chapter 1

88 37 8
                                    

"Aku pulang!".

Pemuda cantik bersurai blonde yang saat itu tengah asyik bergelut dengan masakannya pun dengan bergegas ia mematikan kompor dan menghampiri sang kekasih yang baru saja pulang bekerja.

"Biar kubantu, Jay..". Ucap si cantik sembari melepas jas kerja yang dikenakan oleh kekasihnya itu.

"Hari ini kau masak apa, Sayang?".

"Aku membuat sup ayam. Tapi itu masih belum matang, kau bisa bersabar sebentar 'kan?". Sahut pemuda cantik itu sembari melonggarkan dasi yang mencekik leher Jay.

"Aku lapar sekali".

Yang Jungwon--- pemuda cantik itupun tersentak saat Jay yang tiba-tiba saja merengkuh pinggang rampingnya hingga mengikis jarak diantara mereka.

"Kalau begitu lepaskan dulu pelukanmu ini. Aku akan melanjutkan masakanku". Ujar Jungwon sembari berusaha menahan dada bidang milik kekasihnya.

Bukannya menurut, Jay malah semakin merapatkan tubuhnya pada si cantik. "Persetan dengan masakanmu! Yang kuinginkan saat ini hanyalah dirimu".

Tanpa menunggu jawaban dari si cantik, Jay segera meraup bilah bibir itu dengan amat sangat tamak. Seolah tak adalagi hari esok. Ia menuntun sang kekasih menuju sofa tanpa melepaskan tautan.

'haah...'

Nafas si cantik tampak terengah. Menghirup oksigen dengan rakus demi memenuhi paru-parunya.

"Jay... Bisakah untuk kali ini saja aku melihat wajahmu?". Pinta Jungwon tepat ketika sang kekasih meraih sebuah dasi miliknya.

"Tidak. Aku lebih suka kau menutup matamu seperti ini, Jungwon. Kau terlihat lebih menggairahkan". Sahutnya sembari memasang dasi itu untuk menutupi kedua mata si cantik.

Sejujurnya Jungwon merasa sedikit kecewa. Karena setiap kali mereka melakukan 'kegiatan intim' seperti ini, Jay selalu ingin menutup matanya. Padahal Jungwon sangat ingin melihat raut wajah sang kekasih jika sedang bercinta dengannya. Entah sebuah fetish atau apa, Jungwon sendiri juga tak mengerti.

Pernah sekali ia bertanya, namun pemuda Park itu sama sekali tak menghiraukannya.

"Jay.. nghh".

Mendengar bagaimana lenguhan nikmat yang keluar dari mulut si cantik sontak membuat Jay semakin bersemangat.

'Mmmh'

Bilah bibir sewarna cherry itu ia raup kembali. Jemarinya pun tentu tak tinggal diam. Bergerilya melepas satu persatu kancing kemeja yang dikenakan si cantik hingga menampakkan kulit seputih susu tanpa cela dengan dua puting merah muda yang mencuat.

Jay menatap si cantik yang nampak terengah dengan dadanya yang naik turun begitu ciuman intens-nya itu terlepas.  Jay menjilat bibir bawahnya sensual. Pemandangan yang tersaji dihadapannya kini sungguh menggoda.

"Ah! hngh!".

Jungwon menggigit bibir bawahnya kuat kala merasakan cumbuan sang kekasih yang semakin turun dan seketika iapun mendongakkan kepalanya saat bibir Jay perlahan menyapu putingnya. Sensasinya geli namun juga terasa nikmat.

Tangan kekar miliknya pun turut andil memainkan puting satunya lagi hingga membuat sesuatu dibawah sana mengembung seolah meminta di keluarkan.

Jay lantas menghentikan kegiatannya sejenak. Ia memangku si cantik hingga terduduk diatas pangkuannya. Seketika rona merah muncul di wajahnya.

Bagaimana tidak? Jungwon juga dapat merasakan benda keras yang terasa menusuk-nusuk bokong sintalnya.

"Jungwon... aku ingin lebih dari ini". Bisiknya tepat di samping telinga si cantik dan dengan sengaja iapun menghembuskan nafas hangatnya tepat di area sensitif itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

exile | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang