut Laura santai. "Gue yakin, lo sebenarnya butuh seseorang yang temenin lo di saat kayak gini, kan?"

Caramela mendesah. "Lo tenang aja, Lau. Gue gak akan gugurin dia,"

"Tapi gue masih gak percaya sama lo. Udah, besok gue yang bakal temenin lo ke dokter kandungan. Gue punya kenalan dokter kandungan kok, biar rahasia lo tetep aman."

Setibanya di kafe, mereka memilih tempat di pojok dekat jendela, jauh dari kebisingan.

Aroma kopi bercampur dengan wangi kue yang baru matang memenuhi ruangan.

Setelah memesan minuman dan makanan ringan, mereka duduk, menikmati suasana.

"Lo gak sendiri Mel," kata Laura sambil menatap Caramela dengan tatapan serius dan penuh keyakinan. "Gue bakal selalu ada buat lo, di samping lo,"

Caramela menggenggam cangkir kopinya, menghirup aromanya sebelum berbisik, "Gue gak tau mau bilang apa, Lau. Tapi gue bersyukur banget punya sahabat kayak lo,"

Laura tersenyum kecil.

Caramela mengaduk minumannya perlahan, sementara Laura menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan ekspresi santai.

Kafe ini cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung lain yang asyik dengan urusan mereka masing-masing. Suasana yang nyaman membuat Caramela sedikit lebih rileks.

"Jadi, lo udah baca-baca tentang kehamilan?" tanya Laura sambil menyuap sepotong croissant.

Caramela mengangguk pelan. "Iya, gue udah baca beberapa artikel. Tapi jujur, semakin gue cari tau, semakin buat gue ngerasa takut."

"Wajar. Kalau lo butuh bantuan, bilang aja, gak perlu sungkan,"

Caramela mengangguk, lalu berkata, "Gue baru tau, ternyata hamil itu repot. Dan ngelahirin itu katanya sakit banget. Gue takut, Lau, takut mati."

"Jaga omongan lo Mel," tegur Laura.

Hening. Caramela hanya menghembuskan napasnya pelan.

Lalu Laura menggigit bibirnya sebentar sebelum akhirnya mengatakannya, "Malam itu... apa lo inget siapa pelakunya?"

Pertanyaan itu seolah membuat udara di sekitar mereka menegang.

Caramela merasa dadanya tiba-tiba sesak. Tangannya mencengkeram cangkirnya erat-erat, sementara pikirannya kembali ke malam yang selalu berusaha ia lupakan.

Tenang Caramela tenang. Caramela menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Gue... gak tau siapa pelakunya," Suaranya bergetar, nyaris berbisik. "Semuanya... blur diingatan gue,"

Laura mengatupkan bibirnya rapat-rapat, menahan emosi yang bercampur dalam dirinya. Ia ingin marah, ingin berteriak, ingin menemukan bajingan itu dan menghancurkannya. Tapi rasa bersalah lebih besar dari segalanya.

"Seandainya gue gak maksa lo ikut ke pesta itu, lo pasti gak ngalamin kejadian itu," lirih Laura. "Maafin gue Mel,"

•••
don't forget to vote n comment ‼️

Caramela (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang