Ketika Lavinia memasuki ruangan di mana Christopher dirawat, ia merasa napasnya tercekat. Pria itu terbaring diam di atas ranjang sederhana, wajahnya pucat, dengan beberapa perban membalut tubuhnya.
Lavinia melangkah mendekat perlahan, matanya memanas. Ia ingin menyentuhnya, tetapi tangannya gemetar hebat, tidak berani. Ia hanya berdiri di tepi ranjang, menatap Christopher dengan penuh penyesalan.
"Miriam," bisiknya tanpa menoleh. "Semua ini... salahku. Seharusnya aku tidak pernah melibatkan Christopher dalam kekacauan ini."
Miriam, yang berdiri di belakangnya, mencoba menenangkan. "Jangan salahkan diri Anda, Duchess. Tuan Christopher tahu risikonya, tetapi dia tetap memilih membantu Anda. Dia melakukannya karena dia peduli."
Lavinia terisak. "Aku bukan wanita yang baik, Miriam. Aku tidak bisa menjaga diriku sebagai seorang Duchess, tidak bisa menjaga bayiku... dan sekarang, aku menghancurkan hidupnya."
Miriam ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang terasa cukup untuk menenangkan Lavinia. Ia tahu beban di hati Lavinia terlalu berat untuk dihapus dengan kata-kata.
Lavinia menatap Christopher lama, air mata mengalir tanpa henti. "Christopher, aku minta maaf..." bisiknya. "Aku mencintaimu, tapi aku tidak pantas untukmu."
Alistair yang berdiri di ambang pintu, mengawasi semuanya tanpa kata. Meskipun hatinya keras dan egonya tinggi, melihat Lavinia yang begitu hancur menimbulkan sesuatu yang samar di dadanya.
"Kau selesai?" suara dinginnya memecah kesunyian.
Lavinia menoleh dengan tatapan tajam. "Biarkan aku bersamanya sebentar lagi."
Alistair mengangkat bahu. "Sebentar. Setelah itu, aku akan memastikan kau kembali ke ranjangmu. Bayi yang tersisa harus kau jaga. Jika tidak, usahamu di sini akan sia-sia."
Lavinia hanya diam, lalu kembali menatap Christopher. Dalam hatinya, ia bersumpah untuk memperbaiki semuanya. Bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya, ia akan memastikan Christopher selamat dari neraka ini.
...
Beberapa minggu telah berlalu sejak insiden di ruang bawah tanah Ravenswood Manor. Alistair, meskipun dingin dan keras, tidak bisa menahan rasa gelisahnya.
Ada pengkhianatan di dalam rumah tangganya, sesuatu yang mencoreng nama keluarganya, dan ia bertekad untuk menemukan dalangnya.
Di sebuah ruangan kecil yang remang-remang di salah satu bagian manor, Hugo, penjaga bawah tanah yang seharusnya dipercaya, kini terikat di kursi. Di sekelilingnya berdiri Alistair bersama beberapa bawahannya, wajah mereka penuh intimidasi.
Alistair menggerakkan tongkatnya dengan tajam, menekan ke lantai. "Hugo, kau tahu betapa berharganya kepercayaan di dalam rumah ini. Kau sudah mengecewakan aku. Sekarang, aku ingin jawaban yang jelas. Siapa yang memberimu perintah untuk meracuni Christopher?"
Hugo menunduk, menghindari tatapan dingin Alistair. "Duke, saya... saya hanya menjalankan perintah."
Alistair mengepalkan tangannya. "Perintah dari siapa?"
Hugo terdiam, tatapannya teralihkan ke bawah, seolah mencari jalan keluar. "D-duke, saya tidak bisa mengatakan..."
Lavinia, yang sebelumnya hanya mengintip dari celah pintu, akhirnya memasuki ruangan dengan langkah tegas, wajahnya penuh amarah dan keteguhan.
Meskipun tubuhnya masih tampak lemah, kemarahan dan rasa bersalahnya memberinya kekuatan.
"Lavinia!" Alistair berkata dengan nada rendah, menatap tajam. "Kembali ke kamarmu, ini bukan urusanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess's Deception (END)
RomanceSaat Lavinia terbangun, perasaan aneh menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa berbeda, dan lingkungan di sekitarnya terasa asing. Dia membuka matanya dan melihat ruangan dengan perabotan mewah, penuh dengan dekorasi antik. Kepala Lavinia terasa berat...