Satu bulan kini telah berlalu, setelah menjalani hari-hari berat ujian kelulusan kelas dua belas disusul dengan ujian semester genap oleh adik-adik kelas, dan satu minggu dihabiskan untuk siswa kelas dua belas latihan untuk hari kelulusan mereka, akhirnya tibalah hari ini...
"Daddy!! Kakak!!"
Mike dan Bastian yang baru saja turun dari mobil, tersenyum hangat kearah si bungsu yang saat ini menggunakan jas hitam dipadukan dengan kameja putih, dasi berwarna biru gelap dan rompi hitam didalamnya. Bastian mengecup kening sang adik yang tidak dia temui sejak kemarin itu.
"Ayo! Aku akan antar ke tempat duduk kalian!!" Seru Gamaliel sambil mengajak keduanya menuju ke aula sekolah.
Gamaliel berada ditengah dengan Daddy dan kakaknya yang berjalan disisi kiri dan kanannya.
Seumur hidup dia tidak pernah menyangka bahwa di akhir masa sekolahnya, Daddy dan kakaknya akan sudi untuk datang dan menghadiri acara kelulusannya, dia pikir mereka akan membencinya untuk selamanya.
Saat memasuki aula, semua atensi mengarah kearah mereka. Mike seorang pengusaha besar yang namanya sudah terkenal dimana-mana, tentu saja menjadi incaran banyak orang tua siswa yang juga memiliki usaha dibidang yang sama.
Hari ini adalah acara pengamatan kelas dua belas, sekaligus dengan penerimaan raport untuk kelas sepuluh dan kelas dua belas.
Dapat dilihat disana para siswi-siswi dibawah tingkat mengenakan dress dan pakaian rapi, sedangkan para siswa-siswanya menggunakan kameja dengan rapi.
Sedangkan mereka kelas dua belas, mereka siswa laki-laki memakai jas hitam sedangkan para siswi perempuan mengenakan gaun putih yang sudah di desain khusus, tidak lupa dengan make up yang dipoles diwajah mereka.
Gamaliel?
Jangan ditanya lagi, walau pada awalnya pemuda itu hanya berpenampilan dengan wajah naturalnya saja, namun pada ujung-ujungnya Rivai menariknya ke sebuah ruangan kemudian memoleskan bedak diwajah tampan nya dan mengoleskan lip tint pada bibir tipisnya.
"Hallo tuan Mike!"
Mike sedikit terkejut saat tempat duduknya dan putra sulungnya ternyata bersebelahan dengan tempat duduk Zack dan Gina, orang tua Rivai.
"Kak, dad... Aku permisi ya! Sebentar lagi resepsinya dimulai!" Ujar Gamaliel dan diangguki oleh keduanya, "Om, Tante, aku permisi dulu ya!" Pamit Gamaliel kepada kedua orang tua sahabatnya.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
"Diantara ke 96 siswa-siswi kelas dua belas angkatan ke 25 SMA NEGERI 3 *****, Yang meraih nilai tertinggi dan menjadi juara umum dengan meraih nilai rata-rata sebanyak 99,92 dengan siswa bernama..."
Semua siswa-siswi kelas dua belas yang duduk didepan masing-masing melipat tangan didepan dada, berharap nama mereka lah yang disebutkan.
Namun tidak dengan Gamaliel, dia tidak yakin akan meraih nilai tertinggi, secara kan ada banyak yang lebih baik daripada dirinya.
"Dengan siswa bernama Ananda Gamaliel Ayhner Demitrius!! Diucapkan selamat untuk Gama, dipersilahkan naik keatas panggung bersama dengan orang tua!"
Gamaliel menatap tidak percaya kepala sekolah yang menyebutkan namanya, namun dia tidak bohong bahwa dia sangat bahagia.
Senyuman bahagia terbit dibibirnya, dia menatap sang Daddy yang sudah berjalan ke depan, membuatnya segera berdiri dan naik keatas panggung bersama daddy nya.
"Baiklah, kemudian yang meraih juara dua umum dengan nilai rata-rata sebanyak 98,67 dengan siswa bernama Ananda Thiani Syahira Rifani!! Diucapkan selamat kepada Thia, dipersilahkan naik keatas panggung bersama dengan orang tua!" Ujar sang kepala sekolah setelah Gamaliel dan Daddy nya sudah berdiri di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer
Teen FictionCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari seorang...