Hanum memasuki lobby kantor dengan wajah muram menuju lift ke lantainya.
"Hanum!" Suara Nina menggema di sekitar lobby yang masih terbilang sepi sambil berjalan menghampiri Hanum.
"Hai kak."
"Kok lo sendiran, mana pak bos?"
"... ada..." Hanum tak menyiapkan alasan.
"Lemes banget manten baru. Kenape? Jangan-jangan... awwww."
"Aku lagi haid kaa..."
"Oooooh panteeeess lemes... jadi nggak bisa dong yaaa..."
Hanum menggelengkan kepala, ia pikir dengan menjawab ia haid selesai sudah, ternyata tetap saja.
"Sedih banget Pak Ale nunggu jatah selama berapa hari tuh? Seminggu?"
Hanum hanya sanggup mendengus mendengarkan komentar seniornya.
"Bubur ayam enak kali ya kak." Kata Hanum yang tengah bersandar di lift.
"Lo belom sarapan?"
"Belom, laper banget pengen makan orang." Kata Hanum dengan nada meninggi.
"Haha jadi lo mau makan orang apa bubur ayam?"
"Bubur ayam."
"Yah gue bawa bekel Num."
Ting.
Keduanya masuk ke ruangan yang masih tampak sepi, hanya ada sekitar 7 orang terhitung dengan Hanum dan Nina.
Hanum meletakkan tasnya, lalu langsung keluar ruangan meninggalkan handphone diatas meja. Sementara Nina sedang berada di pantry dari saat masuk ke ruangan.
20 menit kemudian.
Ting. Pintu lift terbuka, Andre bergegas masuk ke ruangan departemen Hanum, berharap ia menemukan istrinya duduk di mejanya. Entah apa selanjutnya yang pasti ia harus menemukan Hanum terlebih dahulu.
Andre menghampiri meja Hanum yang ternyata kosong.
"Nin, Hanum kemana?"
Nina bangkit dari duduknya,"Tadi sih sempat bilang mau beli bubur ayam pak, itu handphonenya ditinggal ya?"
"Oke... makasih ya."
Setelah mendapatkan informasi dari Nina, Andre keluar dan kembali ke lift untuk mencari Hanum. Sebenarnya ia tidak tahu dimana tempat bubur ayam yang dimaksud Nina, tapi pasti ada di deretan penjual makanan yang ada dipinggir jalan seberang kantornya.
Namun ternyata tak lama Hanum sampai di lantai ruangannya, menggunakan lift berbeda.
"Num, tadi dicariin pak suami."
"Ooh..." Hanum mengangguk.
Nina yang agak bingung karena jawaban singkat, padat, ooh dari Hanum akhirnya tidak bertanya kembali.
Hanum mulai menyantap bubur ayam didepannya sambil menatap komputer untuk memeriksa email yang masuk.
Sementara Andre yang mencari ke tempat penjual makanan tidak menemukan Hanum disana, akhirnya ia kembali masuk ke kantor sambil menelepon Hanum yang masih tak mau mengangkat.
Saat di lift Andre menerima telepon dari rekan bisnisnya, tadinya ia ingin kembali ke ruangan Hanum, namun diurungkannya.
***
Selama jam kerja Andre berusaha menghubungi Hanum lewat handphone dan telepon intercom kantor, namun Hanum masih belum merespon. Ia ingin saja menghampiri ruangan Hanum, tapi ia khawatir justru Hanum akan lebih kesal padanya kalau orang lain jadi mengetahui ada masalah dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHED (On Going)
RomanceCerita hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, kejadian dan tempat maka itu adalah unsur ketidaksengajaan Hanum harus merasakan pahit ditinggalkan oleh suaminya dalam kecelakaan saat pergi bekerja. Bersama dengan anaknya Azka yang baru berum...