bagian 11~ luna

13 6 0
                                    

"Bima mana Bun?" Tanya Luna sesampainya di pintu dapur. Melihat ibunya yang sedang mencuci piring.

"Loh bukannya bareng kamu ya?" Alana malah balik bertanya.

"Enggak tuh Bun, malahan dia pulang duluan, Luna kira dia udah sampai rumah." Luna berjalan menghampiri Alana. Mengambil piring dan gelas yang sudah di cuci sang bunda lalu menaruhnya di rak.

"Coba kamu telpon Bima, udah jam segini kok belum pulang?" Pinta Alana dengan nada cemas, semua makanan sudah siap dihidangkan di atas meja.

"Iya Bun," jawab Luna mulai menekan tombol panggilan di kontak Bima, selang beberapa detik panggilan tersambung

"Hallo Bim, Lo dimana?"

"Gue masih di jalan habis nganterin Niskala, bentar lagi sampai."

"Oke!"

"Gimana sayang?"

"Bima masih di jalan Bun, katanya sih habis nganterin Kala." Luna menarik kursi di meja makan dan mendudukinya diikuti oleh Alana yang menatap Luna dengan raut bingung.

"Kala? Niskala maksud kamu?"

Luna mengangguk. " iya Bun"

Mendengar itu Alana langsung menggelengkan kepala heran."Anak sekarang ya kecil kecil sudah pacaran"

"Bunda kayak nggak pernah muda aja." Luna terkekeh melihat bundanya itu. "Yaudah Luna kekamar ya Bun, kalau butuh bantuan panggil aja," lanjut Luna yang sudah bergegas kekamar

Alana tersenyum dan mengangguk, menatap tubuh mungil Luna yang sudah menjauh.

Di kamar, belum juga Luna merebahkan badanya ke kasur, ponsel ditanganna bergetar menampilkan nama Niskala di panggilan vidio WhatsApp nya

"Hallo"

"Hai Luna, gue ganggu elo nggak?

"Enggak, santai aja. Kenapa elo tiba tiba vidcall gue?"

Niskala tersenyum dari balik layar. " Lo lagi sama sandi nggak?" Tanya Niskala tanpa basa basi

"Ck, jadi Elo telpon gue mau ngomong sama bima? Atau mau ngomongin tentang bima?" Luna balik bertanya dengan nada penuh penekanan lalu kemudian merebahkan tubuhnya di kasur.

Sedangkan yang di balik telpon hanya tertawa mendengar pertanyaan Luna yang bisa menebak tujuan ia menelpon teman nya itu.

Karena tak Niskala tak kunjung membuka suara akhirnya Lina yang bertanya."Gue denger denger Lo lagi Deket sama bima? Elo nggak takut?"

"Takut gimana?" Balas Niskala yang sedang sibuk meratakan masker ke wajahnya, wajah Niskala kini berubah menjadi pink.

"Elo nggak tau atau emang pura pura nggak tau sih kal, Lo nggak lihat gimana Alexa mati Matian mencari perhatian sama bima?" Andai saja mereka tidak di pisahkan oleh handphone, sudah pasti Luna menoyor kepala temannya itu supaya bisa sadar.

"Yes, i know. Tapi menurut gue perasaan itu nggak bisa di paksain kan? Lagian mereka juga nggak pacaran, terus apa salahnya kalau gue dekat sama sandi?"

"Alexa lebih duluan kenal sama bima daripada elo yang baru beberapa hari."

Niskala mendelik mencerna ucapan Luna." Elo kok ngomong gitu, jangan bilang elo menganggap gue mengambil sandi dari Alexa?"

"Bukan gue yang ngomong ya" sahut Luna.

Niskala berdecak hingga membuat masker di wajahnya yang belum kering sepenuhnya sudah retak duluan. " Terus gimana dong gue udah terlanjur suka sama sandi?"

Sandikala (Senja Yang Hirap Dari Cakrawala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang